Hanya karena dipuji ketampanannya oleh seorang wanita, Miko justru menjadi target perundungan sang penguasa kampus dan teman-temannya.
Awalnya Miko memilih diam dan mengalah. Namun lama-kelamaan Miko semakin muak dan memilih menyerang balik sang penguasa kampus.
Namun, siapa sangka, akibat dari keberanian melawan penguasa kampus, Miko justru menemukan sebuah fakta tentang dirinya. Setelah fakta itu terungkap, kehidupan Miko pun berubah dan dia harus menghadapi berbagai masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
"Apa? Hamil?" seorang pria yang usianya sudah menginjak angka 40 lebih, nampak syok begitu mendengar ucapan istrinya. Pria itu langsung menatap tajam putri satu-satunya dengan amarah yang tertahan.
"Bagaimana kamu bisa hamil, Micela? Bagaimana bisa!" Pria yang baru saja selesai mandi, tidak bisa menahan rasa kesalnya begitu mendengar laporan dari istrinya.
Micel menunduk takut. Perasaannya pun makin kacau.
"Apa Mommy sudah memastikannya?" tanya pria itu lagi pada istrinya.
"Sudah, Dad," jawab sang istri lemah. "Tadi Mommy langsung ajak Micela, pergi ke dokter kandungan."
"Astaga!" Sang Daddy terduduk lemas. "Kenapa kamu seceroboh itu, Micela? Kenapa kamu bisa kebablasan seperti itu!"
"Ampun, Dad," Micela semakin ketakutan.
"Hancur sudah harapan Daddy, Micela. Gara-gara kebodohan kamu, harapan Daddy untuk menguasai Lion Heart benar-benar hancur!" Daddy kembali berteriak.
"Hancur gimana maksud Daddy?" tanya Mommy nampak bingung begitu mendengar pernyataan suaminya.
"Daddy tuh berencana, untuk mendekatkan Micela dengan anaknya Wiliam, Mom. Tapi sekarang, lihat, Micela hamil, apa Mommy pikir William bakalan nerima?"
Sang Mommy tercenung beberapa saat. Setelah memahami ucapan suaminya dia melempar tatapan pada anaknya.
"Boddoh kamu, Micela, boddoh! Sekarang, kita kehilangan kesempatan, menjadi satu-satunya keluarga terkaya di negeri ini, gara-gara kecerobohan kamu," ucap sang Mommy yang kembali merasa kesal setelah mendengar rencana suaminya.
"Siapa ayah dari bayi itu?" tanya Daddy.
"Sudah pasti, Kelvin lah, Dad, siapa lagi kalau bukan dia," Mommy yang menjawabnya.
"Apa? Kelvin? Astaga..." Daddy semakin syok. "Benar, Micela? Itu anaknya Kelvin?" Sang Daddy butuh kepastian.
Micela mengangguk, membuat sang ayah hanya bisa menatapnya dengan perasaan yang campur aduk, sampai pria itu tidak bisa menutup mulutnya.
"Tapi aku melakukannya, karena perintah Mommy dan Daddy juga," ucap Micela.
"Apa!" Kedua orang tua Micela terkejut mendengar perkataan anaknya.
"Jangan ngomong sembarangan kamu, Micela!" hardik Daddy
"Siapa yang ngomong sembarangan?" bantah Micela. Gadis itu bahkan berani menatap ke dua orang tuanya.
"Bukankah kalian yang memaksa aku untuk mendekati Kelvin dan jangan pernah melepasnya? Sekarang, kalau sudah begini, kenapa kalian malah menyalahkan aku sepenuhnya?" Micela benar-benar tidak terima dipojokkan sedari tadi.
"Astaga, Micela! Kamu berani melawan orang tua kamu?"
"Bukan melewan, Mom. Aku hanya mengingatkan," bantah Micela. "Bukankah Mommy yang paling semangat, menyuruh aku agar mendekati Kelvin. Bahkan Mommy juga sering membanggakan hubunngan kami di depan teman-teman sosialita Mommy, serta Mommy sering menganggap kalau Tante Renata adalah besan Mommy. Apa Mommy lupa?"
Sang Momny langsung terbungkam. Wanita itu hanya menatap penuh amarah kepada anaknya tanpa bisa menyangkal semua yang dikatakan Micela.
"Terus, kamu akan meminta pertanggung jawaban pada Kelvin? Begitu?" terka Daddy.
"Ya gimana lagi, orang aku mengandung anaknya," jawab Micela.
"Nggak, nggak, nggak! Nggak bisa!" tolak Sang Daddy membuat sang anak tercengang.
"Kenapa nggak bisa, Dad?" Micela menuntut penjelasan.
"Karena Kelvin terbukti bukan keturunan keluarga Dixion," jawab sang Daddy dengan suara agak meninggi. "Sekarang Kelvin miskin dan Daddy nggak mau punya menantu miskin yang nantinya menjadi beban buat kita."
