NovelToon NovelToon
Story Of A Certain Couple

Story Of A Certain Couple

Status: tamat
Genre:Tamat / Duniahiburan / Mafia / Showbiz / Karir / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:822
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

"Waaa kenapa begini."

Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.

Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.

Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.

"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.

Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

“Uwaaah,”

Layla mendadak terbangun, air matanya bercucuran, tubuhnya yang tidak berbusana penuh dengan keringat dan nafasnya memburu, selagi tertegun, tiba tiba seseorang memeluknya dari samping, Layla menoleh dan melihat Dean yang memeluknya, dia langsung berbalik dan memeluk Deah,

“Aku....aku,” ujar Layla.

“Aku tahu, aku juga mimpi yang sama, aku sekarang ingat alasan ku lari dari rumah,” ujar Dean.

“Eh...kamu mimpi yang sama dengan ku ?” tanya Layla.

“Iya, sama, aku sendiri tidak mengerti, tapi aku melihat masa lalu yang sudah ku lupakan,” jawab Dean.

“De....kita tidak boleh menikah disini.....kita tidak boleh di sini,” ujar Layla.

“Aku tau La, aku tahu, kita harus lari dari sini,” ujar Dean.

“Tapi bagaimana caranya, mereka semua ada di hotel ini,” ujar Layla.

Keduanya terdiam, mereka menatap satu sama lain dan menempelkan kening mereka sambil berpikir keras untuk pergi dari hotel. Tiba tiba, “dling...dling,” smartphone milik Dean dan Layla berbunyi. Keduanya langsung mengambil smartphone masing masing kemudian melihat pesanya, ternyata Rena mengirimi Dean pesan dan Harris mengirimi Layla pesan yang isinya sama,

“Cepat keluar dan pakai pakaian yang ada di depan pintu,”

Dean dan Layla langsung turun dari ranjang dan membuka pintu, mereka melihat Hans dan Al sudah tegeletak di sisi kanan dan kiri pintu, di depan pintu ada sebuah kantung kertas yang tergantung di gagang, Dean mengambilnya dan membawanya masuk, kemudian dia melihat isi kantungnya, ternyata isinya adalah dua set pakaian pelayan hotel untuk pria dan wanita, Dean melihat Layla dan Layla melihat Dean, keduanya langsung bersama sama masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian.

******

Sementara di kamar Rena, beberapa saat sebelumnya, di dalam kamar mandi, Rena terlihat sedang menodongkan pistol yang seharusnya milik Anton ke arah bak mandi dengan tubuh di balut handuk, dia menaruh smartphonenya di tempat cuci tangan mewah yang nampak indah.

“Apa maksud kamu beb ? kenapa kamu menodongkan pistol pada ku ?” tanya Anton.

“Hmm apa ya maksudnya ? ah aku tahu, kamu bekerja untuk mama ku kan ?” tanya Rena tersenyum.

“Huh apa maksud mu....”

“Dub,” Rena menembak sebelah kaki Anton menggunakan pistol berperedam suara, “uaaaah,” Anton berteriak dengan keras,

“Beb,..dengar dulu,” ujar Anton sambil meringis kesakitan.

“Hmm baiklah aku dengar,” ujar Rena.

“Keluarga ku di ancam oleh madam, aku terpaksa harus menuruti nya.... “

“Dub,” Rena kembali menembak sebelah kaki Anton menggunakan pistolnya dan kembali membuat Anton berteriak,

“Alasan klise, sejak semula keluarga mu bekerja untuk mama ku kan, udahlah, aku sudah tahu sejak aku mulai penyelidikan ini dan bersandiwara mengelabui kalian,” ujar Rena.

“Hehe....kamu ternyata pintar ya, ku pikir kamu mencintai ku, aku mencintai mu beb,” ujar Anton.

“Yup aku juga mencintai mu kok, tapi masalahnya kita beda prinsip, kalau buat mu mungkin cinta dan kepercayaan nomor satu tapi buat ku cinta dan kecurigaan nomor satu, paham ya bedanya kita,” ujar Rena tersenyum.

