GAIRAH NAKAL CALON AYAH MERTUA

GAIRAH NAKAL CALON AYAH MERTUA

Bab 1

"Bisakah kita bertemu jam 5 sore ini?" tanya Bella kepada kekasihnya yaitu Gabriel. 

"Tidak bisa, Papa dan Mamaku hari ini merayakan pesta ulang tahun pernikahan mereka." 

Bella hanya mengangguk saja kemudian memberikan ciuman di pipi Gabriel. 

"Aku cinta kamu, sampai jumpa besok di kampus," kata Bella dengan tersenyum kecil. 

"Aku juga cinta kamu, besok aku akan membawakan coklat yang banyak sebagai permintaan maafku." 

Mereka lalu berpisah di depan gedung kampus, Bella tersenyum sendiri saat mengingat dia sudah berpacaran dengan Gabriel costa beberapa bulan yang lalu dan dia salah satu gadis yang beruntung. 

Namanya Bella Louisa, gadis lugu berkacamata dengan rambut hitam yang ikal. Dia bukan gadis yang populer tapi beruntung karena mendapatkan Gabriel yang merupakan bintang di kampusnya. Sambil melangkah ke halte bus, Bella terus berkirim pesan kepada kepada Gabriel dengan kata-kata romantis mereka. Jika orang lain melihatnya maka Bella akan dianggap orang gila karena tertawa sendiri. 

Tiba-tiba fokusnya berubah saat dia mengingat harus berbelanja kebutuhan untuk mengisi kulkas yang kosong, dia lalu turun dari halte dan berlari menuju ke supermarket terdekat.

"Roti, sayuran, gula...." Bella menghafal apa yang harus dia beli. 

Dia masuk ke dalam supermarket dan mengambil apa yang harus dia beli sesuai keinginan ibu tirinya, jika tidak maka dia akan dimarahi oleh wanita tua itu. 

"Okay, aku sudah membelinya dan aku harus pulang sekarang juga," kata Bella sambil membenarkan kaca matanya. 

Dia keluar dari minimarket dengan tas belanja di tangannya, kemudian naik bus untuk sampai di rumah orang tua asuhnya yang selama ini merawatnya dari kecil. Nasibnya memang tidak seberuntung orang lain, dia diadopsi oleh keluarga sederhana di pinggir kota Milan dan terlebih lagi mereka selalu mengungkit biaya yang dikeluarkan mereka selama Bella tinggal bersama mereka. 

Setelah sampai di rumah, Bella menemukan kedua orang tuanya bertengkar lagi dan kali ini sambil merusak barang-barang elektronik. Bella lalu memutuskan untuk lewat pintu belakang yang terhubung langsung dengan kamar kecilnya yang tidak bisa disebut sebuah kamar tapi gudang. 

"Untuk apa kamu membiayai dia kuliah padahal uang itu bisa kita gunakan untuk membayar hutang," kata ibu tiri Bella, Lucia. 

Terdengar suara barang yang dibanting lagi dan Bella segera masuk ke dalam kamarnya. Dia menaruh semua barang belanjaannya di lantai dan terdiam dengan air mata yang sudah mulai menetes dari matanya yang biru. 

"Hahaha... aku muak dengan keributan di rumah ini. Jika mereka tidak suka padaku kenapa mereka mengadopsiku dari keci?" 

Saat bersamaan ponsel milik Bella berdering, itu dari Gabriel. 

"Hallo, babe." 

"Hei, ada apa? Kamu sedang menangis?" tanya Gabriel dari telepon. 

"Seperti biasa, orang tuaku bertengkar." 

"Kamu harus bersabar. Setelah kita lulus kuliah nanti aku akan segera menikahimu dan mengajakmu keluar dari rumah neraka itu," kata Gabriel memberikan harapan besar kepada Bella. 

"Terdengar menyenangkan dan aku tidak sabar untuk menikah denganmu," kata Bella sambil menyeka air matanya dan diganti dengan senyumnya yang manis. 

"Oh tentu saja. Kita akan menjadi pasagan yang paling bahagia dan kita akan mempunyai anak-anak yang lucu." 

"Hahaha... cukup halusinasinya. Aku harus mengakhiri telpon," kata Bella lalu melihat jam dinding yang seolah bergerak cepat. 

"Bye, aku cinta kamu." 

Bella tersenyum dan mematikan telponnya. 

Tangannya bergerak meraih jaket tebal yang berada di belakang pintu, Bella memakainya dan dia memutuskan untuk keluar dari rumah ini sampai orang tuanya berhenti bertengkar. Bukannya ingin kabur tapi memang lebih baik Bella menghindar dari pada nanti menjadi amukan ibu tirinya yang sering memukulnya jika marah. 

