Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Pagi harinya jam setengah enam pagi, Laila mengantar Abahnya hingga ujung gang sampai beliau menaiki Travelnya untuk pergi berdakwah di luar kota sesuai undangan.
Sebelum menaiki mobil, Abah Faris berbalik menatap sang putri untuk kembali menasehatinya agar Laila tidak sampai salah pergaulan.
"Laila.. Ingat pesan Abah. Jaga diri, jaga kehormatanmu sebagai perempuan. Pulang lah kerumah sebelum jam sepuluh malam, mengerti nak ?" ujar Abah Faris mengusap kepala Laila yang tertutup hijab.
"Iyaa Abah, Abah tenang ajah.. Laila insyaallah akan menjaga diri. Kabari aku jika Abah sudah sampai yaa.."
Abah Faris mengangguk dan mengecup kening Laila kemudian memeluknya. Abah Faris sebenarnya sudah menolak undangan tersebut, tapi karena tidak ada orang lain yang menggantikan dirinya, akhirnya terpaksa beliau berangkat keluar kota di dampingi Firhan.
"Abah berangkat ya La.. Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam, ingat jangan telat makan Bah.."
setelah Abah Faris menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Laila menyalami tangan sang Abah dan melambaikan tangannya. Hingga Travel yang dinaiki Abahnya menjauh, barulah Laila kembali berjalan kerumahnya.
*
Laila yang sudah bersiap untuk berangkat ke kampus, menunggu Raja di ujung gang seperti biasanya. Dia sudah mengatakan pada Raja, bahwa Abahnya menaruh curiga pada keduanya yang sedang menjalin hubungan.
"Hay La, dari tadi ya ?" tanya Raja saat baru saja sampai menjemput Laila.
"Nggak kok, yuk berangkat.."
Laila menyahut ucapan Raja dan menaiki motornya, Raja lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Keduanya terus mengobrol dan bercanda sepanjang jalan hingga tak terasa sudah sampai di kampus.
Keduanya disambut meriah oleh sahabat mereka. Sedangkan Raka, yang merasa benci dengan Raja sedang merencanakan sesuatu untuknya. Raka kesal dengan Raja karena dia selalu kalah tanding jika balapan dengannya.
"Ka, gue tau gimana caranya celakai Raja.."
Raka yang sedang menatap tajam pada Raja mendengar usulan dari temannya yang bernama Andra. Raka hanya melirik Andra sekilas lalu kembali menatap Raja tak mau mendengar usulan dari Andra. Raka tidak mau mengambil masalah dengannya.
"Kalau mau rencanain sesuatu, biar gue sendiri.. Kalau saran dari lu, yang ada gue yang kena masalah sendiri.." balas Raka dengan wajah yang masih kesal.
Sedangkan Raja dan Laila berjalan bergandengan diikuti oleh semua temannya menuju kelas masing-masing.
"Ja, Nanti malem kita jalan yuk ?" ajak Laila sudah mulai berani mengajak Raja pergi.
"Emang nggak pa pa ? Aku takutnya kamu dimarahin sama Abah kamu. Apalagi Abahmu sedang menaruh curiga dengan hubungan kita.." sahut Raja menoleh menatap Laila yang berjalan disampingnya.
"Abah lagi dakwah diluar kota, besok malam baru pulang. Jadi aku dirumah sendirian.."
Mendengar ucapan Laila, Raja tersenyum lebar. Ada kebebasan untuknya mengajak Laila pergi. Dia akhirnya memilih untuk mengajak Laila nonton Film di Bioskop.
"Gimana kalau nanti malem kita nonton ?" tanya Raja memberi usulan.
"Waahh seru tuh, mau mau.. Aku ajak Bunga yaa.. Boleh kan ?" balas Laila sangat antusias.
"Boleh dong, aku juga bareng sama tiga bocah.."
Mendengar Raja mengucapkan tiga bocah membuat kening Laila berkerut. Memangnya Raja mau bawa anak siapa ? Pikirnya.
"Tiga bocah ? Siapa ?" tanya Laila tak mengerti maksud Raja.
"Tuh di belakang kita.. Mereka kan selalu ngekorin aku kemanapun aku pergi. Udah kayak bapak punya tiga anak.."
Laila tertawa mendengar Raja mengatakan sahabatnya itu sebagai bocah dan Raja bapaknya. Tidak bisa dibayangkan jika Raja mempunyai tiga anak seperti mereka. Bisa kacau setiap hari.
