Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#10. Penyamaran Choki.
Bopeng menjerit ketika beberapa tulang jarinya payah. Pemuda itu tak menyangka jika orang-orang yang menangkapnya ini sangat mengerikan dan kejam.
Entah siapanya Jack mereka ini.
Ya, Bopeng memang mengenal Choki dengan panggilan Jack. Begitupun dengan para anak buah genk Speed yang Choki ketuai.
Karena hal inilah, Rocky agak kesulitan ketika mencari tentang keberadaan Choki.
"Katakan dimana terakhir kali kau melihat Jack! Atau, kali ini lehermu yang akan ku patahkan!" ancam Rocky.
"Baiklah. Saya akan mengatakannya. Tolong jangan sakiti saya lagi," pinta Bopeng alias Ronald sambil meringis kesakitan.
Tak lama, terdengar suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai marmer.
"Tuan," sapa Rocky pada Alberto seraya menundukkan kepalanya sekilas.
"Apa ini dia orangnya?" tanya Alberto dengan tatapan tajam menelisik ke arah bopeng yang tergeletak di bawah kaki Rocky.
"Iya, Tuan. Pemuda ini yang terakhir kali terlihat berseteru dengan putra anda," jelas Rocky.
"Apa! Ternyata pria ini orangtuanya Jack? Mati aku," batin Bopeng.
Alberto berjongkok untuk dapat lebih jelas memperhatikan pemuda yang telah berani menodongkan senjata api kepada putranya.
Mengagetkan, ketika kini justru kepala pemuda itu yang di tempelkan ujung pistol oleh Alberto.
Bopeng semakin melebarkan manik kedua matanya. Napasnya seakan terhenti sesaat, ketika ujung senjata itu menempel di sisi keningnya.
"Siapa kau, hingga berani menyebabkan putraku celaka dan hilang? Temukan dia secepatnya atau, timah panasku ini akan tembus menghancurkan isi kepalamu!!" ancam Alberto dengan teriakan kencang.
Pria itu kembali berdiri dan meninggalkan tempat itu. Alberto akan menyerahkan semuanya pada Rocky, yang penting dirinya telah melihat bagaimana rupa musuh dari putranya itu.
"Berandal sampah!" rutuk Alberto. Kembali masuk kedalam mobilnya dan meluncur menuju perusahaan induk miliknya di kota ini.
Rocky pun menarik kerah baju Bopeng agar pemuda itu bangun dengan cepat.
"Tangan saya sakit, Om," ucap Bopeng yang sudah pucat karena Manahan sakit di jemarinya.
"Lemah!" Rocky justru mencengkeram kerah leher hingga pemuda itu tercekik.
"Jika saja tuanku tidak membutuhkan informasi dariku, sudah pasti saat ini ragamu sudah ku jadikan santapan buaya kali!" ujar Rocky lagi penuh penekanan dengan tatapan mata yang menyorot tajam kearah Bopeng.
Mendapat hujaman intimidasi seperti itu membuat Bopeng sesak napas dan nyalinya pun menciut. Bahkan, pemuda itu kini sudah mengeluarkan cairan berbau pesing dari bagian bawah tubuhnya.
"Sialan!!" Rocky sangat kesal karena cairan itu mengenai sepatu mahalnya.
Kalau gak ingat bahwa pria ini di butuhkan, mungkin sudah dibuatnya hancur wajahnya Bopeng saat ini.
"Kalian!"
"Urus bedebah ini, dan ganti pakaiannya!" titah Rocky pada anak buahnya.
"Huh, menyusahkan!"
"Ketua Genk kok ngencing di celana!"
Habis kepala Bopeng di tabok anak buah Rocky bergantian. Mereka ikut kesal karena harus mengurus pemuda bau pesing ini.
Sementara itu, siang ini Annisa dan Choki berniat keluar dari rumah kontrakan tersebut untuk mencari tempat tinggal baru yang cukup jauh dari kampung itu.
Annisa mendapat informasi bahwa ada sewaan rumah yang dekat dengan sekolah tempatnya mengajar. Hal itu nyatanya cukup membuat gadis itu bersyukur.
Sebelum, melihat rumah tersebut, Choki mengajaknya untuk pergi ke salah satu counter ponsel. Karena pria ini harus mengisi daya telepon selulernya.
Choki, tidak membawa kartu apapun di dompetnya semua ia simpan di markas malam itu.
Kartu pengenal, SIM dan juga ATM. Karena memang Choki tidak membawa dompet pada saat lari dari kejaran Bopeng.
"Oke, Mbak. Saya titip ponsel saja di sini sampe penuh ya. Nanti daya balik lagi," kata Choki yang meninggalkan ponselnya di salah satu counter besar. Karena tidak semua gerai kecil ini memiliki charge yang cocok untuk ponselnya.
Sehingga, Choki harus mengajak Annisa berkeliling naik angkot untuk sekedar mencari gerai ponsel bermerek cukup terkenal itu.
"Annisa haus. Kita beli minum dulu ya," ucap Annisa seraya mengajak Choki ke salah satu warung pinggir jalan.
Mereka pun membeli dua botol air mineral dingin dan mencari tempat duduk untuk istirahat sebentar, sambil membasahi kerongkongan mereka.
