NovelToon NovelToon
Di Antara Takdir Dan Fiksi

Di Antara Takdir Dan Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: yarn

perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Misi Pertama

Lucas menunggu di ruang latihan, matanya sesekali melirik ke pintu dengan kesal.

"Apakah Leon menipuku? Kenapa dia lama sekali?" gumamnya, mulai merasa tidak sabar.

Sambil menunggu, Lucas mencoba mengayunkan pedangnya sendiri, meski gerakannya masih kaku dan kurang terarah. Tak lama kemudian, Leon akhirnya muncul dengan langkah santai, wajahnya tanpa ekspresi.

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Lucas dengan nada sedikit jengkel.

Leon hanya mengangkat bahu. "Itu hakku untuk memulai latihan kapan saja," jawabnya dengan santai, seakan tidak peduli.

Lucas menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Meski kesal, dia tahu ini adalah satu-satunya kesempatan untuk belajar dari Leon. "Jadi, apa yang harus aku lakukan pertama?" tanyanya.

Leon menatap Lucas dengan tatapan menilai sebelum akhirnya berkata, "Pertama-tama, lari 100 putaran keliling lapangan."

Lucas terkejut. "Apa kau ingin membunuhku?" protesnya, tak percaya dengan perintah itu.

"Fisikmu sangat lemah. Lakukan saja. Kau perlu memperkuat tubuhmu sebelum bisa mengayunkan pedang dengan benar," jawab Leon tegas tanpa belas kasihan.

Setelah menyelesaikan 100 putaran dengan napas terengah-engah, Leon hanya meliriknya sebentar sebelum memberi instruksi berikutnya. "Sekarang, ayunkan pedangmu 1000 kali."

"Serius?" Lucas hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tubuhnya sudah sangat lelah setelah berlari, tapi dia tahu tidak ada gunanya mengeluh.

"Serius," jawab Leon dingin. "Ini baru permulaan. Jika kau tidak bisa melakukan ini, lupakan saja belajar pedang."

Dengan sisa tenaga yang ada, Lucas mengangkat pedangnya dan mulai mengayunkannya, satu kali, dua kali, hingga akhirnya mencapai ratusan. Otot-ototnya mulai terasa kaku dan nyeri, tapi setiap kali rasa sakit datang, dia mengingat tujuannya—untuk bertahan hidup dan menjadi lebih kuat. Tidak ada ruang untuk kelemahan.

Setelah berjuang menyelesaikan 1000 ayunan, Lucas jatuh terduduk di lantai, kelelahan. Leon mendekatinya dengan ekspresi yang masih dingin.

"Bangunlah, kita lanjutkan latihannya," kata Leon tanpa ampun.

Lucas mengerang, tapi dia tahu protes tidak akan membawanya ke mana-mana. Setelah berhari-hari, rutinitas yang sama terulang. Latihan pagi yang melelahkan dengan Leon, diikuti oleh bekerja di bar. Ini seperti lingkaran tanpa akhir. Setiap kali bertanding dengan Leon, Lucas selalu kalah.

Suatu hari, saat latihan, Lucas, yang sudah sangat kesal karena tidak pernah menang, menyadari Leon sedang lengah. "Ini kesempatanku," pikir Lucas. Sambil menyembunyikan senyumnya, dia menyiapkan sihir di tangannya.

"Tunggu saja, kali ini aku akan balas dendam!" bisiknya pelan, penuh semangat.

Namun, tepat saat dia akan melancarkan serangannya, Ruby tiba-tiba muncul dari belakang. "Leon! Ketua memintamu untuk datang ke ruangannya," katanya.

Lucas terkejut dan dengan cepat membatalkan sihirnya, berusaha bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Dia menghela napas, merasa kesempatan emasnya lenyap.

Leon hanya melirik Lucas sekilas dengan senyum tipis yang membuat Lucas semakin frustrasi. "Kau harus lebih cepat jika mau mengalahkanku," gumam Leon dengan nada mengejek sebelum berjalan pergi.

Lucas mendengus, tapi memutuskan untuk mengikuti Ruby menuju ruangan ketua. Sesampainya di sana, ia mengetuk pintu dan masuk.

"Ketua, ada apa?" tanya Lucas sambil mencoba mengatur napasnya.

Robin, yang duduk di meja dengan segelas anggur, melirik Lucas dengan senyum tipis. "Poster buronanmu sudah sampai di kota," katanya sambil menaruh poster tersebut di atas meja. Wajah Lucas terpampang jelas di sana dengan hadiah besar yang ditawarkan.

"Ini akan sedikit menyulitkanmu," lanjutnya dengan nada santai. "Meskipun di sini banyak kriminal yang bersarang, tetap saja ada yang mungkin tertarik menangkapmu untuk mendapat hadiah."

Lucas mengambil poster itu dan memandangnya dengan mulut setengah terbuka. "Luar biasa, sekarang aku resmi terkenal. Mungkin aku harus tanda tangan posterku sendiri," katanya sarkastis.

