NovelToon NovelToon
Tak Ingin Di Madu

Tak Ingin Di Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Saudara palsu
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Bagaimana jika pernikahan mu tak di landasi rasa cinta?

Begitu lah kisah cinta yang membuat tiga keturunan Collins, Hadiadmaja menjadi begitu rumit.

Kisah cinta yang melibatkan satu keluarga, hingga menuntut salah satu dari kedua putri Hadiadmaja memilih pergi untuk mengalah.

" "Kau sudah melihat semuanya kan? jadi mari bercerai!"



Deg.



Sontak Hati Gladisa semakin perih mendengar semua cibiran yang dikatakan suaminya yang saat ini tengah berdiri di hadapannya itu. Siapa sangka, Adik yang selama ini besar bersama dengan dirinya dengan tega menusuknya dari belakang hingga berusaha untuk terus merebut perhatian semua orang darinya.


"Clara, Katakan ini Semua hanya kebohongan kan? ini kau sedang mengerjakan aku kan Ra??" mesti sakit, tapi Gladis masih terus mencoba berfikir positif jika ini semua hanyalah imajinasinya atau hanya khayalan.



Clara berjalan mendekat lalu tanpa aba-aba Clara nampak mencengkeram kuat Dagu kakaknya sendiri dengan gerakan yang cukup kasar me

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hasutan Clara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tok Tok Tok

Di saat tengah fokus, tiba-tiba keduanya di kejutkan oleh ketika pintu yang begitu nyaring dari luar kamar.

"Siapa?"

Sahut Nathan, Dengan geram mengingat ini sudah cukup malam untuk pelayan mengganggu urusan. mereka.

"Aku, Kak, Clara!!"

Nathan dan Gladys sempat membeku di tempatnya saat mendengar suara itu. Namun, tak berselang lama akhirnya Nathan memutuskan untuk berjalan menuju pintu guna membukanya.

Ceklek

"Kak,"

Tanpa aba-aba Clara langsung memeluk Nathan, hingga pria itu reflek mengangkat tangannya ke atas tinggi-tinggi.

Sementara Gladys, akhirnya memilih membuang muka agar tidak melihat pemandangan yang sangat menyakitkan untuk dirinya.

EHEM

Nathan berdehem keras. Lalu, memaksa Clara untuk melepaskan pelukannya.

"Sedang apa kau di sini?"

Jelas sekali raut wajahnya tidak senang yang di perlihatkan Nathan, namun bukan Clara namanya yang perduli dengan apa yang di lihatnya.

"Maaf Kak, Hanya saja, Aku begitu khawatir dengan keadaan Kak Gladys!"

Ucapnya beralasan, lalu melirik kakak angkatnya yang duduk di atas ranjang dengan pakaian yang serba mini.

"Apa-apaan dia? Apa setiap hari dirinya berpakaian seperti ini? apa dia memang berniat untuk merayu kak Nathan?"

Gumam Clara dalam hati, lalu memaksakan senyuman agar Gladys dan Nathan tak curiga.

Melihat pemandangan di hadapannya, jelas membuat Clara Frustasi. Tubuh Gladys sangat bagus. meskipun sedang berbaring, kulitnya seputih susu. namun, agak sedikit kemerahan yang membuatnya nampak begitu segar. beberapa dari bagian tubuhnya terlihat montok berisi.

Clara, saja yang seorang wanita begitu terpesona melihat penampilan kakak angkatnya itu.

Hingga ia berfikir, mungkinkah saat ia di luar negeri sudah terjadi sesuatu di antara Nathan dan Gladys tanpa sepengetahuan nya??

Perlahan Clara menggigit bibirnya. Clara, tidak bisa menahan dirinya lagi dan berkata, " Bolehkah aku melihat kakak ku sebentar? aku begitu khawatir dengan kesehatan nya yang begitu buruk beberapa hari ini."

Ucapnya seolah-olah perduli dengan kesehatan Gladys, seperti yang sudah-sudah. Dan Nathan pun seperti biasa langsung mempercayai drama yang di buat adik iparnya itu.

"Masuklah! kebetulan aku akan turun ke bawah sebentar." Ucap Nathan, Lalu memilih berlalu meninggalkan Gladys bersama Clara yang masih berdiri di ambang pintu.

Clara meremas tangannya kuat-kuat. sungguh, Ia cemburu melihat Gladys menempati kamar mewah milih pria idamannya. terlebih, Nathan seolah menunjukkan ketertarikannya ke pada Gladys akhir-akhir ini sehingga Clara tak tahan lagi harus terus bermain drama di depan keluarganya.

"Clara, ada apa? Apa kau ingin masuk?"

Mendengar namanya di panggil, Clara reflek langsung melangkah masuk sembari memaksakan senyum terbaiknya.

"Sebenernya, aku ingin berterima kasih padamu untuk beberapa tahun ini, kak."

Awalnya Gladys sedang duduk bersandar dengan mata terpejam. namun, saat mendengar ucapan Clara, Reflek matanya langsung terbuka.

Kini sorot mata kakak beradik itu bertemu. Tak ada yang mau saling mengalah seolah begitu keras dengan egonya masing-masing.

"Berterimakasih untuk apa?"

Gladys tak ingin terlihat lemah di mata Clara, ia tak ingin adik angkatnya itu kembali memonopoli dirinya jika terlihat lemah seperti dulu.

Clara memilih duduk di bibir ranjang, lalu mengambil sebelah tangan Gladys untuk ia genggam.

