Ternyata mencintai seseorang tak selalu berakhir dengan indah , bertubi tubi cobaan harus ia lalui . Setelah tiga tahun berpacaran dia harus melihat kekasihnya bercinta dengan adik tirinya . Bersamaan dengan itu sang ayah harus mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya harus di operasi dan ibu tirinya sama sekali tidak mau membiayai dengan alasan tidak punya uang . Dan naasnya mau tidak mau ia menerima tawaran adik tirinya untuk menggantikan dirinya yang malam itu harus melayani nafsu seorang pria ! Pria yang akan mengubah hidupnya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Jenni melihat ke arah jam tangannya , waktu sudah menunjukkan jam delapan malam . Dan dia yakin Jake masih bersenang senang dengan para sahabatnya , mungkin saja tempat yang mereka maksud untuk janjian tadi adalah bar bar kecil yang memang banyak terdapat di seluruh penjuru kota .
Suhu dingin di malam hari membuat beberapa orang lebih suka menghangatkan dirinya dengan minum beberapa gelas wiski .Walau bukan kota yang besar tapi malam hari di Brigdeville adalah kota yang lumayan ramai .
Karena bosan terus terusan berdiam di rumah sewanya gadis itu memutuskan untuk keluar , makan croissant dan segelas coklat panas mungkin akan bisa sedikit menghangatkan tubuhnya . Dan bukankah hari ini adalah perayaan hubungannya dengan Jake ?! Tidak terlalu buruk rasanya jika ia merayakannya sendiri . Sebelum ke toko roti mungkin ia bisa mampir ke apartemen milik Jake untuk mengambil kotak makannya .
Jenni tahu kode pintu apartemen kekasihnya , Jake sengaja memberitahu kodenya agar Jenni leluasa masuk . Gadis itu sering kesana untuk membereskan ' kekacauan ' di tempat itu . Biasanya Jenni akan menyapu ataupun mencuci gelas dan piring bahkan memungut baju kotor untuk di cuci mesin cuci . Walau sebenarnya lelah tapi Jenni senang setidaknya bisa membuat nyaman hidup kekasihnya .
" Jenni sudah malam , kau mau kemana Nak ?? " suara seorang wanita membuat langkahnya terhenti . Pemilik rumah sewa yang ia tempati bernama Nyonya Thompson tampak ada di depan pintu rumahnya , rumah mereka memang bersebelahan . Wanita parubaya dengan tubuh gendut itu sudah menganggapnya sebagai putri sendiri . Ketiga anaknya sudah menikah dan memilih tinggal bersama suami mereka di luar kota .
" Hanya ingin makan sepotong croissant dan minum segelas coklat panas di ujung jalan Nyonya ! " jawab Jenni ramah .
" Ya sudah tapi jangan terlalu malam pulangnya , dingin sekali malam ini ... kau harus bisa menjaga kesehatanmu karena tempat ini jauh dari pusat kesehatan ! " Bukan tanpa sebab Nyonya Thompson berbicara seperti itu , disekitar tempatnya memang ada pusat kesehatan tapi tidak mempunyai fasilitas selengkap rumah sakit yang ada di pusat kota . Pusat kesehatan di tempat ini hanya bisa menangani penyakit ringan dan memberi pertolongan pertama jika ada keadaan darurat . Setelahnya pasti akan di rujuk untuk di bawa ke pusat kota .
" Baik Nyonya Thompson , terimakasih, "
Setelah mengunci pintu rumahnya Jenni segera berjalan ke blok apartemen yang ditinggali kekasihnya . Tempat yang lumayan jauh sebenarnya , tapi untuk memangkas ongkos Jenni biasanya hanya berjalan untuk pergi kesana . Jake putra pengusaha jadi tak heran jika pria itu mampu menyewa sebuah apartemen yang pasti jauh lebih mahal sewanya dari rumah yang ditempatinya kini .
Jenni harus sedikit berlari agar cepat sampai ke apartemen itu . Malam ini dia hanya akan mengambil kotak makannya saja karena tidak punya waktu banyak untuk bersih bersih seperti biasanya . Lagipula pria itu dari sore pasti sudah pergi itu artinya dapur tidak akan berantakan dan keadaan pasti masih bersih .
CEKLEEKK ...
Pintu terbuka setelah ia menekan kode pintunya , tapi langkahnya terhenti sejenak karena indera penciumannya samar menemukan bau parfum khas wanita yang berpadu dengan bau khas parfum dari Jake . Tapi ia menggeleng gelengkan kepala untuk menepis prasangka buruknya . Mungkin saja ini adalah bau parfum dari salah satu teman Jake yang datang untuk hang out bersama seperti yang di dengarnya tadi sore .
Jenni mengambil kotak bekal warna biru yang tergeletak di ruang tamu , seperti biasa sebelum membawa pulang dia akan mencucinya terlebih dahulu . Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara suara aneh yang berasal dari arah kamar Jake .
Jenni mengambil sebuah tongkat softball untuk berjaga jaga , siapa tahu ada pencuri yang diam diam masuk ke apartemen kekasihnya . Walau sedikit takut ia mulai melangkah mendekat ke arah pintu yang tidak tertutup sempurna itu .
Tapi apa yang dilihatnya sungguh tidak ia duga , sang kekasih sedang berpacu kenikmatan dengan seorang gadis cantik yang sangat di kenalnya . Salah satu orang yang berusaha ia jauhi karena ingin hidup dengan tenang .
Dua tubuh polos itu sepertinya sangat menikmati permainan yang terlihat menjijikkan untuk dilihatnya itu . Jenni mengepalkan tangannya , ia tak sanggup lagi melihat semua yang ada didepannya .
Dengan diam ia perlahan pergi dari apartemen pria yang sudah dengan kejamnya mengkhianatinya , air mata sudah berhamburan di kedua pipinya . Sekuat tenaga ia menahan isakan tangisnya . Walau sangat marah tapi ia tidak punya keberanian untuk memperlihatkannya pada dua pengkhianat itu .
Dan ketika Jenni pergi , Jake masih mengerang nikmat di bawah kendali gadis cantik yang bergerak diatasnya . Mereka benar benar menikmati penyatuan itu seolah semua itu adalah wujud rasa rindu yang sudah tersimpan lama .
" Kau selalu nikmat darling , move faster arrrgghhhhh ..... l love you !! "
" l love you too honey .... "