NovelToon NovelToon
Silhoute Of Love

Silhoute Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Kutukan
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: d06

**Prolog**

Di bawah langit yang kelabu, sebuah kerajaan berdiri megah dengan istana yang menjulang di tengahnya. Kilian, pangeran kedua yang lahir dengan kutukan di wajahnya, adalah sosok yang menjadi bisik-bisik di balik tirai-tirai istana. Wajahnya yang tertutup oleh topeng tidak hanya menyembunyikan luka fisik, tetapi juga perasaan yang terkunci di dalam hatinya—sebuah hati yang rapuh, terbungkus oleh dinginnya dinding kebencian dan kesepian.

Di sisi lain, ada Rosalin, seorang wanita yang tidak berasal dari dunia ini. Takdir membawanya ke kehidupan istana, menggantikan sosok Rosalin yang asli. Ia menikah dengan Kilian, seorang pria yang wajahnya mengingatkannya pada masa lalunya yang penuh luka dan pengkhianatan. Namun, di balik ketakutannya, Rosalin menemukan dirinya perlahan-lahan tertarik pada pangeran yang memikul beban dunia di pundaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon d06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Rombongan berhenti di tengah perjalanan setelah Kilian menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang serius. Meskipun ia bersikeras melanjutkan, tubuhnya mulai menyerah. Rosalin yang memperhatikan perubahan itu segera mengambil alih.

“Kita tidak bisa melanjutkan seperti ini. Kau perlu istirahat,” ucap Rosalin tegas, menatap Kilian yang duduk lemah di atas kudanya.

“Aku baik-baik saja,” bantah Kilian, tetapi suara lemah dan wajahnya yang pucat membuat ucapannya tidak meyakinkan.

“Jangan keras kepala,” balas Rosalin tajam. “Jika kau terus seperti ini, kau tidak akan bisa membantu siapapun, termasuk warga desa.”

Setelah sedikit perdebatan, rombongan akhirnya memutuskan untuk mendirikan tenda di dekat sungai kecil.

Rosalin memasuki tenda Kilian membawa air hangat dan beberapa kain bersih yang dipinjam dari para prajurit. Kilian duduk di sudut tenda dengan punggung bersandar pada tiang, wajahnya menunjukkan kelelahan tetapi tetap berusaha terlihat kuat.

“Kau tidak perlu melakukan ini sendiri. Aku bisa menangani diriku sendiri,” ucap Kilian saat melihat Rosalin mendekat.

Rosalin mendengus, mengambil kain yang sudah dibasahi. “Diamlah, Kilian. Kau sudah cukup menyusahkan.”

Ia membuka jubah Kilian dengan hati-hati, memperlihatkan perban yang mulai menguning karena darah yang merembes. Saat ia mulai membuka perban itu, Kilian meringis.

“Maaf,” bisik Rosalin dengan nada lembut, mencoba lebih hati-hati. Ia membersihkan luka di bahu dan lengannya dengan telaten, memastikan tidak ada kotoran yang tersisa.

Kilian memperhatikan wajah Rosalin yang serius saat bekerja, alisnya sedikit berkerut, dan bibirnya terkatup rapat. Untuk pertama kalinya, ia merasa ada seseorang yang benar-benar peduli padanya, bukan karena status atau kewajiban, melainkan karena ketulusan.

Sebenarnya ini bukan kali pertama kilian terluka setelah semua peperangan yang ia menagkan tidak mungkin baginya untuk tidak terluka sedikitpun, dan selama itu juga dirinya sendirilah yang merawat lukanya sampai sembuh, tanpa ada satupun orang yang mengetahuinya.

selama itu juga dia menanggung semua kesulitan maupun sakitnya sendirian, sekarang entah harus merasa senang atau tidak karena sudah ada seseorang yang mengkhawatirkan nya dan dia tidak harus menanggung semuanya sendirian lagi.

Setelah selesai membersihkan luka, Rosalin mengambil mangkuk berisi sup hangat yang baru saja dimasak oleh dirinya sendiri, jika mengandalkan para prajurit untuk memasak makanan rasanya tidak memungkinkan melihat kondisi mereka yang sama seperti Kilian. Ia duduk di sebelah Kilian dan menyuapkan makanan ke arahnya.

“Aku bisa makan sendiri,” protes Kilian pelan.

