Lorong Tak Berujung (Endless Aisle)

Malam itu, hujan turun dengan derasnya, mengguyur desa Muara yang kini semakin tampak sepi.

Desa yang biasanya ramai, kini berubah menjadi desa mati, setelah beberapa kali diserang oleh makhluk yang tidak kasat mata.

"Sepertinya akan ada bencana besar."

Ujar Aska yang berbicara pada teman temannya.

"Jangan sesumbar Aska, jaga bicaramu!."

Sahut Reno dengan wajahnya yang sedikit gelisah.

Kegelisahan hati Reno mulai terasa setelah ritual pernikahan gaib nya dengan Luna, percaya atau tidak, semua nya memang terasa seperti mimpi, tapi anehnya, mimpi itu terbawa hingga alam sadarnya.

"Apa kamu tidak bisa membedakan mana hujan biasa?."

Ujar Aska pada Reno.

"Semua hujan sama saja Aska, sama-sama air."

Jawab Reno dengan matanya yang menatap wajah Aska.

"Menurut ku, apa yang dikatakan oleh Aska memang ada benarnya Reno."

Sahut Luna yang seakan memihak pada Aska.

"Luna, sudah cukup keanehan yang terjadi dan yang sudah kita rasakan sampai saat ini, sekarang kamu justru memihak pada Aska."

Jawab Reno yang tidak suka dengan jawaban Luna.

"Aku bukan asal bicara Reno, apa kamu lupa dengan ucapan guru."

Ujar Aska yang mengingat kan apa yang dikatakan oleh pak Sastro saat malam kemarin.

Setelah mendengar kan perkataan Reno, Aska dan Luna, Firman yang bernama asli Lana pun akhirnya angkat bicara.

"Benar, ada kekuatan besar yang sedang dikumpulkan, mungkin kekuatan itu akan menyerang desa kita."

Jawab Lana yang memiliki indera yang paling kuat diantara mereka.

Mendengar ucapan Lana, Reno pun dibuat semakin bingung, kenapa harus ada hal yang akan terjadi pada kampung nya lagi, sementara permasalahan yang dihadapi nya belum kunjung usai.

"Semua ini karena kamu Reno, kamu yang ingin terkenal kan?."

Ujar Aska yang mengungkit kembali masa lalu mereka.

"Kenapa hanya aku, kamu juga ikut serta kan?."

Jawab Reno yang juga menyalah kan Aska.

"Aku terpaksa ikut, apa kamu lupa jika saat itu aku dan Luna sempat menolak untuk ikut serta."

Sahut Aska yang melihat wajah Luna yang berdiri di samping Reno.

Belum selesai berbicara, tiba-tiba ada angin besar yang seakan menerjang entah dari mana, suara teriakan warga yang ketakutan pun terdengar sangat memilukan.

Angin besar itu membuat pohon berjatuhan, rumah hancur berantakan, bahkan banyak warga yang terperangkap di dalam rumah nya sendiri, sementara rumah mereka banyak yang tertimpa pohon yang tumbang.

"Hahahaha, sekarang kalian semua akan menjadi pengikut setia ku."

Suara seseorang yang seakan berdiri di atas angin kencang itu.

"Darmadji !, ternyata dia biang kerok nya."

Teriak Reno yang melihat wajah Darmadji yang tertawa diatas penderitaan warga kampung Muara.

"Sabar Reno, kita tidak bisa melawan nya saat ini."

Ucap Aska yang mengingat kan Reno agar bersabar dan tidak gegabah.

"Iya Reno, jangan sampai angin kencang ini membawa tubuh."

Sahut Luna yang memegang erat apa yang ada dihadapan nya.

"Kalian yang telah datang pada ku, dan kalian juga harus kembali menjadi milik ku."

Ujar Darmadji yang melihat ke arah Reno, Aska dan Luna.

Mendengar ucapan dari mulut Darmadji, mereka bertiga pun saling bertatapan mata, ada ketakutan yang tiba-tiba datang menyerang.

Disaat tubuh mereka hampir terbawa oleh angin kencang, tiba-tiba sebuah kekuatan besar langsung menyerang kembali angin itu, yang membuat tubuh Darmadji sempat terjatuh.

"Sastro! aku tahu ini perbuatan mu, jika berani, lawan lah aku!."

Teriak Darmadji entah yang entah bagaimana bisa tahu jika ada Sastro yang datang menghalangi nya.

Hanya sebentar saja, tiba-tiba, Darmadji pun hilang bersama dengan angin kencang nya, setelah membuat kampung Muara hancur berantakan.

Ikuti kelanjutan kisah nya di update terbaru nya setiap hari.