Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Dasar Gadis Bandel.
Di perusahaan Daniel begitu gelisah, dia tidak berani menghubungi Deva. Ia merasa malam tadi adalah sebuah kesalahan dan tak ada niatan untuknya mempertanggung jawabkan nya. Apalagi Deva berbeda usia dengan hampir 18 tahun, jangankan orang lain bahkan ia yakin keluarganya pun akan menolak menantu semuda Deva.
Tok tok tok
“Ya! Masuk!“
Asisten Daniel masuk, dia berjalan ke meja kerja Daniel.
“Pak, kita ada meeting dengan CEO Denisa dari Perusahaan KL. Beliau meminta bertemu kita di restoran, Anda bersedia?“
“Tentu saja, atur saja!“
Assisten Daniel pun pergi, Daniel kembali melamun.
“Hhhhhhhh... kenapa bisa begini sih?! Lagian aku benar-benar nggak bisa mencintai Deva, aku masih sangat mencintai Maura! Ini gara-gara naf-fsuuu sialan!“ Daniel mengacak-acak rambut rapi nya, dia merasa frustasi.
Dari kesenjangan usia, tak adanya cinta bahkan pastinya akan ada penolakan dari keluarganya itu lah yang membuat Daniel tak ingin bertanggung jawab pada kejadian semalam.
.
.
Di restoran, Maura yang mengambil waktu istirahat siang berjanji makan siang bareng bersama Deva dan Gavriel demi merayakan rencana Gavriel akan melamar Maura.
Rencananya Gavriel akan mengenalkan Maura lebih dulu pada Daddy-nya dan sang Mommy nanti malam.
“Makan yang banyak, sayang.“ Maura mengelus kepala Deva dengan lembut.
“Mama juga, Mama nggak deg-degan emangnya nanti malam mau dikenalin sama keluarga Gavriel. Ups, Deva bingung manggil Gavriel dengan panggilan apa.“ Gadis itu g4ruk-g4ruk pipi.
“Panggil Daddy Gav! Keren tuh!“ celoteh Gavriel.
“Gue lagi makan ya, Gav! Lo mau gue muntah denger panggilan sekonyol itu! Ck!“ Deva membuat-buat wajahnya seperti ingin muntah.
“Hahahaha... kamu harus terbiasa, Deva. Manggil Uncle Gav juga boleh tuh dari sekarang.“ Sekali lagi Gavriel bercanda, dia memainkan alisnya.
“Ck, menurut Mama?“ tanya Deva akhirnya biar ibunya yang memutuskan.
“Emm, mungkin untuk sekarang jika manggil dia Daddy atau Uncle Gavriel itu terlalu berlebihan. Abang Gavriel aja, gimana? Lebih aman dari segi wajah kalian berdua, kalo Paman agak aneh juga sih.“
“Okay! Abang aja! Abang Gavriel... Bang, nanti isi saldo rekening ya. Calon anak sambung mu ini mau ada acara di kampus, nggak banyak-banyak cuma 10 juta aja. Abang kan, pewaris di keluarga Abang." Tiba-tiba Deva memalak Gavriel, gadis itu pun menirukan gaya Gavriel menaik-turunkan alisnya.
“Uhukkkkkkk....“
Gavriel dan Maura tersedak bersamaan, ketiga orang itu saling berpandangan dan akhirnya tertawa bersama. Deva tentu saja hanya bercanda, dia ingin membuat hubungan mereka semakin akrab tanpa ada kecanggungan.
Di meja lain ada Daniel yang sedang meeting bersama relasi bisnisnya, wanita yang mengejar-ngejar Daniel selama beberapa bulan ini.
Maura yang melihat keberadaan Daniel tersenyum tipis, kemarin mereka bisa bersama karena bertemu tanpa sengaja dan Maura naik mobil Daniel karena mobilnya sendiri mogok. Di dalam mobil, Daniel dan Maura tidak membicarakan masalah pribadi dan lebih ke menceritakan hal-hal ringan dan lucu, mereka juga sudah saling memaafkan. Sekarang saat Maura menatap Daniel dan pria itu pun menatap ke arah meja Maura, keduanya tersenyum layaknya teman.
Meskipun hanya Maura yang menganggap Daniel teman, sementara Daniel sendiri masih mencintai wanita itu.
Deva menatap arah yang dipandangi Ibunya, seketika mata gadis itu meredup melihat sosok Daniel. Ia kira Daniel akan bertanggung jawab dan menelepon nya untuk masalah semalam, tapi ternyata sampai saat ini tak ada kabar dari Daniel seolah kejadian semalam tidak terjadi.
Apa kamu ingin aku melupakan kejadian semalam, Om? Bahkan kamu nggak ada hubungin aku! Pria pengecut! Deva kecewa, apalagi saat seorang wanita yang bersama Daniel di meja terlihat menyentuh tangan laki-laki itu.
Duh! Kenapa sakit ya hatiku?! Deva tiba-tiba ingin sekali menangis.
“Mah, aku ke toilet dulu.“ Cepat-cepat Deva bangun dari duduknya, air matanya sudah menggenang dan sebentar lagi akan keluar. Dia tak ingin Ibunya mengetahui kesedihan nya dan kejadian yang terjadi semalam bersama Daniel.
Di dalam toilet, Deva menumpahkan segala perasaannya. Anehnya rasa sakit diacuhkan oleh Daniel lebih sakit saat ia mengetahui hubungan antara ibunya dan Gavriel.
“Kenapa sakit banget! Sakit Om... “ lirih Deva m3nepuk-n3puk d4danya sendiri, menghilangkan rasa sesak di d4da.
Tak
Tak
Suara hentakan heels terdengar masuk ke dalam toilet, Deva gegas menghapus air matanya dan masuk ke dalam bilik toilet.
“Aku ingin rencana m3njebak Daniel dilakukan hari ini juga, aku sudah sering menggoda nya tapi dia sulit sekali aku taklukkan! Aku menginginkan dia! Masukkan ob-at itu ke dalam minuman atau makanannya, bagaimana pun caranya!“
Seorang wanita bicara di telepon, Deva mengintip dari celah pintu yang ia buka sedikit dan mengenali jika wanita itu adalah wanita yang sedang duduk bersama Daniel di meja restoran.
Mata Deva menyipit tajam, dia marah mendengar wanita itu ingin m3njebak Daniel.
Wanita sial-an! Awas aja ya Lo!
Deva membuka pintu bilik toilet setelah wanita bernama Denisa itu keluar, dengan tergesa-gesa Deva berjalan keluar toilet melangkah menuju ke arah meja Daniel dan berniat akan membuat kegaduhan.
“OM Daniel...!!! Aku hamil! Om harus tanggung jawab!“ Deva berteriak kencang, bahkan terdengar ke meja-meja para pengunjung restoran.
Byurrrrrr
Daniel menyemburkan minumannya yang baru saja melewati bibirnya, wajah pria itu memerah matang sempurna.
Dasar gadis bandel! desis Daniel dalam hatinya.
d tunggu karya selanjutnya💜