Saat situasi aman, Bella berlari lewat pintu belakang dan menuju ke cafe untuk sekedar menikmati coklat panas. Dia naik bus untuk sampai di cafe itu, di mana tempat dia sering menghabiskan waktu jika terlalu banyak masalah di rumah. 

Setibanya di cafe. 

Bella memilih tempat duduk di dekat meja, pelayan pun sudah tahu dia akan memesan apa lalu lekas mencatat pesanannya. Sementara menunggu coklat panasnya datang, Bella membuka buku novel romantis dan mulai membacanya. 

Bell pintu berbunyi pertanda ada orang yang masuk ke cafe tersebut, Bella tidak melihatnya karena dia masih fokus pada bukunya. 

"Aku mau memesan Tiramissu," kata gadis itu. 

"Beri aku kopi panas dengan granulla di atasnya."

Suara yang terakhir membuat Bella melihat ke arah mereka. Sial! Dia adalah Gabriel dan seorang gadis yang cantik serta tas mahal di atas meja. 

Bella seolah tidak dengan apa yang dia lihat, kekasihnya bersama gadis lain bahkan lebih cantik dari Bella bahkan terlihat berkelas. Bella masih diam, dia berpikir jika mereka hanya teman saja dan terus memperhatikan mereka. 

"Sayang, kapan kita bertemu ayahmu? Kamu serius kan dengan hubungan ini?" tanya gadis itu kepada Gabriel. 

"Alice, kamu harus bersabar. Ayahku orang yang sangat sibuk apalagi setelah kematian ibuku dia menjadi bertambah sibuk dengan pekerjaannya." 

Tak disangka selama ini Gabriel berbohong kepada Bella jika orang tuanya masih lengkap bahkan tadi di kampus Gabriel menolak ajakan bertemu karena beralasan ingin menghadiri pesta ulang tahun pernikahan orang tuanya. 

Tiba-tiba terdengar suara gebrakan meja, semua pengunjung cafe itu melihat ke arah Bella. Gabriel terkejut karena ternyata Bella berada di sana, Bella berlari keluar dari cafe itu dengan air mata yang sudah keluar dari matanya. 

"Bella! Bella!" 

Gabriel berusaha mengejar  Bella dan dia meraih tangan gadis itu. 

"Tunggu, Bella!" 

"Lepaskan tanganku, Gabriel!" 

"Maafkan, aku! Seharusnya aku tidak membohongimu. Aku dan Alice memang sudah dijodohkan." 

"Lalu kenapa kamu mengajakku berpacaran jika kamu sudah ada calon istri bahkan kamu memberiku kata-kata manis dan mengajakku keluar dari rumah neraka orang tuaku," kata Bella sambil nafasnya terengah-engah. 

Gabriel malah tersenyum mengejek. "Harusnya gadis jelek sepertimu sadar diri. Kamu bukan cinderella yang akan mendapatkan pangeran." 

"Apa maksudmu?" 

"Siapa juga yang mau menikahimu? Bahkan gelandangan di luar sana saja tidak akan sudi menikah denganmu." 

Bella menampar Gabriel dan matanya menatap tajam ke arah pria itu. 

"Terima kasih sudah membuatku sadar diri," kata Bella lalu berlari meninggalkan Gabriel. 

Sakit hati ini memang tidak akan bisa disembuhkan. Kisah romansa manis yang dia selalu dambakan ternyata memang hanya sebuah ilusi. Kakinya terus berlari bahkan hawa dingin pun sudah tidak dia pedulikan. 

Tanpa dia ketahui Bella tidak sengaja menabrak seorang pria dengan pakaian jas rapi dan terlihat sangat mahal. Bella merasakan semua otot pria yang di depannya begitu keras. Tanpa berpikir panjang dia memilih kabur dari pada berhadapan dengan pria menyeramkan itu yang membawa beberapa pengawal di belakangnya. 

"Tuan Louis, apa kita perlu mengejar gadis tidak punya sopan santun itu?"

"Tidak perlu." 

Suara langkah kaki terdengar mendekat dan nafasnya juga terengah- engah. 

"Ayah?! Kenapa kamu ada di sini?" 

Bella yang seolah mendengar suara Gabriel lalu menoleh ke arah belakang dan terkejut saat Gabriel memanggil pria itu dengan sebutan ayah. Jadi Gabriel Costa adalah anak dari Louis Costa? Pria mafia dan billionaire terkenal seantero Italia. 

Terpopuler

Comments

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

bella knpa kmu ga kabur aja dr rumah orangtua asuh kmu yg suka memukul kmu itu

2024-10-14

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Bagus nih ,ketemu lagi dgn karya kakak ,setelah lihat Notif nya

2024-10-12

0

Retno Palupi

Retno Palupi

bagus kayak nya

2024-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!