Alaish Karenina, wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu belum juga menikah dan tidak pernah terlihat dekat dengan seorang laki-laki. Kabar beredar jika wanita yang akrab dipanggil Ala itu tidak menyukai laki-laki tapi perempuan.
Ala menepis semua kabar miring itu, membiarkannya berlalu begitu saja tanpa perlu klarifikasi. Bukan tanpa alasan Ala tidak membuka hatinya kepada siapapun.
Ada sesuatu yang membuat Ala sulit menjalin hubungan asmara kembali. Hatinya sudah mati, sampai lupa rasanya jatuh cinta.
Cinta pertama yang membuat Ala hancur berantakan. Namun, tetap berharap hadirnya kembali. Sosok Briliand Lie lah yang telah mengunci hati Ala hingga sulit terbuka oleh orang baru.
Akankah Alaish bisa bertemu kembali dengan Briliand Lie?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfian Syafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Curi Kesempatan
Brian terus menatap foto Ala dan langsung screenshot untuk disimpan. Takut kalau buru-buru dihapus nanti nggak punya foto Ala. Mungkin Ala suka posting foto di story jadi di galeri akun tidak terlihat.
Sekarang Brian mau rajin-rajin buka efbe supaya nggak ketinggalan story Ala. Kali aja kan dia posting foto lagi.
Benar saja nggak lama dia hapus postingan dan berganti posting novel. Mungkin tadi salah kirim, tapi biarlah Brian nggak peduli yang penting punya fotonya sebagai pengobat rindu yang sudah menumpuk.
Empat belas tahun berpisah, saling menahan perasaan masing-masing dan berusaha melupakan tapi rupanya Tuhan tidak memperbolehkan mereka lupa satu sama lain dan masih menumbuhkan cinta dihati mereka.
Brian cari Ala kemana-mana nggak ketemu eh malah Ala bersembunyi dan selalu kepoin akunnya. Brian nggak tahu kalau Ala punya akun fake dan bahkan diam-diam ambil foto Brian buat pengobat rindu juga. Kan namanya curang ya.
Sekarang semesta telah mendukung mereka. Brian gagal nikah dan bertemu dengan Ala secara tidak sengaja di sosial media. Brian harap jika Tuhan mempertemukannya dengan Ala secara nyata.
[Perasaan tadi ada posting foto, La? Kok hilang? Aku belum lihat.]
Brian pura-pura nanya padahal aslinya udah dapat screenshotnya.
Pesan tadi pagi cuma dibaca sama Ala yang sekarang dibalas. Brian senang bukan main malah guling-guling kayak cacing kremi. Untung dikamar jadi nggak ada yang lihat.
[Salah posting.]
Meski cuma singkat tapi sudah buat Brian bahagia. Dia langsung balas pesan Ala takut aja kalau orangnya offline lagi. Mana nggak punya nomor Wanya. Mau minta baru juga ketemu. Sabarin aja dulu. Jinakkan dulu betinanya baru nanti kalau sudah jinak boleh minta nomor Wa.
[Oh, tadi foto kamu ya?]
Ala cuma baca aja. Nggak bales sekarang tapi ada notifikasi kalau Ala baru saja mengunggah postingan. Brian langsung lihat beranda Ala. Dia posting cerita kelanjutan kisah Ala dan Brian.
Laki-laki itu langsung baca hasil karya Ala. Padahal tadinya nggak suka baca novel tapi mendadak jadi suka karena itu kisah mereka. Cerita yang Ala tulis benar-benar mengharukan bahkan membuat Brian merasakan sakitnya.
Disitu juga tertulis kalau Ala masih mencintai Brian sampai sekarang. Brian langsung tersenyum. Firasatnya benar kalau Ala memang masih memiliki perasaan yang sama.
Baru sebagian baca novelnya, Ala membalas pesan Brian tapi laki-laki itu mengabaikannya dan terus membaca cerita itu hingga selesai.
Benar-benar seperti apa yang mereka jalani dulu, sangat nyata sekali dan Brian baru tahu jika Ala pandai menulis novel.
[Itu foto orang, bukan gue!]
Brian rasanya gemas sama Ala. Balas singkat padahal hati riang gembira.
[Kamu sekarang kayak apa, La? Lihat dong fotonya.]
Brian langsung buka galeri dan menjadikan foto Ala sebagai wallpaper layar gawainya. Supaya kalau kangen tinggal buka kunci dan langsung terlihat foto Ala.
Benar-benar banyak berubah gadis itu. Jika dulu kurus dan rambut kayak Dora sekarang berisi bahkan menurut Brian tambah cantik dan imut kayak marmut.
[Kayak manusia pada umumnya.]
Reflek Brian tertawa, balasan Ala ini lucu sekali. Ya bener sih seperti manusia tapi kan bisa bilang apa gitu. Masih sama kayak dulu misal. Ah, Ala ini ada saja jawabannya.
[Iya tahu, yang bilang kamu alien siapa?]
"Kalau deket udah tak cium kamu, La!" gumam Brian.
Laki-laki itu keluar dari akun efbenya. Terus memandangi foto Ala yang tadi dia curi. Lama-lama bisa gila itu Brian.
"Yan, kamu kurang obat apa gimana sih? Jangan-jangan gara-gara batal nikah kamu jadi gila ya!" tanya Bu Ranti yang entah kapan sudah di ambang pintu.
Brian kaget bukan main. Perasaan tadi nggak ada siapa-siapa kenapa jadi ada Ibu di sana.
