NovelToon NovelToon
Teman PASTI Menikah

Teman PASTI Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Duda / Teen School/College
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chacasdks

Mika dan Dena dua teman masa kecil yang dipertemukan kembali lewat dunia yang nyatanya tak seluas itu, dikehidupan berikutnya keduanya malah kembali menjadi musuh dalam selimut dan lupa dengan identitas satu sama lain dimasa lalu, siapakah yang akan sadar duluan dengan hubungan lama mereka, atau justru keduanya malah tak akan pernah ingat dan kenangan manis dulu hilang lenyap begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chacasdks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kopi dan Izin yang Diberi

Jakarta 2023

Menjelang sore, semburat jingga dengan warna keunguan ikut menemani dua insan yang masih dipenuhi suasana merah muda itu, dengan jurus yang sama, Dena kini berhasil buat Mika duduk di samping kemudinya, keduanya sudah sepakat jika akan belajar bersama lagi di tempat yang telah Mika rekomendasikan sebelumnya.

Obrolan ringan dengan topik yangg tak ada habis sejak tadi mampu memecah kecanggungan yang kini perlahan berubah menjadi kenyamanan. Keduanya bahkan sudah sepakat untuk memanggil dengan sebutan masa kecil ketika sedang berdua seperti ini, dan lambat laun keduanya mulai terbiasa akan panggilan itu. Hingga tak sadar jika izin telah resmi diberi.

"mau ngerjain tugas apa Kay?"

"gak mau ngerjain apa-apa Kak, aku pengen makan aja" balas Mika agak manja, kekehan manis terpampang di wajah Dena, dapat melihat sisi Mika yang seperti ini bak hadiah besar baginya. Dena mengangguk lalu persilahkan Mika untuk memesan apapun yang ia inginkan.

"akhir pekan nanti Bunda mau mampir, kamu mau ikut gak Kay?" tanya Dena tanpa mengalihkan perhatian sedikitpun dari Mahasiswi semester lima itu, "gak ah Kak, takut canggung Bunda mau ngabisin waktu sama anak bontot nya kali"

"tapi kan kamu bakal jadi anaknya juga Kay, ayolah ikut" balas Dena gamblang, buat Mika diam dengan mata yang berkedip beberapa kali, ucapan Dena yang terlampau jujur selalu bisa membuat Mika menggigit bibir bawahnya, menahan senyum agar tidak merekah.

"Kak, apa sih"

"yaudah kamu ikut ya kalau gitu, oke? Kali ini aja ya, aku selalu nemenin kamu nugas loh, kamu gantian nemenin aku sama Bunda" bujuk Dena dengan wajah memelas. Mika mana tega melihat Dena seperti ini, dengan anggukan pasrah si tunggal akhirnya mengalah dengan si bungsu, benar kata Bunda Dena itu aslinya masih bayi. Cengiran lebar langsung terpampang di wajah Dosen itu.

"Bunda memang ada perlu Kak disini?"

"bulan depan kan pernikahan Bia, jadi katanya mau sekalian ketemu Bia" wajah Mika perlahan menegang begitu mendengar nama Bia, ada perasaan getir sekaligus iri ketika nama itu diucapkan Dena, begitu dekatkah Bia dengan keluarga Dena sampai-sampai Bunda rela datang dari Bandung?

Belum mulai saja Mika sudah merasa kalah

"kamu ikut kan?"

Gak, aku gak mau ganggu kalian Kak

"iya aku ikut" lirih Mika, alis Dena terangkat sebelah, ia merasa ada yang aneh begitu mendengar respon Mika, namun ia tak terlalu ambil pusing, mungkin Mika memang tengah lelah, mengingat banyaknya tugas yang gadis itu jabarkan sebelumnya.

Ditengah diam yang terasa di antara keduanya, hadir wanita tinggi dengan nampan pada genggaman, menyajikan makanan dan minuman serta hidangan penutup, setidaknya berkat itu buat sudut bibir Mika sedikit terangkat. "terima masih" ucap Mika sebelum perempuan tinggi itu kembali meninggalkan keduanya.

