Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 : Bratt Wilson & Alea Andara
Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah berumur 35 th namun belum kunjung menikah karena tidak percaya dengan yang namanya cinta dan pernikahan.
Di umurnya yang sudah menginjak 35 th, Bratt sudah berhasil membangun perusahaannya sendiri yang bergerak di bidang Advertising.
Memiliki wajah yang tampan, tubuh yang tinggi dan atletis membuat Bratt banyak digandrungi para wanita. Bagai magnet positif, dimana ada Bratt disitu juga Bratt selalu di kerubungi para wanita dan pastinya wanita bebas pakai.
Tidak menikah, bukan berarti tidak bisa melampiaskan hasrat. Karena jika Bratt sedang ingin melampiaskan hasratnya, ia tinggal menarik salah satu wanita bebas pakai yang mendekatinya. Tinggal membayar dengan beberapa lembar uang seratus ribu, masalah hasrat pun selesai. Daripada harus terikat dengan pernikahan yang begitu ribet menurutnya.
Bukan tanpa sebab Bratt memiliki pendirian seperti itu. Ingatan Bratt tentang pertengkaran kedua orangtuanya sejak kecil, ditambah lagi ia harus menyandang predikat anak broken home sejak usianya masih sepuluh tahun membuat Bratt takut untuk menikah.
Pikirnya, jika memang kedua orangtuanya menikah karena cinta, tapi kenapa setiap hari harus bertengkar? Tiap hari Bratt kecil harus melihat benda-benda dirumahnya beterbangan. Apa mereka tidak memikirkan mental Bratt yang masih kecil?
Kalaupun alasannya tidak ada lagi kecocokan setelah menikah, kenapa tidak langsung diakhiri demi kebaikan bersama terutama untuk psikologis Bratt? Dan malah tetap bertahan dengan rumah tangga yang toxic hingga Bratt berumur sepuluh tahun. Bukankah itu sudah sangat terlambat untuk menyelamatkan mental Bratt kecil?
Dan sekarang, karena ingatan kelam tentang rumah tangga kedua orangtuanya yang toxic membuat Bratt menjadi takut menikah dan memilih hidup menjadi seorang bastard yang sering bergonta-ganti pasangan ranjang untuk sekedar memuaskan hasrat.
*
*
*
Alea Andara, salah satu karyawati di Bratt Creative Digital, perusahaan milik Bratt. Alea bekerja sebagai staf design grafis. Alea baru berumur 23 tahun dan dia juga baru enam bulan bergabung di perusahaan Bratt Creative Design.
Alea bukanlah gadis atau janda melainkan wanita yang sudah bersuami. Suami Alea berprofesi sebagai pelaut. Profesi suami Alea yang seorang pelaut membuat Alea dan suami jarang bertemu, mungkin dalam setahun suami Alea pulang kerumah hanya dua atau tiga kali saja.
Meski jarang bertemu dengan sang suami, Alea bukan lah perempuan yang suka mencari pelampiasan di luar dengan laki-laki lain. Ia selalu melampiaskannya sendiri, dengan menggunakan alat yang menyerupai 'barang' suaminya dan itu berhasil membuat Alea terpuaskan. Tidak seperti laki-laki yang belum puas jika belum melampiaskan dengan lawan main.
*
*
*
Perusahaan Bratt Creative Digital.
"Alea, apa design untuk iklan facial wash sudah siap?" Tanya Zhinta, kepala devisi design grafis.
"Sudah Bu. Ini." Jawab Alea sambil menunjukkan design yang sudah ia buat di dalam tabletnya.
"Menarik." Respon Zhinta.
"Nanti kamu presentasikan yah di depan Tuan Bratt." Ucap Zhinta.
"Saya? Kok saya Bu?"
"Loh, ini kan hasil karya kamu, jadi kamu yang lebih tau detailnya seperti apa. Masa saya atau anak-anak lain yang presentase hasil karya kamu."
"Ta-tapi saya gak percaya diri Bu. Saya takut salah-salah ngomong."
"Gak pa-pa. Tuan Bratt gak makan orang kok! Pokoknya saya gak mau tau, pokoknya nanti kamu harus presentasikan hasil karya kamu ini di depan Tuan Bratt."
"Kalau Tuan Bratt nolak gimana?"
"Ya kita bikin lagi lah seperti yang Tuan Bratt mau. Jangan karena kena tolak sekali, terus langsung down. Malah harus makin semangat membuat yang lebih baik." Balas Zhinta.
"Tapi kalau feeling aku sih, kayaknya Tuan Bratt bakal suka deh dengan design kamu ini." Kata Zhinta lagi.
"Jadi sekarang kamu kumpulin aja dulu rasa percaya diri kamu, biar pas presentase nanti kamu gak gugup, oke!" Kata Zhinta menyemangati Alea sambil menepuk pundak Alea pelan lalu pergi dari hadapan Alea.
Setelah Zhinta pergi, Alea kembali menatap layar tabletnya.
"Huh.. semangat Alea, kamu bisa!!" Monolog Alea memberi semangat pada dirinya sendiri.
*
*
*
Bersambung...
wong situ juga doyan...