"Ibu ngagetin aja!" sungut Brian.
"Lha Ibu perhatikan kamu senyum sendiri terus ngomong sendiri. Itu hape juga dipeluk-peluk sama dicium-cium."
Brian berdecak kesal, dia bangkit dari tidurannya lalu menghampiri ibunya. Kalau sudah ngomel pasti panjang urusannya.
"Dah sana masak atau ngapain. Ganggu kegiatan anak muda aja," protes Brian dan langsung menutup pintu kamarnya.
"Nggak adek, nggak Ibu sama aja! Gangguin orang lagi kasmaran!" ucap Brian sambil geleng-geleng kepala.
Dia kembali rebahan, buka akun efbe lagi mau chattan sama Alaish. Rasa rindu itu semakin bertambah malah ketika Brian kembali dipertemukan oleh Ala.
[Gak ada sih!]
Baru mau bales pesan Ala, ada panggilan masuk dari Maira.
Brian menolak panggilan itu tapi Maira terus menghubunginya. Brian sudah malas buat berhubungan lagi sama Maira. Bagi Brian semua sudah selesai, kedatangan Dori sudah menjawab semuanya.
Jari Brian hendak memblokir nomor Maira tapi gadis itu mengirimkan pesan.
[Mas, aku minta maaf. Tolong jangan batalin pernikahan kita. Aku nggak mau kita sampai batal nikah cuma karena salah paham.]
[Mas maafin aku ya, aku nggak ada hubungan apapun sama Dori. Tadi dia kesini mau ada perlu sama Bapak aja. Bahas soal bibit tanaman.]
Brian nggak ada niat mau balas pesan Maira. Hatinya udah terlanjur kecewa karena dibohongi dan gadis itu masih saja membela diri. Brian bukan laki-laki bodoh yang bisa Maira tipu. Mana mungkin nggak ada hubungan apapun sama Dori. Jelas-jelas dichatt sudah manggil sayang-sayangan.
Brian coba masuk akun Maira lagi dan rupanya sandi sudah diganti. Benar-benar licik itu orang.
[Mas, kita perbaiki semuanya dari awal ya. Aku nggak mau Bapak sampai sakit karena mikirin pernikahan kita yang gagal.]
[Nggak apa-apa kalau Mas Brian nggak mau hapus nama itu, nanti setelah menikah aku yakin lambat laun Mas Brian mau hapus kenangan Mas Brian sama Alaish.]
Maira terus memohon supaya pernikahan itu nggak batal tapi Brian nggak peduli sama sekali. Dia memilih blokir nomor Maira supaya hatinya tenang dan hidupnya nyaman. Sampai kapanpun Brian nggak mau hapus nama Alaish di dadanya. Alaish adalah separuh jiwanya. Kalau sampai dihapus maka Brian bisa gila nanti.
[Makanya mana lihat foto kamu]
[Kamu kapan nikah, Bri?] Ala mengalihkan topik pembicaraan.
Kalau sudah menyangkut foto sepertinya sangat sensitif bagi Ala. Gadis itu sama sekali nggak mau kasih foto untuk Brian.
[Nggak ada, nggak punya foto.]
Padahal Brian dah ambil tapi alasannya nggak punya foto. Emang pelit si Ala ini.
[Masalah kita udah selesai kan? Jadi jangan ganggu lagi ya. Lo kan udah bahagia sekarang moga pernikahan lo lancar.]
Hati Brian sedikit sedih karena Ala bilang gitu. Dia merasa terganggu dengan pesan yang Brian kirim. Kepala Brian pusing rasanya mau pecah. Baru juga bahagia dan rasa kecewa karena Maira sedikit berkurang malah Ala nggak mau kenal lagi.
Andai Ala tahu kalau Brian gagal nikah pasti dah loncat-loncat gadis itu. Cuma Brian nggak mau bicara apapun untuk saat ini.
Dengan berat hati Brian pun menuruti kemauan Ala. Dia nggak pernah nggak nurut sama Ala. Apapun yang Ala minta dulu selalu Brian turuti. Nggak tahu kenapa rasanya tuh kalau sama Ala, Brian jadi mati kutu. Bahkan cuma dia gadis yang bisa bikin Brian jatuh cinta.
[Baiklah kalau itu mau kamu. Semoga kamu bahagia dengan hidupmu yang sekarang. Jadi mari kita asing lagi seperti sebelumnya karena semua masalah di masa lalu telah selesai dan membuat hati kita tenang.]
Rasanya nggak mau kayak gini. Brian pengen masih bisa ngobrol sama Ala lewat akun sosial media tapi gadis itu menolak. Sudah memaafkan tapi sepertinya Ala masih membenci Brian. Sampai Brian berpikir apa cerita yang ditulis Ala itu benar? Jika masih mencintai Brian tapi kenapa sikapnya seperti ini.
Ya, mungkin pertemuan itu hanya singkat karena Tuhan memberikan waktu untuk mereka menjelaskan dan memaafkan satu sama lain. Masanya udah selesai jadi nggak ada yang perlu dibahas lagi.
Brian memilih keluar dari sosial media dan memejamkan kedua matanya. Meratapi nasib yang memilukan. Kembali memeluk kesunyian, berteman cinta tulus untuk Ala seorang.
Bersambung...
semangat kakak,
udu mmpir....
btw...ni pnglman pribadi y????
🤭🤭🤭