Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Deal
Lagi berontak minta tolong, Adrian langsung membius Aira pakai sapu tangan. Sebenarnya dia gak mau pakai cara ini, tapi kondisi yang mendesak karena Aira berteriak, maka mau gak mau dia harus membius Aira.
Ditengah-tengah kesadaran yang mulai menipis, air mata Aira jatuh dari pelupuk. Ingatannya langsung kembali pada omongan Galang bahwa suatu saat nanti dia bakal bersatu kembali dengan Adrian karena sebuah kecelakaan. Perlahan-lahan, semuanya gelap.
"Maafkan aku Aira. Tadinya aku hanya ingin ngobrol biasa seperti dulu, seperti saat hubungan kita baik-baik saja. Kamu membuatku terpojok hingga aku terpaksa membuatmu gak sadar."
Dia, si lelaki yang gak pernah mau dicerai Aira menggendong tubuh yang pingsan itu masuk ke dalam mobil. Neneng belum kunjung datang hingga Adrian leluasa membawa pergi Aira tanpa bersusah payah.
Di sebuah bangunan rumah tapi bukan rumah yang Adrian tempati, Aira terlihat dibaringkan di atas tempat tidur. Wajah Aira ditatap dalam-dalam, disusuri seakan sedang menghitung berapa jumlah angka yang pantas untuk kecantikan seorang Aira. Sambil bergumam diselingi senyum dan kadang-kadang bersedih bagai orang gak waras, Adrian mencurahkan isi hatinya yang paling dalam. Adrian juga membahas masa depannya nanti bersama Aira saat anak-anak sudah besar. Pokoknya harapan Adrian banyak dicurahkan disini.
Sudah sampai buka-bukaan pakaian milik Aira bagian atas, tiba-tiba Aira membuka matanya. Dia mendorong wajah Adrian hingga lelaki itu terjengkang.
"APA-APAAN KAMU?!"
"Apanya yang gimana Ra? kamu kan istriku."
"Nggak, aku bukan istrimu lagi. Kamu jangan macam-macam ya Mas! kelakuan kamu ini bisa aku laporkan ke polisi."
"Mana ada Ra orang yang mau nidurin istrinya sendiri dipenjara. Kamu mah ada-ada aja." Kilah Adrian sembari terkekeh ringan, berniat mencairkan suasana yang tegang.
Aira meringsek mundur, terus berdiri cepat-cepat memperbaiki pakaiannya yang sudah terbuka. Pusing yang masih dirasa sudah gak lagi dihiraukan. Yang penting Aira buru-buru lepas dari cengkraman Adrian.
Pokoknya aku gak boleh kembali lagi dengan Mas Adrian apapun caranya. Aku gak bisa hidup berdampingan dengan lelaki yang penuh kebohongan.
"Aira kamu mau kemana?"
"Aku mau ke kamar mandi."
Adrian sumringah dengar jawaban Aira yang sudah gak mati-matian pergi darinya.
...***...
"Ya allah bu, kok bapak tega banget ya. Saya juga gak habis pikir kok ya bisa bapak bohongin saya waktu malam itu demi tujuan ini. Padahal Pak Adrian kalau dilihat-lihat seperti suami yang jauh dari kata berselingkuh, soalnya perlakuan Pak Adrian ke ibu lembut banget."
Aira menangis saat bercerita kepada Neneng soal peristiwa yang baru saja menimpanya. Dia berhasil kabur dari cengkraman Adrian sewaktu pamit ke kamar mandi. Di dalam sana, Aira terus berfikir mencari cara untuk melarikan diri. Dan tepat saat lihat dinding atas ada rongga ventilasi, dia menemukan jalan keluar.
Aksi Aira tentu ketahuan sama Adrian. Si suami yang nyaris gila itu langsung kelabakan nyari-nyari ke sekitaran rumah yang ia sewa. Rumah yang terletak cukup terpencil tersebut sungguh menyulitkan Aira menemukan jalan. Kanan kiri belakang depan kebun semua.