Choki sesekali melirik ke arah Annisa, dimana terlihat gadis itu membuka sedikit bagian bawah niqob-nya ketika akan minum. Pantas saja, Annisa meminta sedotan. Sehingga, gadis itu tidak perlu membuka kain penutup di wajahnya itu untuk sekedar minum.
Sementara itu, Annisa sedang tersenyum simpul di balik niqob-nya. Karena, ia kagum dengan penampilan Choki saat ini.
Bagaimana tidak, pemuda itu mengenakan gamis arab, berikut dengan sorban yang menutup kepala dan juga kumis tipis serta brewok yang sengaja Choki buat untuk melengkapi penyamarannya.
Posturnya yang tinggi serta wajahnya yang kebulean membuat penyamaran Choki ini sangat sempurna.
Choki tanpa sepengetahuan Annisa pun menoleh. Membuat gadis muslimah ini seketika kelabakan.
"Ketauan ya. Kamu ternyata dari tadi merhatiin aku," Tegus Choki yang tanpa pemuda itu tau bahwa saat ini kedua pipi Annisa telah merona matang di balik niqob-nya.
"Gak kok. Kebetulan aja," kilah Annisa. Seraya menolehkan wajahnya ke arah lain.
"Kamu curang!" seru Choki.
"Curang kenapa?" tanya Annisa heran dengan tuduhan pemuda di sebelahnya ini.
"Curang lah. Karena kamu bisa liat muka aku sepuasnya. Tapi, aku gak bisa liat muka kamu," ucap Choki.
Annisa melengos kembali. " Untuk apa, kamu liat wajah Annisa? Kan kamu udah bisa nebak kalo aku ini jelek," timpal Annisa tenang.
"Iya ya, gak guna juga. Tapi, aku penasaran dong," kata Choki lagi.
"Penasaran apa?" Annisa bertanya dengan polos.
"Penasaran, muka kamu itu sejelek apa!!" Choki pun tergelak setelah mengatakannya.
Tanpa berpikir dan menyadari bahwa ucapannya itu ternyata sudah melukai perasaan dan hati seorang gadis.
Annisa menunduk dalam.
"Heh. Jangan sedih. Nanti aku kasih kamu uang banyak buat perawatan. Aku gini-gini juga tau balas budi kok. Kamu tuh udah nyelametin aku, entah gimana nasib aku kalau pada saat itu kamu gak ngobatin luka aku ini. Jadi, nanti akan ada harga di balik itu semua. Kamu tenang aja. Mau operasi plastik juga nanti aku yang biayain," tutur Choki tanpa rem.
"Kamu gak perlu menghargai pertolongan yang udah Annisa berikan. Annisa hanya berharap semua kebaikan itu akan berguna buat Annisa sewaktu-waktu nanti. Kamu, cuma perlu balikin duit Annisa yang di pake buat modal nyamar aja," timpal Annisa.
"Serius, kamu gak mau operasi plastik. Jadi kan kamu nanti gak perlu repot nutupin wajah kalo udah cantik. Mau kayak muka artis Korea juga bisa," kata Choki lagi asal.
Annisa hanya bisa menghela napasnya. Bagaimanapun gadis itu juga memaklumi setiap kata yang terucap dari bibir pemuda di sebelahnya. Semua kalimat itu keluar begitu saja karena memang Choki tidak memiliki pemahaman apapun terhadap agamanya.
"Di dalam Islam, kita tidak boleh mengubah apapun yang telah Allah berikan pada diri kita. Sudah sepantas sebagai manusia kita harus menerima apapun keadaan yang telah Allah berikan. Jadikan hal yang semisalnya buruk sebagai sebuah ujian yang insya Allah menjadi ladang pahala jika kita bisa menerimanya dengan lapang dada serta ikhlas," tutur Annisa memberi pengertian perlahan-lahan kepada Choki.
Sekali lagi, Choki mendapatkan ilmu dari Annisa. Setiap hal yang ia lakukan kepada gadis itu justru dikembalikan oleh Anisa sebagai sebuah pelajaran untuknya. Annisa tidak pernah marah dengan gaya bicara Choki yang blak-blakan.
"Lalu kenapa banyak di luar sana para wanita itu melakukan operasi plastik. Sulam alis, bibir dan memperbesar bagian-bagian tertentu di tubuhnya?" tanya Choki.
"Kok kamu tau?" heran Annisa seraya memiringkan kepalanya untuk melihat ke arah Choki.
"Banyak VT-nya bertebaran di tiktok," jawab Choki.
"Karena masih banyak orang Islam maupun muslim yang tidak tau syariah serta hukum Islam. Contohnya, kamu. Identitas muslim sejak lahir, tapi bahkan yang kamu tau tentang agamamu sangat sedikit."
Ucapan Annisa kali ini cukup menghujam hati Choki.
Sementara itu, Rocky dan Bopeng sudah sampai di tempat terakhir Choki menghentikan laju motornya.
"Seharusnya motor ninja Jack ada di sana!" tunjuk Bopeng.
...Bersambung. ...
Jazakillah khairan author
👍👍👍👍👍
ana uhibbuki fillah untuk perempuan