NovelToon NovelToon
Jejak Langkah Yang Sempat Hilang

Jejak Langkah Yang Sempat Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Widyel Edles

Naidim, Widy dan Grady adalah teman dekat sejak berada di bangku SMP dan SMA. Mereka memiliki banyak kesamaan dan selalu ada satu sama lain. Namun, saat memilih jurusan kuliah, mereka mengambil jalan yang berbeda. Widy memilih jurusan teknik, sedangkan Naidim lebih tertarik pada bidang pendidikan keolahragaan. Perbedaan minat dan lingkungan membuat hubungan mereka renggang. Widy yang selama ini diam-diam menyukai Naidim merasa sangat kehilangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widyel Edles, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dibalik Topi Biru

Setelah kegiatan ekstrakurikuler selesai semua siswa sudah diperbolehkan pulang.Widy memilih untuk bercerita sebentar dengan Bayu. Namun langit semakin mendung, dan angin berhembus kencang membawa serta aroma tanah basah.

Widy melirik jam tangannya. "Duh, sudah mau hujan nih. Kayaknya aku harus buru-buru pulang deh," ujarnya sambil mengemasi raketnya.

"Aku juga keknya sudah dicariin tuh sama penjaga asrama"

Belum sempat menuju parkiran hujan turun dengan deras, bulir-bulir air membasahi seragam mereka seketika. Widy dan Bayu saling pandang, terkejut dengan derasnya hujan.

"Aduh, nggak bawa jas hujan nih," keluh Widy, sambil menepuk-nepuk saku seragamnya.

"gimana dong pulangnya ?" tanya Bayu, ikut panik.

Mereka berdua berlari berteduh di bawah atap teras asrama. Hujan semakin deras, suara gemuruh guntur terdengar jelas. Widy dan Bayu memilih duduk di kursi panjang, memperhatikan rintik hujan yang jatuh.

"Wah, hujannya deras banget ya. Untung kita udah di sini." Sambil mengusap rambutnya yang sedikit basah karena terkena cipratan air hujan.

"Iya, nih. Kayak lagi mandi ujan aja." Widy tertawa kecil

Ternyata Naidim melihat Bayu dan Widy dari jendela kamar asrama. Hatinya terasa sesak. Ia mengingat semua yang terjadi antara dirinya, Widy, dan Aleyra.

Naidim menggigit bibir bawahnya. Ia merasa bersalah telah merusak persahabatannya dengan Widy dan Grady.

Naidim terus menatap keluar jendela, mengamati Bayu dan Widy yang tampak begitu akrab. Di luar sana, Widy dan Bayu masih asyik mengobrol. Mereka tertawa lepas, seakan tidak ada masalah yang pernah terjadi di antara mereka. Melihat kebahagiaan mereka, hati Naidim semakin hancur.

Naidim menghela nafas panjang. Rasa bersalah semakin mencengkeram hatinya. Ia mengingat saat-saat indah bersama Widy dan Grady saat mereka masih bersahabat. Dulu, mereka selalu bersama, tertawa, dan berbagi cerita. Namun, karena sebuah fitnah yang tidak jelas darimana asalnya membuat persahabatan mereka hancur berkeping-keping.

Grady tak sengaja melihat Widy dan Bayu mengobrol di teras asrama. Grady menghampiri Widy dan Bayu dengan senyum lebar.

"Hai, lagi ngobrolin apa nih yang seru banget?" tanyanya sambil mengambil tempat di samping Widy.

Bayu terkejut melihat kedatangan Grady. "Eh, Grady. Lagi ngobrolin soal kenangan kita masing masing waktu kecil di masa masa main hujan" jawab Bayu sambil melirik Widy.

Naidim yang melihat kebersamaan Widy, Bayu, dan Grady dari jendela kamarnya merasa semakin tertekan. Hatinya sakit melihat betapa bahagianya mereka tanpa dirinya.

Langit semakin menghitam, Widy kembali melihat jam tangannya "Aduh udah jam enam, aku harus pulang sekarang nanti kena marah di rumah"

"Gimana dong Wid, masih hujan nih nanti seragam kamu basah, mana gak bawa mantel lagi" ucap Grady

Iya nih, gimana dong?" sahut Widy, wajahnya mulai cemas. "Kalau pulang sekarang, pasti basah kuyup. Tapi kalau nunggu hujan reda, nanti makin malam."

Bayu yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua, akhirnya angkat bicara.

"Tenang aja, Wid. Aku punya ide. Kamu bisa pakai jaket aku, tenang aja bahannya anti air kok tapi dalemnya tetap hangat tapi kita ambil di loker dulu."