Nggak mudah yang Aira lewati malam itu hingga dia berhasil kembali ke toko. Hanya berbekal barang-barang penting, Aira pergi dari toko untuk sementara waktu demi keamanan. Kini di sebuah kontrakan kecil lah Aira dan Neneng berteduh.
Aira bercerita pada Neneng gak hanya perihal perselingkuhan Adrian dan kejadian penculikan yang baru saja terjadi. Sampai kejadian di rumah Bu Salmah pun Aira ceritakan, yang dapat respon kesal-kesal gemas dari Neneng. Masa sih bu? kok bisa? ya ampun parah ya, adalah kalimat-kalimat yang terus keluar dari mulut Neneng.
"Neng, rasanya aku lelah sekali."
Neneng yang ikut merasakan sakitnya hati Aira lantas ngasih ide briliant.
"Bu, sebaiknya ibu harus menikah lagi setelah bercerai nanti melihat kondisi Pak Adrian yang sangat nekad melakukan apapun demi bisa bersama dengan ibu. Menurut saya Pak Adrian bisa begitu karena ditengah-tengah ibu gak ada sosok laki-laki penjaga, baik berupa seorang ayah ataupun saudara laki-laki. Jadi, untuk mengantisipasinya memang ibu harus menikah lagi demi bisa lepas seutuhnya dari Pak Adrian, atau..."
"Atau apa Neng?"
"Atau ibu ada kemungkinan bisa kembali bersama-sama lagi dengan Pak Adrian."
Aira gak suka kemungkinan yang terakhir. Dengan perasaan mantap gak pakai maju mundur lagi, dia menelpon seseorang.
Tut...
Tut...
Tut...
Diseberang sana Galang sedang menghadiri perjamuan salah satu temannya atas terpilihnya menjadi anggota dewan. Galang pamit undur diri dari perbincangan karena merasa hpnya getar-getar minta di angkat.
Dilihat-lihat ternyata yang memanggil nomor tak dikenal. Hpnya langsung di oper ke Pulung biar lelaki itu yang angkat saja. Kebiasaan Galang memang seperti itu, kalau nomor baru yang nelepon pasti minta diurus Pulung dulu sebelum tersambung ke Galang.
"Hallo,"
"Hallo assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam, dengan siapa saya berbicara?" Pulung bertanya.
"Apakah ini nomor Mas Galang Ardhani?" Aira balik nanya karena dia ragu ini suara Galang apa bukan.
"Iya betul. Ini Mbak Aira ya?" Pulung mengenali suara Aira. Dengar nama Aira disebut-sebut, Galang menoleh ke Pulung yang sedang nerima telepon.
"Ah iya benar."
"Sebentar ya Mbak, saya kasih kasih hp nya dulu ke si Bos."
Hp sudah berpindah tangan ke Galang.
"Ada apa Aira? kamu sudah punya jawaban yang fix?"
"Iya sudah Mas. Tapi maaf banget sebelumnya, bisa gak kita bertemu langsung saja membahas ini?"
"Yaudah, tunggu."
...***...
Aira dan Galang sudah kembali berhadap-hadapan. Galang orangnya gak suka basa-basi, jadi langsung to the point duluan.
"Jadi gimana Aira? kamu mau menikah dengan saya kan?"
Aira mengangguk pelan, "Iya, saya mau. Ini suratnya saya sudah tanda tangan. Tapi.."
Galang mengangkat alisnya.
"Tapi apa?"
"Isinya ada yang saya ubah dan juga ditambahkan. Sepertinya jika ada point-point tersebut saya baru setuju menikah dengan Mas Galang. Kalau Mas Galang gak terima dengan point yang saya buat, saya fix gak bisa terima pernikahan ini."
"Oke saya terima."
"Kok gak dibaca dulu Mas?"
"Nanti aja bacanya. Yang penting sekarang deal-dealan dulu. Setelah nanti masa iddah kamu selesai, kita langsung nikah. Oke deal?"
"Deal."
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️