*
Malam harinya, Laila bersiap dengan dandanan yang cantik dan elegan. Bunga juga sudah menunggu Laila di ruang tamu rumahnya. Raja juga dari tadi terus menelfon Laila karena Raja sudah menunggu nya di ujung gang.
"Laa.. Buruaann.. Lagi ngapain sih kamu ? Lama banget dari tadi.."
Bunga kesal, karena sudah setengah jam menunggu Laila tak juga selesai dari dandanan nya. Laila yang merasa penampilannya sudah sempurna, lalu keluar menemui Bunga.
"Nga, kita foto dulu ya berdua.. Buat bukti ijin sama Abah kalau kita keluar bareng.."
Laila dan Bunga berfoto untuk memberikan bukti pada Abahnya bahwa dia pergi bersama Bunga dan teman lainnya. Selesai selfi, Laila dan Bunga keluar, Laila tak lupa mengunci pintu rumahnya kemudian berjalan cepat menuju tempat Raja menunggu nya di ujung gang.
"Hay Raja.. Lama yaa ? Maaf yaa.."
Raja melihat Laila yang berpenampilan berbeda merasa terpesona dengan kecantikannya. Raja tak menjawab ucapan Laila dan terus memandangi nya sampai membuat Laila merasa bingung.
"Raja.. Hey Raja.."
"Ah Iyaa.."
"Ayoo.. Jadi nonton nggak ?"
Raja tersenyum malu, dia ketahuan menatap Laila yang sedang terpesona padanya. Raja lalu menarik standarnya dan menekan tombol untuk menyalakan motornya.
Seperti biasa Bunga di bonceng oleh Erik, sedangkan Haikal membawa kekasihnya juga bersama. Namun Ivan hanya sendirian karena tidak mempunyai kekasih sama seperti Erik.
Mereka melajukan motornya secara beruntun dengan kecepatan sedang sambil menikmati Ramai nya jalan Raya Kota Jakarta.
Mereka melajukan motornya menuju Bioskop langganan Raja, setelah perjalanan setengah jam, akhirnya mereka sampai di Bioskop. Mereka lalu berjalan beramai-ramai dengan saling melempar candaan satu sama lain.
"Kita mau nonton apa La ?" tanya Raja yang sudah di meja loket untuk memilih Film yang ingin Laila tonton.
"Eemm horor ajah gimana ?" balas Laila meminta persetujuan pada kekasihnya itu.
"Oke, boleh.. Kita nonton film horor kalau gitu.."
Raja lalu memilih film terseram di Bioskop tersebut. Dia bicara dengan penjaga loket untuk memesan tiketnya.
"Pesan tujuh tiket, film horor Bangkit Dari Kubur.."
Penjaga loket menyerahkan tujuh tiket dan Raja memberikan uang untuk membayar tiketnya. Kini tiket sudah ada ditangan masing-masing. Sambil menunggu Film nya di mulai, Raja menyuruh Erik dan Ivan untuk membeli beberapa cemilan dan minuman untuk teman nonton.
"Rik, beli Pop Corn dan Coca Cola yaa.. Nih duitnya.."
Erik menerima uang yang Raja berikan, dia juga menghitung sambil menunjuk jarinya pada Laila dan Raja juga yang lainnya.
"Jadi Pop Corn nya tujuh dan minum nya juga tujuh Ja ?"
"Bukan.. Semuanya jadi empat belas.."
Jawaban Raja membuat Erik bingung, Erik paling lemah dalam berhitung. Hingga membuat Raja suka menjahilinya.
"Oooh Pop Corn empat belas dan minum nya empat belas..?"
Raja menepuk dahinya lalu menatap Ivan membutuhkan bantuan untuk menjelaskan pada Erik. Ivan yang paham akhirnya menarik Erik pergi untuk segera membeli cemilan.
"Sini mana duitnya, biar gue ajah yang ngomong sama penjualnya. Lu bantu bawain ajah.."
Ivan dan Erik berjalan menuju tempat cemilan dan minuman disana. Keduanya memesan sesuai perintah dari Raja. Tak lama pesanan sudah siap.
Erik membawa empat Pop Corn, dan Ivan membawa tiga Pop Corn beserta minumannya di kantong kresek menuju tempat Raja menunggu mereka.
...----------------...
Bersambung...