"Benar, Mommy juga tidak setuju," sahut sang Mommy. "Yang ada nanti harta kita akan habis oleh Renata, kalau kita menikahkan Kelvin dengan kamu. Renata itu suka banget belanja barang mewah yang hanya sekali pakai. Mommy nggak sudi memiliki besan seperti itu."
"Terus, nasib anak ini bagaimana?" tanya Micela yang semakin heran dengan sikap orang tuanya. "Apa aku harus menggugurkannya?"
"Apa kamu gila!" bentak Daddy.
"Terus aku harus bagaimana, Daddy!" Micela pun bersuara lantang. "Kalian tidak mau Kelvin untuk bertanggung jawab, berarti kalian lebih menginginkan aku menanggung malu sendirian, begitu?"
Seketika sang Daddy terbungkam. Dia dan istrinya seketika dirundung dilema.
"Apa kalian pikir aku mau menikah dengan laki-laki yang sekarang sudah miskin? Tidak! Aku pun sama seperti kalian, aku tidak sudi. Tapi bagaimana dengan anak yang aku kandung? Dia butuh ayahnya, Dad."
"Bagaimana kalau kita minta laki-laki lain yang bertanggung jawab?" ucap Mommy tiba-tiba setelah tadi wanita itu terdiam untuk beberapa saat.
"Jangan gila, Nom. Mana ada laki-laki yang mau menikahi wanita hamil," balas Sang Daddy frustasi.
"Pasti ada, Dad, tapi kita melakukannya dengan cara menjebaknya."
"Apa?" Sang Daddy terperanjat. "Menjebaknya?"
Sang Mommy mengangguk. "Bukankah tadi dalam konferensi pers, William mengatakan, Renata juga dulu melakukan penjebakan kepada William? Kenapa kita tidak melakukanya juga?"
Daddy dan Micela tercenung beberapa saat.
"Bagaimana caranya, Mom? Dan siapa laki-lakinya?"
"Miko," jawab Mommy. "Miko, laki-laki yang harus kita jebak, untuk menjadi ayah dari anak Micela."
Suami dan anak dari wanita itu kembali terperangah.
"Mommy tahu, Dad, orang, yang awalnya miskin terus jadi orang kaya pasti akan haus akan sanjungan. Mereka juga mudah diperdaya seperti kebanyakan orang kaya yang Mommy kenal. Mommy yakin, Miko pasti akan mengalami hal seperti itu."
"Benar juga," sahut Daddy. "Micela, Daddy nggak mau tahu. Bagaimanapun caranya, kamu harus bisa menjebak Miko. Kalau perlu, ajak Miko untuk gabung di komunitas anak-anak orang kaya, biar kamu semakin mudah mendekatinya."
"Rencana aku juga seperti itu, Dad," sahut Micela. "Dari pertama dia datang ke kampus, aku juga sebenarnya udah tertarik sama Miko. Makanya, Kelvin tidak terima hingga dia selalu membully anak itu."
"Ya sudah, sekarang, lanjutkan rencanamu. Secepatnya jebak Miko, sebelum perut kamu semakin besar."
"Baik, Dad."
####
Sementara itu di tempat lain, tepatnya di kediaman keluarga Dixion, Miko dan keluarga ayahnya sedang menikmati hidangan bersama, sembari membicarakan tentang kejadian hari ini.
"Kakek Albert dan Nenek Rena tidak jadi keluar negeri?" tanya Miko disela-sela menikmati hidangannya.
"Jadi," jawab Rena. "Kamu mau ikut?"
Miko malah tersenyum dan melempar tatapannya ke arah ibunya.
"Kenapa malah lihat ibumu?" ucap Rena lagi heran.
Miko sontak tersenyum. "Yang pengin banget, pergi ke luar negeri tuh Ibu," jawabnya jujur, membuat Seruni seketika melotot.
"Bilang sama Ibu kamu, sebentar lagi keinginanannya bakalan terwujud," William yang bersuara. "Nanti, setelah Ibumu menikah dengan Ayah, kita akan keliling dunia."
"Wuihh, keren!" seru Miko. "Aku ikut ya?"
"Ya nggak boleh," Hendrick. "Ayah ibumu kan keliling dunia dalam rangka bulan madu. Masa kamu mau gangguin orang tuamu."
Miko seketika cengengesan.
"Kamu kalau mau keliling dunia, bareng anaknya Om Ben aja, sama anaknya Tante Clarisa," ucap Amelia.
"Tante Clarisa?"
Amelia mengangguk. "Adiknya Ayah kamu, besok juga dia mau pulang."
"Oohh..." Miko mengangguk paham.
"Seruni, setelah ini, bisa kita bicara sebentar?"
Seruni sedikit tersentak mendengar permintaan dari pria yang akan menikahinya.
"Nanti setelah makan, kamu temui aku di ruang kerja ya?"
Seruni mengangguk pelan dengan berbagai pertanyaan yang tumbuh di dalam pikirannya.
dikhianati org yg disayang memang amat sangat sulit sembuh, cinta 100% akan berubah menjadi benci 1000%