NovelToon NovelToon
Air Mata Pernikahan

Air Mata Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Cerai / Percintaan Konglomerat
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: cherrypen

Terlihat jelas setiap tarikan bibirnya menampakkan kebahagiaan di raut wajah gadis itu. Hari di mana yang sangat di nantikan oleh Gema bisa bersanding dengan Dewa adalah suatu pilihan yang tepat menurutnya.

Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu timbullah pertanyaan di dalam hatinya. Apakah menikah dengan seseorang yang di cintai dan yang mencintainya, bisa membuat bahagia ?

1 Oktober 2024
by cherrypen

Terima kasih sebelumnya untuk semua pembaca setia sudah bersedia mampir pada karya terbaruku.

Bantu Follow Yuk 👇
IG = cherrypen_
Tiktok = cherrypen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cherrypen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18. AMP

Mama tirinya Dewa kembali lagi bergabung dengan yang lainnya. Akan tetapi, tidak berselang lama telepon itu berdering lagi. Mama tirinya Dewa beranjak dari tempat duduknya dengan perasaan kesal.

"Siapa yang telpon!"

"Ma, biar Dewa saja yang menjawab. Mama duduk saja," ucap Dewa.

Mama tirinya pun duduk kembali. Sedangkan Dewa berjalan lalu menjawab telepon tersebut.

"Hallo" ~ Dewa ~

Si penelpon itu masih tidak bersuara. Dan Dewa berkata lagi.

"Hallo" ~ Dewa ~

"Dewa, siapa yang telepon? Suaranya cewek apa ccowok?" teriak Baskara, Papanya.

"Tidak tau Pa, tidak ada suaranya. Orang iseng mungkin, biar Dewa tutup saja," sahut Dewa.

"Dewa," ~ Sania ~

Mendengar namanya di sebut, Dewa terperangah. Dia menempelkan kembali telepon di telinganya. Suara yang sangat familyar di telinganya. Sepersekian detik Dewa terdiam, tak mampu berbicara. Jantungnya berdebar-debar kencang berharap pikirannya salah menerka-nerka kalau si penelpon adalah Mama kandungnya.

"Dewa," ~ Sania ~

Dewa masih diam seraya tubuhnya membeku. "Dia pasti bukan Mamaku," batin Dewa.

"Ini Mama, Sayang," ~ Sania ~

"Kamu bukan Mamaku!" ~ Dewa ~

"Mama mau ---" \~ Sania \~

Belum sempat Sania melanjutkan kata-katanya Dewa suduh menutup teleponnya sembari meletakkan gagang telepon dengan kasar. Kedua tangannya mengepal dengan kuat di samping. Kebencian itu seketika tumbuh lagi di saat suara Mamanya menggema kembali di telinganya.

Sakit, kecewa, benci dan rindu campur aduk menjadi satu. Luka yang sudah mulai mengering kini basah kembali. Dewapun teringat lagi akan masa lalunya di mana Mamanya dengan tega meninggalkan dirinya.

"Mama," Dewa kecil berteriak terus memanggil Mamanya seraya air matanya bercucuran.

Akan tetapi, Mamanya tidak mempedulikan dia. Di saat Papanya sedang terbaring sakit di atas ranjang Sania justru lebih memilih pergi bersama selingkuhannya. Sania dengan lantang berkata pada Dewa " Urus Papamu sendiri." Dan kemudian Sania menarik kopernya keluar dari rumah. Dia membiarkan anaknya menangis sesenggukan melihat Mamanya pergi memasuki mobil sama selingkuhannya.

Dan sejak saat itu Dewa menyimpan dendam pada Mama kandungnya dan menjadi trauma. Dia merawat Papanya di bantu oleh Dokter pribadi keluarganya dan suster. Setiap hari Dewa mengusap air matanya yang menggenang di pelupuk matanya. Dia bertekad akan menjadi kuat demi Papanya dan mengurus perusahaan buat Papanya.

"Siapa yang telpon Sayang?"  Gema memecah lamunan Dewa seraya memegang pundah suaminya.

Dewa terkejut. Dia memalingkan wajahnya menatap Gema dengan tatapan kosong. "Kenapa Mas?" Gema bertanya kembali.

"Tidak apa-apa Sayang, tadi hanya orang yang salah sambung saja. Kita kembali ngobrol yuk," balas Dewa.

