FORCED LOVE

Ashila memainkan ponselnya menatap layar berulang kali lalu menjatuhkannya kembali ke atas kasur, tidak ada pesan dari seseorang yang sejak tadi dia tunggu di sana membuat dirinya bertanya-tanya apa yang terjadi

Gadis itu menghela nafas berulang kali hingga pria yang baru saja lewat dari pintu kamar gadis itu memperhatikan Ashila dengan seksama “Nak….”. Panggil bajah dengan lembut sadar akan wajah yang cemas terlukis di wajah putrinya “ada apa dengan mu?”.

“Paman… aku tidak apa?”.

“Jangan bohong, paman bisa melihat kecemasan di wajah mu”. Pria itu duduk di samping Ashila membuat gadis itu semakin tidak bisa berbohong padanya “Aku pernah melihat wajah cemas ini sebelumnya”.

“ck paman memang sangat memahami ku, paman marah?”.

“Tidak tapi kau harus memberi tahu paman”.

“Umh xixi, dia pria yang baik paman namanya MahaDevan seorang Ketua Manajer Pemasaran”. Ashila tanpak gugup menjelaskan nya “Dia sangat sopan dan ramah, meski sepertinya dia lebih tua dari ku”.

Bajha mengangguk sebisa mungkin dia menampilkan wajah tenang melirik sekitarnya, mencoba mengenali Maha Devan pria yang di maksud oleh putrinya karena nama itu juga tidak asing

Sepertinya au harus mencari tahu mengenai pria itu, aku tidak akan kejadian Josha terulang lagi. Gumam Bajha

“Ngomong-ngoong bagaimana dengan paman? Sudah ada calon aunty untuk ku?”. tanya Ashila membuat pria itu gugup

Seorang gadis malah terlintas di benaknya Bajha menggeleng karena pikiran tidak mungkin memberi tahu Ashila mengenai perasaannya , bahkan dia sendiri belum mengatakan sesuatu pada perempuan yang dia sukai itu apa dia tahu jika Bajha punya perasaaan itu?

******

Maha Devan melirik ponelnya sesekali setelah Agharna memergokinya tadi dia menjadi tidak enak jika secara terang-terangan mendekati seseorang di depan pria yang penah terluka karena seseorang itu.

“Rapat selesai, aku akan memberi kompensasi untuk kerja kalian dan tawaran yang kalian terima”. Ucap Agharna pada dua orang di depannya “Selanjutnya pertemua akan berada di kantor utama “

“Baik pak Pak Leus, senang bisa bekerja dengan anda….. kalau begitu kami permisi kami akan memberi kabar baik ini pada keluarga kami di rumah”. ucap pria setengah abad di depan sana dengan wajah yang sangat senang

“Ya….. “. Tatap Agharna dengan sebuah rasa penasaran di wajah nya padahal hanya sebuah penawaran biasa padahal sebelumnya beberapa perusaaan yang bekerja sama dengan nya tidak seperti pria itu

“Oh ya maaf jika saya lancang, usia bapak sudah sangat matang untuk berkeluarga dan saya pikir anda akan menemukan kebahagiaan bapak dalam sebuah keluarga kecil”.

“Kenapa kau mengatakan itu?”. Tanya Agharna dia belum pernah memikirkan untuk menikah setelah perasaannya yang terluka beberapa saat lalu

“Entahlah wajah anda menunjukan semua itu”.

Agharna dan Devan saling menatap satu sama lain umur mereka sebenarnya tidak terlalu jauh tapi untuk seorang Agharna menikah adalah sat hal yang sangat berat di banding dengan Devan pria itu terlihat santai dengan percintaan yang berjalan seperti keinginan nya

“Ehhem”. Devan berdehem “Ku pikir ini bukan hal yang harus di bahas”.

“Ck..”. Agharna hanya berdecak ria “Kau tidak ingin menikah saat ini bukan?”.

“ya untuk saat ini sepertinya tidak, aku  harus menunggu dua atau tiga tahun lagi aku tidak ingin impian nya terganggu dia perempuan baik”.