"Beneran? Kamu mau ngasih aku jaket?" tanya Widy tak percaya.

"Iya, nggak apa-apa kok." jawab Bayu sambil tersenyum.

Widy merasa sangat beruntung punya teman sebaik Bayu. "Makasih banyak ya, Bay. Kamu baik banget."

"Sama-sama, Wid."

Mereka bertiga pun bergegas menuju loker untuk mengambil jaket bayu. Menuju loker mereka melihat Naidim duduk melamun di kursi panjang dekat loker.Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

"Hai Naidim, lagi ngapain?" sapa Bayu ramah sambil menghampiri Naidim yang terlihat murung.

Naidim terkejut mendengar sapaan Bayu. Ia mengangkat wajahnya dan menatap ketiga temannya dengan tatapan kosong. "Eh, kalian. Lagi ngapain?" tanyanya dengan suara lirih.

"Kita mau ngambil jaket untuk Widy, dia mau pulang tapi gak bawa mantel dari rumah"

Bayu memakaikan jaketnya pada Widy dengan penuh kasih sayang. Dia tahu gadis kecil yang didepannya itu lagi butuh kasih sayang karena dia udah kehilangan Naidim yang dulu sesayang itu sama dirinya.

Naidim yang melihat hal itu merasa hatinya tersayat. Dulu, dialah yang selalu menjadi tempat Widy bersandar, dialah yang selalu membuatnya merasa aman. Namun, sekarang, perannya telah digantikan oleh Bayu.

Rasa bersalah semakin menyelimuti hatinya. Ia menyesal telah menyakiti Widy dan merusak persahabatan mereka. Ia ingin sekali meminta maaf dan memperbaiki semuanya, tapi rasa malu dan takut membuatnya ragu.

Saat Grady dan Bayu mengantarkan Widy ke parkiran untuk mengambil motornya, Naidim berlari terengah-engah, wajahnya memerah karena berlari. Ia membawa sebuah topi berwarna biru muda di tangannya. "Wid, nih pakai topi aku," ujarnya sambil menyerahkan topi itu pada Widy.

Widy terkejut melihat Naidim. Ia menatap topi yang ditawarkan Naidim, lalu menatap wajah Naidim yang terlihat sungguh-sungguh.

"Buat aku?" tanya Widy, tak percaya.

Naidim mengangguk pelan.

"Iya, biar kamu nggak kehujanan. Tadi aku lihat kamu nggak bawa topi."

Widy tersenyum tipis. Ia merasa haru melihat perubahan sikap Naidim.

"Makasih, Naidim," ujarnya sambil mengambil topi itu.

Bayu dan Grady saling berpandangan, terlihat senang melihat persahabatan mereka kembali membaik. "Wah, baik banget sih kamu, Naidim," puji Bayu.

"Iya, terima kasih ya," tambah Grady.

Naidim hanya tersenyum malu-malu. Ia merasa lega karena akhirnya bisa memperbaiki kesalahannya.

Widy meletakkan topi biru muda pemberian Naidim di kepala, senyumnya merekah,dia sangat senang dengan topi. Naidim tau betul warna apa yang disukai oleh sahabatnya itu

"Makasih ya, kalian semua. Kalian teman terbaik yang pernah aku punya." Ucapnya tulus.

Bayu dan Grady juga tersenyum lebar. "Sama-sama, Wid. Kita senang bisa jadi teman kamu." Sahut Grady.

Naidim yang berdiri di samping mereka hanya bisa mengangguk setuju. Ia merasa sangat bersyukur atas kesempatan kedua ini.

"Yaudah, Wid, hati-hati di jalan ya!" ucap Bayu sambil melambaikan tangan.Widy pun menaiki motornya dan melaju meninggalkan parkiran. Bayu, Grady, dan Naidim masih berdiri di tempat yang sama, menatap kepergian Widy.

"Aku senang semuanya sudah kembali seperti dulu," ucap Naidim dengan nada lega.

Grady mengangguk. "Aku juga. Kita harus lebih sering kumpul-kumpul kayak gini."

1
Nona Laura
bagus, kira kira terinsipirasi dari mana ya🫢???
Ira Sitinjak
Semangat thor
Pak Herda Sitinjak
👍
Ira Sitinjak
Keren thor
Diana (ig Diana_didi1324)
hallo thor salam kenal ya
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊
valeria la gachatuber
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
Bé tít
Nggak bosan-bosan deh baca karyamu thor, semoga semakin sukses! ❤️
bintang: terimakasih ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!