Robin terkekeh. "Tentu, mungkin itu bisa menjadi nilai tambah bagi mereka yang ingin menangkapmu."

Lucas menghela napas, lalu menatap ketua dengan raut wajah serius. "Jadi, apa rencanamu?"

Robin memandang Lucas sebentar, lalu berkata, "Aku akan memberikanmu misi."

"Misi apa?" tanya Lucas, penasaran.

"Kami mendapat informasi bahwa di barat, di wilayah Kerajaan Lunaris, ada sebuah desa yang penduduknya terkena wabah misterius. Penyebab wabah itu belum diketahui secara pasti, tapi ada kemungkinan itu disebabkan oleh sebuah artefak kuno yang disebut Plaguebringer's Amulet."

"Dan tugasku?" tanya Lucas, meski dalam hatinya sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini.

"Tugasmu adalah menemukan artefak tersebut dan membawanya kembali ke sini. Jangan sampai jatuh ke tangan orang lain," kata Robin sambil menekankan kata terakhirnya. "Dua orang akan menemanimu dalam misi ini. Mereka akan segera datang."

Lucas mengernyit. Ia tidak pernah mendengar tentang artefak ini sebelumnya, dan informasi tentangnya tidak ada dalam novel The Chosen One's Destiny. Hal itu membuatnya merasa sedikit khawatir.

Tak lama kemudian, Bella dan seorang pria yang tampak gagah dengan tombak di tangannya memasuki ruangan.

Tak lama kemudian, Bella dan seorang pria yang tampak gagah dengan tombak di tangannya memasuki ruangan.

"Lucas, perkenalkan Rian. Dia merupakan anggota yang baru bergabung," kata Robin memperkenalkan Rian.

Wajah Rian terlihat penuh semangat, dengan tatapan tajam dan berapi-api. Sebaliknya, wajah Bella terlihat sangat ceria, seolah-olah ia baru saja memenangkan sebuah perlombaan.

"Bell..." Lucas mulai berbicara, tetapi Bella dengan cepat menyela.

"Shuttt! Lucas, saat ini kita akan menjalankan misi, jadi kamu harus memanggilku 'senior' mulai sekarang!" katanya, matanya berbinar penuh kegembiraan.

Bella tampak kegirangan setelah mendapatkan dua junior untuk misi ini, seolah-olah ia sangat bangga memiliki tanggung jawab untuk membimbing mereka.

"Besok kalian akan berangkat ke Kerajaan Lunaris, jadi persiapkan diri kalian," kata Robin memberi tahu mereka sebelum mereka keluar.

Di sebuah gang yang gelap, sekelompok pria berkumpul. Salah satu dari mereka mengangkat poster buronan Lucas, memperlihatkan wajahnya dengan ekspresi sinis.

"Hei, lihatlah! Ini anak yang kemarin kita hajar," katanya sambil tertawa, menunjukkan poster yang menunjukkan imbalan untuk menangkap Lucas.

"Namun, sepertinya dia anggota The Velvet Vault," sahut yang lain dengan ragu.

"Dia hanya anggota baru. Kemungkinan mereka tidak akan membantunya," kata pria yang lain dengan angkuh.

"Kalau begitu, kita bisa memanfaatkannya. Kepala anak ini seharga 500 koin emas. Apakah bos tertarik?" tanya salah satu anggota, menyerahkan poster kepada pemimpin kelompok yang duduk di tengah.

Pemimpin itu mengamati poster dengan cermat, senyum licik mulai terbentuk di wajahnya. "Tentu saja. Kita akan mengawasi The Velvet Vault. Jika anak itu keluar, kita akan langsung menangkapnya."

Dia berdiri, mengangkat tangannya untuk menarik perhatian anggota lainnya. "Kita akan membagi tim. Satu kelompok akan menjaga pintu keluar bar, dan yang lain akan menyebar di sekitar kota. Pastikan kita tidak kehilangan jejaknya."

Salah satu anggota bertanya, "Tapi bagaimana jika mereka tidak sendirian? Jika ada anggota lain?"

Pemimpin itu mengangguk, wajahnya serius. "Itu sebabnya kita perlu beraksi dengan cepat dan terencana. Ingat, kita tidak hanya berburu seorang pemuda, tetapi juga harus menghadapi seluruh organisasi mereka. Jangan sampai kita terjebak."

Setelah merencanakan langkah-langkah mereka, kelompok itu bersiap-siap untuk menunggu kesempatan mereka. Sementara itu, di sisi lain kota, Lucas, Bella, dan Rian sedang bersiap-siap untuk misi mereka, tanpa mengetahui bahwa bahaya sudah mengintai di balik bayang-bayang.

1
cipta
Nih Kopi Thor
Livey: makasih
total 1 replies
Fana Yuki
lanjutkan thor semangat
Yuri Lowell
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Niki Fujoshi
Recomended banget buat yang suka genre ini.
Dennis Rodriguez
Terpesona☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!