Keduanya langsung santap hidangan yang sudah disajikan, kini keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, Dena dengan mulutnya yang sibuk mengunyah, dan juga Mika yang sibuk memikirkan Bia, ia masih penasaran sebenarnya siapa wanita itu, tak mungkin Dena hanya mengenal Bia sebagai seorang teman, jika dibandingkan dengan dirinya, Bia tentu jauh berada di level tertentu.

"Kak Bia itu cuma teman kamu atau gimana sih Kak? Kok kayaknya kalian deket banget, sama Bunda apalagi" kunyahan Dena memelan perlahan ketika mendengar pertanyaan tersebut, sorot matanya menatap Mika, sepertinya ia mulai paham penyebab perubahan suasana Mika barusan. Dena tersenyum simpul buat Mika makin cemberut sebab pertanyaannya tidak langsung mendapatkan jawaban.

Setelah memastikan kunyahan tertelan sempurna, kedua tangan Dena menangkup. "Bia itu teman dari kecil Kay, dan kebetulan orang tua kita memang satu tempat kerja, jadi ketika aku pindah dia juga ikut pindah, dari dulu aku sama dia memang gak satu perumahan seperti kamu, tapi kami berdua dekat karena selalu satu kelas" tangan yang tadinya menopang itu ia turunkan, lalu perlahan gapai tangan kanan Mika dan beri usapan lembut.

"aku sama dia udah kayak saudara, Bunda udah anggap Bia seperti anak perempuannya sendiri, aku gak pernah punya perasaan sama dia, tolong percaya sama aku ya Kay" jelas Dena sungguh. Mika anggukan kepala, penjelasan singkat Dena mampu buat hatinya kembali hangat, kupu-kupu di perutnya seakan ingin ikut terbang untuk menuntunnya ke awan, Mika senang sebab perasaan takutnya tak dihiraukan, Mika senang sebab perasaanya divalidasi.

"iya percaya, aku cuma nanya kok" sudut bibir Mika kembali terangkat, dengan ekor mata ia lirik tangan Dena yang masih beri usapan.

"nah gitu dong senyum, tadi aku minum jus rasanya kurang manis karena kurang senyum kamu" Mika pura-pura bergidik ngeri mendengar gombalan Dena. "geli banget Bapak" timpal Mika kesal.

Dibaca Salting

Getaran ponsel di saku celana buat Dena merogoh benda tersebut, sebuah nama yang terpampang buat senyum itu makin merekah, kedua alis Mika terangkat melihat Dena seperti itu. Dena lantas geser tombol hijau tersebut, menampilkan wajah dan juga suara dari seorang wanita di seberang sana.

"Dek, kamu jajan terus sih, hemat uang mu lah katanya mau nikah nyusul Bia" ujar Bunda. Dena hanya memutar mata mendengar ocehan tersebut, juga yang Mika ikut tersenyum senang melihat interaksi Dena dan Bunda, ia lalu melanjutkan suapannya, tak ingin mengacau obrolan kedua manusia lucu itu.

"aku lagi sama orang cantik tau Bun" dengan mata melotot Mika menyilangkan kedua tangan dengan kepala menggeleng, meminta Dena agar tak beri tahu Bunda. "siapa Dek? Bunda juga mau lihat orang cantik dong"

Dena tak bisa menahan tawa, dengan jahil ia balik layar ponselnya, buat wajah Mika kini juga ikut terpampang "halo Kayla, cantik banget kamu nak bener ternyata kata Dena" seru Bunda bersemangat, Dena lalu serahkan ponselnya untuk Mika pegang, kini malah dirinya yang menonton interaksi dua perempuan kesayangannya itu.

"Minggu mampir ke rumah ya Kay, nanti ikut Bunda jalan-jalan ya sayang? Mika mau gak? Kalo sama Dena gak asik Bunda kayak ngomong sama patung" hati Mika berdesir, melihat Bunda seperti ini buat air matanya hampir keluar, ternyata ia salah telah berburuk sangka.

"iya Bunda aku mau"

1
范妮·廉姆
Hai, yu gabung d Bcm
cukup follow me.. Thank you.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!