NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Ibu Pengganti / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: safea

Di tengah kekalutannya, Ayuna malah dipertemukan dengan seorang wanita bernama Lara yang ternyata tidak bisa mengandung karena penyakit yang tengah dideritanya saat ini.

Siapa sangka wanita yang telah ia tolong itu ternyata adalah penyelamat hidupnya sehingga Ayuna rela melakukan apapun demi sang malaikat penolong. Apapun, termasuk menjadi Ibu pengganti bagi Lara dan juga suaminya.

Ayuna pikir Lara dan Ibra sudah nenyetujui tentang hal ini, tapi ternyata tidak sama sekali. Ayuna justru mendapatkan kecaman dari Ibra yang tidak suka dengan kehadirannya di antara dirinya dan sang istri, ditambah lagi dengan kenyataan kalau ia akan memiliki buah hati bersama dengan Ayuna.

Ketidak akuran antara Ayuna dan Ibra membuat Lara risau karena takut kalau rencananya akan gagal total, sehingga membuat wanita itu rela melakukan apapun agar keinginannya bisa tercapai.

Lantas akankah rencana yang Lara kerahkan selama ini berhasil? Bisakah Ibra menerima kehadiran Ayuna sebagai Ibu pengganti?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Sejak pagi tadi Ayuna memang sudah meninggalkan kamar hotelnya dengan berbekal catatan yang berisikan tempat mana saja yang ingin ia datangi selama berada di kota Sapporo.

Mengingat hari ini sangat dingin, Ayuna sampai menggunakan beberapa lapis pakaian. Tetapi tetap saja, hawa dingin gagal ia tepis dan sekarang Ayuna masih merasa kedinginan juga.

Ah iya, kepergiannya kali ini juga sudah diketahui oleh Ibra. Meskipun Ayuna tidak langsung berpamitan pada pria itu, setidaknya Ayuna sudah memberitahukannya pada Asher.

"Huh, dingin banget." Sekali lagi Ayuna meniup kedua telapak tangannya yang masih saja kedinginan meskipun sudah dibalut dengan sarung tangan yang cukup tebal.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan dingin, Ayuna memutuskan untuk melipir ke salah satu restoran yang terlihat sangat hangat dari luar sini meskipun tidak banyak orang di dalam sana.

Hal yang pertama Ayuna lakukan tentu saja duduk pada kursi yang bersebelahan langsung dengan jendela. Lalu setelahnya ia melihat ke arah depan, tepatnya pada papan menu yang tersedia.

Ada dua menu yang ingin Ayuna pesan untuk makan malamnya hari ini, ia pun berjalan karena harus menyampaikan pesanannya pada sang penjaga kasir.

Beres, pesanannya sedang dibuatkan sekarang. Jadi Ayuna memilih untuk kembali duduk dan merapikan isi dompetnya di sana.

"Harusnya aku balikin aja ke Pak Ibra kartunya." Matanya malah salah fokus pada kartu berwarna hitam yang sangat mencolok di salah satu bagian dompetnya.

Iya itu kartu yang Ibra serahkan padanya tempo hari. Ayuna tidak menggunakannya sama sekali, gadis itu benar-benar menggunakan uangnya sendiri untuk segala hal yang ingin ia beli dan sebagainya.

"Nanti deh, pulang dari sini aku balikin." Tolong ingatkan Ayuna untuk mengembalikan nanti setelah dirinya bertemu di kamar hotel dan bertemu dengan Ibra.

Satu mangkuk ramen dan satu teko berisikan teh hangat akhirnya tiba di atas mejanya. Aromanya sangat enak sampai membuat perut Ayuna berbunyi cukup nyaring, untungnya tempat ini sepi jadi Ayuna tak perlu merasa malu.

Saat tengah asik menyantap ramen pesanannya tadi, ponsel Ayuna bergetar dan tentu saja ia langsung meraih benda pipih itu untuk memeriksanya.

"Aduh, gimana ini?" Ternyata ada sebuah notifikasi yang mengatakan kalau akan ada badai salju sebentar lagi, dan mereka mengatakan kalau tidak akan ada bus yang beroperasi karena terlalu berbahaya.

"Nggak bisa pulang dong akunya?" Kepanikan langsung menghantui Ayuna saat ini, bahkan ramen yang tadi ia makan dengan begitu lahap pun sudah diabaikan. Selera makannya lenyap begitu saja.

Sebenarnya tidak masalah jika Ayuna tidak kembali ke hotel tempat mereka menginap, karena ia juga bisa mencari tempat penginapan di dekat sini. Tetapi ia tidak mau membuat Ibra khawatir.

"Badainya masih nanti kan ya? Kalau sekarang busnya masih ada nggak ya?" Makanan yang masih terisa setengah itu Ayuna tinggalkan begitu saja.

Ayuna lantas berusaha berjalan dengan cepat di tengah salju yang cukup tebal. Ini sangat sulit untuk dilakukan, ditambah lagi Ayuna harus sangat hati-hati agar tidak tergelincir dan jatuh.

Restoran tempat ia makan tadi kebetulan sekali tidak terlalu jauh dari halte. Seharusnya hanya membutuhkan waktu lima menit untuk sampai ke sana, tetapi karena saljunya begitu tebal, Ayuna jadi membutuhkan waktu sampai lima belas menit lamanya.