"Terimakasih, kak."

Ucapnya sekali lagi.

Kening Gladys mengerut, ia tidak mengerti dengan maksud ucapan Clara barusan.

"Berterimakasih untuk ku??" Tanyanya memastikan.

Clara mengangguk. "Ya, kakak sudah menjadi istri kontrak kak Nathan dengan begitu baik. kakak, juga bersikap profesional sehingga keluarga kita tidak curiga jika kalian berdua hanya pura-pura selama ini."

Deg

Gladys terpaku. wajahnya berubah puas, tubuhnya yang tadinya panas kini seketika mendingin seiring tubuhnya yang di buat membeku hanya karena mendengar ucapan Clara.

"Kakak pasti terkejut aku mengetahui semuanya. hanya saja, Aku sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk berterimakasih pada kakak atas semuanya! Kakak sudah menjaga posisi nyonya Nathaniel dengan baik untuk ku."

Deg

Gladys terdiam sejenak setelah mendengarnya.

Untuk kedua kalinya dalam satu waktu, Clara berbicara seenaknya di depan Gladys hingga membuatnya begitu terkejut.

Ia tidak bodoh, ia tahu apa yang sebenarnya di maksud oleh Clara.

Pertama kali, Clara berterimakasih, lalu memperjelas statusnya di depan Gladys. kemudian, Clara seolah mempertegas jika kedatangannya ke Surabaya untuk mengambil alih tempat yang seharusnya menjadi miliknya.

Setelah puas meluapkan isi hatinya, Clara menatap kembali wajah Gladys. Di sana, ia melihat wajah sang kakak semakin pucat. buru-buru ia menanyakan apakah Gladys sudah meminum obatnya ataukah belum.

"Kak, apakah kakak sudah minum obat dari Nathania? Ku rasa tubuh kakak semakin kurus dan terlihat tidak sehat."

Mendengar itu, Gladys baru teringat jika ia belum meminum obat apapun.

"Sudah." Jawab Gladys terpaksa berbohong.

"Oh baiklah, jika kakak sudah meminum obatnya lebih baik aku pulang! ini sudah terlalu malam untuk ku bertamu."

Ucap Clara, lalu akhirnya melangkah keluar dari kamar itu tanpa menunggu Nathan menemuinya.

"Mungkin dia ingin mengejar cintanya seperti tadi siang." Cibir Gladys pada sikap Clara, yang begitu buru-buru keluar dari kamarnya.

Namun sayangnya pikiran itu terpatahkan setelah, Nathan tiba-tiba kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa secangkir teh hangat untuk dirinya.

Gladys yang tadinya sempat ingin turun dari ranjang tiba-tiba tubuhnya terhuyung-huyung dan ingin jatuh.

"Gladys, apa yang kau lakukan?"

Buru-buru Nathan meletakkan cangkir itu ke atas meja, lalu berlari menghampiri Gladys yang nampak terduduk di atas ranjang dengan tangan yang terus memegangi pelipisnya.

"Kak, aku pamit pulang ya,"

Clara tak sengaja melihat pemandangan aneh yang terjadi antara Gladys dan Nathan.

tubuh mereka nampak berdempetan dengan tangan yang saling menggenggam. dimana, Gladys bersandar pada tubuh Nathan, hingga tangan Nathan yang terus berusaha untuk menghangatkan tangan Gladys.

Kemudian, karena tak tahan, Clara cepat-cepat menghampiri keduanya agar segera melepas kan diri mereka satu sama lain.

"Kak, biar aku saja kalau membantu kakak!"

Ucap Clara, laku ingin membantu Gladys beranjak dari pelukan Nathan."Tunggu dulu, kenapa kau masih ada di sini?"

Bukan Gladys yang bertanya, melainkan Nathan dengan kening yang mengerut.

"Aku, Aku lupa belum berpamitan denganmu kak." Clara terpaksa berbohong demi menutupi kebohongannya yang lain.

"Untuk apa? ini sudah malam, tidak seharusnya kau berada di luar, terlebih di rumah seorang laki-laki."

Tegur Nathan dengan nada yang sedikit meninggi.

Sejenak Gladys terdiam, lalu melirik ke arah Nathan yang masih duduk di belakangnya dengan tangan yang masih saling bertautan.

"Tapi kak, laki-laki itu kan kakak. lalu apa salahnya?"

Clara masih tetap ngeyel, tujuannya agar Nathan menawarinya tumpangan untuk tidur di rumahnya. Bila perlu, Ia langsung pindah saja ke rumah itu jika Nathan menyuruhnya.

1
اختی وحی
kok bisa ad kalimat meminum pelipisnya
Endang Supriati
lagi hamil muda itu flu ,sedang jsnin itu blom kuat nempel msh gumpalan darah!!! flu dan batuk itu butuh tenaga, coba waktu bersin dorongan dr dlm perut itu kuat!!!!!!!! apalagi klu batuk! penulis pernah batuk!!! ketika batuk semua bergerak apalagi gerakan perut. bisa keguguran!!!
Endang Supriati
bodohhhh sialan,lagi hamil muda TIDAK BOLEH KENA HUJAN GOBLOG
siti sopinah
cerita yg bagus
Ira Rosmawati
Lumayan
Endang Supriati
harammmmm hukumnya nikah antar sepupu dr garis bpk.
klu dr yg lski2 dr garis bpk dan yg perempuan dr garis ibu.
itu msh satu darah apalagi adik kakak.
tdk pernah baca buku kesehatan ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!