“Kamu wanita kejam,” balas Anton.

“Terima kasih beb, aku mencintai mu, jadi matilah,”

“Dub,” tembakan Rena tepat mengenai kening Anton dan membuat Anton tidak bergerak lagi untuk selamanya. Rena membuka handuknya dan mengusap bagian terpenting tubuhnya yang berada di antara kedua kakinya,

“Untung aku taruh racun lemas di sini, jadi dia lalai hehe. Bye bye beb, dari dulu yang kucintai dan kusayangi hanyalah kakak terganteng ku walau aku tahu aku tidak bisa memiliki diri nya, saatnya keluar, ku harap Harris juga sudah selesai,” ujar Rena

******

Sementara itu, di saat yang bersamaan, di kamar Harris yang berada di sebelah kamar Rena, “jedug,” terdengar suara samar samar sesuatu membentur dinding,

“Hmm kak Rena sudah selesai ya, baiklah, yang di sini ku selesaikan juga,” ujar Harris sambil menaruh smartphone nya di meja sebelah ranjang.

“Sayang apa apaan ini,” ujar Yessi.

“Hmm ? ga apa apa,” balas Harris.

Harris menoleh melihat Yessi yang kedua tangan dan kakinya di ikat di ranjang dengan tubuh di selimuti pakaian mandi.

“Heheh kamu mau main seperti ya sayang,” ujar Yessi.

“Iya, tapi sebelum itu, aku ingin main tanya jawab sama kamu sayang, siapa yang memperkerjakan kamu ?” tanya Harris.

Wajah Yessi yang awalnya tersenyum langsung berubah, dia menatap Harris yang tersenyum di depannya dan melihat wajahnya.

“Um...kamu kan yang memperkerjakan ku sayang,” ujar Yessi.

“Ping pong...teeet...jawaban mu salah sayang,”

“Jleb,” sebuah pisau yang seharus nya milik Yessi langsung menancap di kaki kanan Yessi, “uaaaaah,” Yessi langsung berteriak kesakitan, Harris tersenyum dan kembali mendekatkan wajahnya,

“Jawabannya mama angkat ku, benar ?” tanya Harris.

“Kamu bicara apa sayang, tolong jangan main main, sakit sayang,” teriak Yessi.

“Teeeet...salah lagi,”

“Jleb,” pisau kembali menancap di paha kiri Yessi, “aaaaaaaa,” Yessi kembali berteriak dengan kencang dan mulai mengeluarkan air mata,

“A...apa mau mu Harris ?” tanya Yessi.

“Hehe tidak panggil sayang lagi nih, aku mencintai mu loh,” ujar Harris.

“A..aku juga mencintai mu,” ujar Yessi.

“Teeeet...salah,”

Ketika Harris mengangkat pisaunya, tapi sebelum Harris menancapkannya di paha kanan Yessi, Yessi berteriak,

“Ok ok aku ngaku sayang, aku memang bekerja untuk mama angkat mu, tapi aku terpaksa, aku harus.....”

“Jleb,” pisau kembali menancap namun kali ini di perut Yessi sampai Yessi tidak bisa berteriak dan mulutnya mengeluarkan sedikit darah, Harris mendekatkan wajah nya ke wajah Yessi yang menahan sakit,

“Haaaah....serius sayang, aku sudah bosan mendengar alasan keluarga ku di ancam atau yang lainnya, jangan dikira aku tidak tahu, yang menyuruh mu mengawasi ku di sana adalah mama angkat ku kan dan yang di tugasi waktu itu untuk menghabisi mama kandung ku, juga kamu kan, benar tidak ?” tanya Harris.

“Puih.” Yessi meludahi wajah Harris dan tersenyum dengan memperlihatkan giginya yang merah penuh darah,

“Kalau sudah tahu kenapa ga dari dulu kamu habisi aku ?” tanya Yessi.

“Jawaban nya sepele, karena aku butuh kamu dan aku mencintai mu hehe,” jawab Harris.