Agharna memutar bola mata malas tidak ingin berbincang mengenai hal yang membuatnya terluka di masa lalu dan lagi pula ada beberapa pekerjaan yang harus dia lakukan dan khusus malam ini.

Pria itu membuka sebuah laptop mengklik sebuah item yang dia gunakan untuk menghubungkan seseorang yang dia gunakan untuk memantau pergerakan rivalnya

“Kau masih menggunakan gadis itu?”. Tanya Devan “sejujurnya aku tidak menyukainya, kenapakau malah melibatkan dia sampai masuk ke dalam Mansion?”.

“Semuanya harus berjalan mulus Devan, gadis itu terlalu serakah hingga bodoh”.

Devan mengangguk dia ikut melirik layar laptop di sana sampai kini sebuah suara aneh kini terdengar salin bersahutan disana, dan saat Devan kini duduk lebih dekat dan melotot saat melihat dengan jelas apa yang ada di sana

“Sh*!”. Ucap pria itu saat melihat pergumulan di sana “dia benar-benar gadis itu? Menjijikan! Bagaimana kau bisa mendapatkan itu”.

“Ya dia melakukan itu, untuk satu tujuan Aku memberi tas yang sudah ku modifikasi aku menaruh kamera di salah satu sisinya”.

“Lalu apa yang dia lakukan di sana?”.

“Kau lihat tempat itu?”. TunjukAgharna pada beberapa lukisan khas di sana, lalu Devan menyadarinya “Aku akan memantau situasi sebelum mengujungi tempat itu, dan Lolita… untungnya gadis itu melakukan apapun yang aku perintahkan, ya ku cukup membayar sedikit untuk itu”.

“dan dia berpikir jika kau ingin dia berada di sisi mu?”.

“Sudah ku bilang d itu sangat bodoh”.

Devan menelan ludah kasar bagaimana ada gadis yang sekonyol itu jika dia berada pada posisi Agharna dia akan sangat muak dan akan lebih baik melakukan cara lain saja

“Kapan kau akan membuang nya?”.

“Tidak akan lama lagi, aku ingin bermain-main sebentar gadis itu mirip dengan wanita jahat itu”.

“Mirip dengan wanita jahat?… ah dia, ya terserah lakukan apa yang akan kau lakukan”.

Tapi Agharna menatap lekat pada Devan seakan memberi sebuah peringatan agar pria itu berhenti melakukan sesuatu

“Jangan dekati Ashila”. seketika jantung devan seperti di remas berdetak cepat di sana

“Ada apa?”.

“Dia adalah bagaian dari project ku, kau tahu dia adalah mantan dari Josha Eiger”.

“Ashila gadis yang baik Agharna, jangan melakukan hal macam-macam padanya dia tidak ada urusan nya dengan semua ini”.

Perseteruan kini berada pada dua pria itu, Devan mencoba mempertahan kehidupan gadis yang dia sukai dan Agharna menahankan egonya untuk sebuah kesenangan dan rasa penasaran di hatinya

“sejak kapan kau melanggar perintah ku Dev?”

“Dan sejak kapan kau mempermainkan kehidupan seseorang dan terus terang saja aku menyukai gadis itu”.

“Kau menyukai nya?”. Agharna tersenyum miring namun dengan hati yang terbakar “Kalau begitu tunggu saja jika project ku sudah selesai, kau isa mendapatkan nya”.

Devan mengepal tangannya dia tahu itu bukan sekadar peringatan ada hal lain yang di sembunyikan oleh Agharna di sana, tapi apa dia bisa menghalangi pria itu bahkan Ashila sudah lebih dekat  dengan Agharna sebagai asisten pria itu

“Kau akan menyakitinya Agharna”.

“Ini bukan urusan mu, semua perempuan itu sama saja Devan dia akan menyakiti suatu saat nanti”.

“Sudah ku katakan dia bukan gadis seperti itu!”.

Agharna memutar bola mata malas di membereskan barang-barang nya lalu pergi dari sana tidak ingin mendengar apapun yang di ucapkan oleh Devan, dia cukup lega karena mengatakan itu tidak akan ada yang berani mendekati Ashila.

“Dia milik ku”