Rosalin hanya mengangkat alis. “Kau bahkan nyaris tidak bisa berdiri. Jangan keras kepala.”

Kilian akhirnya menyerah, membiarkan Rosalin menyuapi dirinya. Meskipun awalnya merasa canggung, rasa hangat dari makanan dan perhatian Rosalin membuatnya merasa lebih baik.

...***...

Malam itu, setelah memastikan Kilian sudah tertidur, Rosalin keluar dari tenda dan duduk di dekat api unggun. Ia memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk membantu desa yang mereka tuju.

“Tanaman layu, ladang rusak...” gumamnya, mengingat cerita yang ia dengar dari para prajurit tentang kondisi desa.

Rosalin mulai menggali ingatan dari masa modernnya. Ia pernah membaca tentang cara-cara memperbaiki tanah yang rusak akibat penyakit atau pencemaran. Salah satunya adalah menggunakan metode alami untuk memperbaiki kesuburan tanah.

“Kompos... dan penanaman berlapis,” bisiknya pada diri sendiri. “Jika tanahnya tercemar, mungkin ada cara untuk menyaring racunnya.”

Ia segera menuliskan ide-idenya pada kertas kecil yang ia bawa. Rosalin yakin bahwa dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti abu kayu, kotoran hewan, dan dedaunan, mereka bisa membuat pupuk alami.

Keesokan paginya, ia menyampaikan gagasannya kepada Kilian yang sudah sedikit membaik.

“Aku punya ide untuk membantu desa,” ucap Rosalin sambil menunjukkan catatan yang ia buat.

Kilian membaca catatan itu dengan dahi berkerut. “Ini terdengar rumit. Kau yakin ini bisa berhasil?”

“Aku yakin,” jawab Rosalin tegas. “Mungkin butuh waktu, tetapi ini lebih baik daripada tidak melakukan apapun.”

Melihat semangat Rosalin, Kilian akhirnya mengangguk. “Baiklah, kita akan mencobanya.”

Rosalin tersenyum tipis. “terimakasih karena telah mempercayai ku.”

kilian menoleh ke arah Rosalin, entah sejak kapan Kilian tidak mendengar kata-kata itu

"terimakasih karena telah merawatku"

...***...

Ketika mereka tiba di desa beberapa hari kemudian, Rosalin segera mengumpulkan penduduk yang tersisa dan menjelaskan rencananya. Awalnya mereka ragu, tetapi setelah melihat keyakinan Rosalin, mereka mulai mengikuti arahannya.

Rosalin memimpin warga untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti abu dari sisa pembakaran kayu, kotoran ternak, dan daun-daun kering. Bersama-sama, mereka membuat campuran sederhana untuk menyuburkan tanah.

Kilian, meskipun masih lemah, tetap membantu sebisa mungkin, memberikan perintah kepada prajurit untuk menjaga keamanan. Melihat Rosalin bekerja tanpa lelah di ladang, rasa percaya terhadap wanita itu semakin bertambah.

Awalnya dia merasa bahwa Rosalin hanya berpura-pura perduli kepadanya dan desa ini tapi setelah melihat apa saja yang di lakukan Rosalin sepertinya kecurigaan nya itu salah.

...***...

Terimakasih karena telah menjadi pembaca setia cerita silhoute of love ini❤️

DUKUNGAN DARI KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI SAYA ❤️

Semoga ceritanya sesuai selera dan ekspetasi kalian yaa...

1
CaH KangKung,
🥀
CaH KangKung,
lanjut
CaH KangKung,
nyimak dan...menarik
CaH KangKung,
👣👣
aywae
semangat thor
menurut saya ceritanya cukup seru untuk genre romantis dan misteri

semoga ceritanya sering update
Tomoko Kuroki
Hati gw kayak dikasih energi setelah baca cerita ini. Terima kasih!
dea febriani: sama sama, makasih juga udah mau mampir🙏
total 1 replies
Yoh Asakura
Jangan biarkan reader terlalu lama menanti, cepat update ya thor!
dea febriani: udah di baca belum eps terbaru nya?
total 1 replies
vee
Aku senang sekali ketika membaca cerita ini, semua masalah di kehidupan sehari-hari terasa jauh seketika.
dea febriani: seneng dengernya, tetap semangat👍💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!