“Cinta ? memang di antara kita ada cinta ?” tanya Yessi.

“Tentu saja ada, yang tidak ada adalah kepercayaan, jadi terima kasih atas bantuannya selama ini,” jawab Harris.

“Hahaha sama sama sayang, sekarang tolong habisi aku,” ujar Yessi.

“Dengan senang hati sayang, selamat malam,” balas Harris.

“Jleb,” pisau langsung menancap ke kening Yessi dan membuat Yessi tidak bergerak lagi walau matanya masih terbuka. Harris menaikkan tangannya mengusap mata Yessi dan menutupnya, kemudian dia mencabut pisaunya dan melemparkannya ke tubuh Yessi sambil tersenyum.

“Sayang sekali, di banding kamu, kakak ku yang paling cantik sedunia itu jauh lebih kucintai dan kusayangi, walau tidak mungkin aku bisa bersamanya, bertepuk sebelah tangan sudah cukup bagiku karena itulah seni nya hehe,” ujar Harri sambil melangkah pergi.

******

“Klek,” Rena dan Harris bersama sama keluar dari kamar, “klek,” sebuah kamar terbuka lagi dan Alice keluar dari kamar, ketiganya berdiri di depan kamar Dean dan Layla yang sedang berganti pakaian. “Klek,” kamar di buka, Dean dan Layla yang sudah berpakaian sebagai petugas hotel kaget melihat Rena, Harris dan Alice di depan kamar,

“Kalian ?” tanya Dean.

Rena langsung maju dan memeluk Dean kemudian dia memeluk Layla di sebelah Dean. Setelah itu Harris maju memeluk Layla dan kemudian memeluk Dean, setelah itu,

“Sekarang kalian pergi dan pergi ke alamat yang ku berikan, semua sudah kami siapkan untuk kalian di sana,” ujar Rena.

“Baik, terima kasih Rena,” balas Dean.

“Jangan lupa janji mu ya kak, kalau kamu sudah berhasil membangun keluarga baru, kembali dan jemput aku,” ujar Rena.

“Pasti, aku akan kembali,” ujar Dean.

“Kakak juga ya, jangan lupa sama janji kakak,” ujar Harris kepada Layla.

“Aku tidak akan lupa Har, aku pasti kembali, doakan aku Har,” ujar Layla.

“Pasti kak, pasti,” balas Harris memeluk Layla yang membalas memeluknya.

“Ayo Dean, Layla, kita harus pergi sekarang,” ujar Alice.

Dean kembali memeluk Rena dan pergi, begitu juga Layla yang melepaskan pelukannya dengan Harris. Rena dan Harris berdiri melihat Dean dan Layla yang berlari mengikuti Alice di depannya. Setelah ketiganya turun menggunakan lift,

“Lalu pernikahannya bagaimana kak ?” tanya Harris.

“Tentu saja tetap berlangsung hehe,” jawab Rena.

“Ctak,” Rena menjentikkan jarinya, sebuah kamar terbuka, beberapa pria berjas keluar membawa dua orang yang kepalanya di tutupi kain, Rena dan Harris membuka penutup kepalanya ternyata dua orang itu adalah Steve dan Sharon dalam keadaan pingsan.

“Letakkan mereka di kamar dan telanjangi, begitu bangun jelaskan semuanya, mereka sudah di hipnotis dan harusnya senang menjadi kepala keluarga mafia terbesar yang baru hehe,” ujar Rena.

"Hehe kamu benar benar wanita yang mengerikan kak," ujar Harris.

"Enak saja, ini kan ide mu, dasar laki laki mengerikan," balas Rena.

"Oh ya...hahahahahaha," keduanya tertawa kencang.

Sementara itu, Dean dan Layla yang sudah turun dan berjalan cepat menuju ke bagian belakang hotel mengikuti Alice,

“Rena...Harris...kita pasti kembali,” ujar keduanya dalam hati sambil terus berjalan dan bergandengan tangan tanpa mengetahui apa yang kedua adik mereka kerjakan di atas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!