Pikiran Dewa berkecamuk setelah Mama kandungnya muncul kembali. Hatinya merasa tidak tenang, selama berkumpul dengan keluarganya Dewa lebih banyak diam dan melamun. Duri dalam hidupnya kini datang mencarinya kembali. Luka yang sudah terkubur dalam-dalam kini terbuka kembali.

"Sayang, kita pulang sekarang besok ada kerjaab di kantor," ucap Dewa.

"Kalian mau pulang, kenapa cepat sekali?" celetuk Mama tirinya dengan lembut.

"Dewa harus banyak menyiapkan beberapa berkas yang harus di bawa ke luar kota minggu depan Ma."

Papanya mengangguk-nganggukkan kepala. "Papa bangga sama kamu Dewa. Perusahaan keluarga kita sekarang bertambah maju. Mahesa kamu harus mencontoh kakamu ini."

"Iya Papa. Mahesa akan banyak belajar dari Kak Dewa," jawab Mahesa.

***

Pikirannya Merry mulai kacau di atas ranjang dirinya senyum-senyum sendiri membayangkan Dewa. Entah setan apa yang merasuki pikirannya hingga membayangkan yang ngga seharusnya dia bayangkan.

Merry juga lebih memperhatikan penampilannya di depan Dewa. Sebelum memasuki ruangan atasannya dirinya kerap berdandan lebih dulu. Pakaiannya juga lebih terlihat seksi sampai membentuk lekuk tubuhnya. Menonjolkan dadanya yang bulat dan padat dengan ukuran yang cukup besar. Sebagai lelaki normal Dewa jelas terkadang mencuri pandang, tetapi tidak arah niatan untuk mendekati Merry, padahal dia tau betuk Merry pasti tidak akan menolak pesonanya Dewa.

Semakin hari Dewa dan Merry pun menjadi akrab. Mereka sekarang kerap sekali menghabiskan waktu makan siang bersama di luar kantor.

"Pak ada sisa makanan di bibirnya," ucap Merry.

Dewa pun mencari sisa makanan yang ada di bibirnya, tetapi dirinya tidak menemukan. Merry seketika menarik tisu dari tempatnya kemudian beranjak dari tempat duduknya. Dia mencondongkan bahunya ke depan hingga dadanya tepat di depan wajah Dewa sembari membersihkan sisa makanan di bibir Dewa.

Bola mata Dewa seketika terbelalak menatapnya. Dia menelan ludahnya kasar seraya merasakan lembutnya tangan Merry yang bergerak di area bibirnya. Setelah selesai Merry duduk kembali, tak dapat di pungkiri matanya Dewa masih menatap bagian dada Merry yang menonjol.

"Sudah bersih Pak," celetuk Merry.

"Oh, terima kasih Merry," balas Dewa gelagapan.

Sesampainya di kantor. Dewa kembali ke ruangannya begitupun juga dengan Merry. Di dalam ruangan Dewa sudah melupakan kejadian tadi, tetapi malah teringat akan suara Mamanya yang terdengar serak seperti habis menangis. Dirinya tidak menyangka jika Mamanya akan mencarinya lagi.

"Mama kenapa mencariku?" batin Dewa. "Ah ..., sudahlah bodo amat sama dia," ucapnya pelan.

To be continued

Bantu author Vote yuk

1
IG : cherrypen_
Pembaca setiaku. maaf ya kalau saya aploudnya sering malam 😊, karena siangnya saya ada kerjaan 🙏. Terima kasih sudah seti menunggu updetan chapter terbaru 😊
Henny Ngamel
sungguh kasian nasibmu Gema ditusuk sama sahabat sendiri dan si suami Biadab
IG : cherrypen_: 😊 aku jd semangat kak setiap baca komen dari kakak 😄
total 1 replies
Henny Ngamel
kasian Gema teman sendiri menghancurkan RTnya... air susu dibalas air tubah
Henny Ngamel
bahaya neh... bau² pelakor neh sahabat adalah maut
risti
lanjut kak
risti
Kak, terus berkarya. Ceritamu menarik. /Smile/
risti
ihhh bener banget gema /Smile/
IG : cherrypen_
Hay hay hayyyyy ......./Facepalm/, cherrypen hadir setelah beberapa abad hiatus karena sakit. Untuk semuanya terima kasih banyak sudah mampir membaca ceritaku ini. 😊 Dan terima kasih sudah bersedia meluangkan waktunya dengan menekan susbcribe 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!