"Semoga busnya masih ada." Hatinya luar biasa gundah sampai membuatnya tidak ingin untuk duduk pada bangku yang tersedia di sana.

Rasanya baru sebentar Ayuna berada di sana, tetapi tubuhnya sudah seperti akan membeku karena angin malam yang semakin kencang berhembus. Ditambah lagi akan terjadi badai salju sebentar lagi, entah bagaimana nasib Ayuna setelah ini.

Sementara itu di tempat yang lebih hangat dan lebih nyaman, terlihat Ibra yang baru saja meletakkan Ipadnya di atas nakas sana. Pria itu lantas menatap ke arah jam dinding.

"Sudah pukul sembilan, kenapa Ayuna belum pulang juga?" Wajar saja Ibra merasa aneh dan mulai khawatir karena biasanya Ayuna akan kembali sebelum dirinya berada di kamar hotel.

Tanpa berpikir panjang, Ibra segera bangkit dari posisi duduknya lalu ia meraih ponsel pintarnya untuk menghubungi Asher yang berada di kamar sebelah.

"Ayuna pergi kemana saja hari ini?" Mungkin Ibra terlalu khawatir sehingga ia tak mengucapkan salam sama sekali pada sekretarisnya itu.

"Sebentar Pak saya periksa pesan yang Ayuna kirim pagi tadi." Sambungan telepon Ibra putus secara sepihak dan kini ia tengah menunggu Asher untuk membalas pesannya.

Satu menit kemudian sebuah pesan singkat Ibra terima dari Asher, di sana tertulis beberapa tempat yang ternyata akan Ayuna kunjungi hari ini.

"Sapporo TV Tower." Tempat yang cukup terkenal itu menarik perhatian Ibra karena posisinya yang berada di paling bawah.

Bisa jadi Ayuna sedang berada di sana sekarang, tapi Ibra masih bingung kenapa Ayuna tak kunjung kembali mengingat ini sudah malam sekali dan udara di luar sana tentu semakin dingin.

Saat Ibra tengah mengambil jaketnya dari dalam lemari, telinga mendengar suara bell yang ditekan beberapa kali. Kenapa Asher tidak sabaran sekali sih?

"Pak, sepertinya Nona Ayuna terjebak badai salju saat ini makanya tidak bisa kembali ke hotel." Kedua alis Ibra langsung menukik dengan tajam setelah mendengar informasi tersebut. Darimana Asher mendapatkan informasi itu?

"Saya mendapatkan notifikasi yang mengatakan kalau akan terjadi badai salju malam ini dan semua transportasi umum sudah tidak beroperasi lagi karena ke—" Terlalu lama jika Ibra haru menunggu sampai Asher menyelesaikan penjelasannya.

Dengan wajahnya yang menegang, Ibra bergegas berjalan melewati lorong yang sepi itu. Tidak ada hal lain yang Ibra rasakan saat ini kecuali khawatir, ia mengkhawatirkan keadaan Ayuna.

"Maaf Tuan, kemana anda akan pergi?" Pertanyaan itu Ibra dapatkan dari salah seorang resepsionis dengan bahasa Inggris yang kental sekali logat Jepangnya.

"Saya harus menjemput seseorang." Mendengar itu tentu saja membuat resepsionis tadi langsung keluar dari balik meja kerjanya.

"Tidak bisa, Tuan. Saat ini sedang ada badai salju, akan sangat berbahaya jika anda keluar sekarang." Justru karena itulah Ibra harus keluar saat ini, ada seseorang yang membutuhkan bantuannya sekarang.

"Saya bahkan sudah pernah menghadapi yang lebih mengerikan dari badai salju ini, jadi tidak masalah sama sekali." Pembual, jelas-jelas ini pengalaman pertama bagi Ibra mendapatkan informasi kalau akan ada badai salju saat dirinya sedang melakukan dinas ke luar negeri.

"Maaf, biarkan kami pergi. Tuan saya ingin menjemput seseorang yang sedang terjebak di suatu tempat sekarang." Saat dimana Ibra akan kembali membuka mulutnya, Asher datang dengan napas yang tersengal. Sepertinya pria muda itu berlari tadi.

Setelah tahu kalau ada orang lain yang sedang berada dalam bahaya saat ini, resepsionis tadi akhirnya mengizinkan mereka untuk keluar dari hotel dengan syarat mereka harus menghubungi pihak mereka jika mengalami kesulitan.

Tak sempat berterima kasih seperti apa yang sedang Asher lakukan, Ibra bergegas melanjutkan perjalanan menuju parkiran dimana mobil mereka berada. Ia harus bergerak cepat.

1
Muhammad Irpan
lanjuuuut thoor
Yona Panai
bgus
Rafly Rafly
Luar biasa
yani suko
pakai sistem bayi tabung khan bisa, jadi ndak harus tidur bareng
Ahmad Rezky
aku sudah mampir mampir juga ya
miilieaa
beruntung ayuna
siskaa putri
ttp semangat thor jgn lupa utk mampir yahh
Jihan Hwang
hai aku mampir... ceritanya bagus
mampir jg dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!