Follow IG : base_author
Membaktikan kehidupannya untuk imamnya, peran yang dilakoni Thalia Ruth selama 4 tahun menjalani hidup berumah tangga dengan Andre Miles, suaminya. Di tinggallkan kedua orang tuanya karena kecelakaan menjadikan Thalia yang yatim piatu sepenuhnya menggantungkan hidupnya pada Andre dengan kepercayaan yang tanpa batas. Bagaimana Thalia menjalani kehidupannya setelah Andre mencampakkannya setelah memperoleh semua yang diinginkan?? bahkan ibu mertua pun mendukung semua perbuatan suaminya yang ternyata sudah direncanakan sejak lama.
Menjadi lemah karena dikhianati atau bangkit melawan suaminya... manakah yang dipilih Thalia?
Siapkan tisu dan alat tempur sebelum membaca 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 18
◉ Mas Mazhar sudah mengumpulkan bukti perselingkuhan suamimu, Tha.
Pesan dari Hana sukses menyita perhatiannya. Thalia yang berada di perjalanan menuju ke swalayan untuk membeli keperluan rumah, langsung berbalik arah menuju rumah sahabatnya. Raihana Fauziyah.
Ketika Hana menawarkan diri untuk membantunya pada waktu lalu, Thalia menguraikan rencananya kepada Hanna. Lalu Hana berinisiatif mempertemukan suaminya yang berprofesi sebagai pengacara kepada Thalia. Dengan gamblang Thalia menceritakan permasalahannya. Mazhar Ahmed, suami Hana, dengan senang hati bersedia membantu Thalia. Pria berasal dari Turkey itu mengerahkan anak buahnya untuk mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhan Andre.
Ruas jalan yang tidak ramai dengan pengendara, membuat Thalia cepat sampai di rumah Hanna. Pekikan Bella yang ceria menyambut kedatangannya. Gadis kecil itu turun dari gendongan Mbok Siti, berlari sambil merentangkan tangannya. Thalia pun berjongkok menangkap tubuh kecil Bella kemudian menggendongnya.
Senyuman manis yang sempat hilang dari bibir Thalia, kini telah kembali hadir dan itu berkat Bella, gadis kecilnya Hana yang ceria. "Berikan Aunty kecupan, " pinta Thalia, gadis kecil itu pun menurutinya. "Terimakasih, sayang." Thalia membalas kecupan di pipi Bella.
Hana tersenyum melihat interaksi Thalia dengan putrinya. Seperti yang diketahui, Thalia memang mendambakan kehadiran anak dalam pernikahannya, tapi sampai sekarang Tuhan belum mewujudkannya. Semua kuasa Tuhan, disaat Tuhan tidak mewujudkan harapannya, Tuhan juga telah membuka perlakuan Andre yang tidak pernah diketahui Thalia.
"Ponakan aunty kenapa belum tidur?" Thalia mengajak Bella duduk di sofa.
"Belum mengantuk, aunty." Balasnya. Bella menyandarkan kepalanya di bahu Thalia, Bertingkah manja. Tidak berselang lama gadis kecil itu terlelap karena Thalia mengusap punggung Bella.
"Loh, Bella tertidur.. Tha.” Ujar Hana sambil tertawa pelan begitu juga Thalia. " Mbok, tolong pindahin Bella ke kamar," perintah Hanna kepada Mbok Siti yang sedang meletakkan gelas berisi jus jeruk di atas meja.
"Aku aja yang pindahin, khawatir jika pindah tangan si gadis kecil ini akan bangun."
Thalia membaringkan tubuh Bella di tempat tidur gadis kecil itu yang disusul Hanna.
Thalia mendaratkan tubuhnya di sofa, sedangkan Hana sudah memegang sebuah map berwarna coklat yang di titipkan suaminya. "Kamu yakin ingin melihatnya, Tha?"
"Ya Hana," sahut Thalia dengan segala kesiapannya. "Bagaimana pun aku harus mengetahuinya." Sambung Thalia, Hanna pun memberikan berkas ke tangan Thalia. "hanya ini aja?" tanya Thalia.
"Ada videonya juga, Tha."
"Kirimkan padaku videonya," pinta Thalia. Dengan ragu Hana mengirimkan video itu. Bukan tanpa sebab, ia yang tidak terlibat pun sudah merasakan kesedihan yang dirasakan Thalia. Apalagi jika sahabatnya itu melihat bukti-bukti tersebut, pasti Thalia akan semakin hancur.
Notifikasi pesan dari ponsel Thalia berbunyi. Dengan jantung yang berdebar keras, Thalia memutar video tersebut.
Thalia menatap nanar video perselingkuhan Andre dengan wanita itu. Hatinya remuk redam, jiwanya seperti tersayat. Ingin tidak menangis, namun apa daya hatinya tidak bisa sekuat karang. Thalia tidak bisa membendung lagi cairan di netranya mengkristal, kemudian mengalir deras seperti air sungai. Memilukan, bahkan karena rasa sakitnya, suara tangisannya tak bisa lagi diredam.
"Ya Tuhan... Selain menjalani sebagai kekasih mereka juga sudah..., " tak sanggup Thalia melanjutkan ucapannya sebab bukan hanya membagi cinta, Andre juga sudah berbagi ranjang dengan wanita lain.
Tawa sumbang mengudara dari bibir Thalia. Ia menengadahkan kepalanya ke langit-langit kamar Bella. Sungguh malang nasibnya karena terjebak dalam mimpi indah yang ditawarkan Andre untuknya. Mimpi yang membuatnya melambung, ketika terbangun ia terhempas begitu saja ke sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.
Thalia mengusap air matanya dengan kasar. Setelah melihat video menggelikan itu, Thalia beralih ke map yang masih tertutup. Kemudian, ia membuka dan melihat foto-foto mereka. Tidak jauh beda dengan video yang dilihat tadi. Sejoli itu bermesraan, bahkan ada satu foto mereka yang tengah berciuman.
Thalia memejamkan mata, setetes air mata kembali mengalir, namun segera ia mengusapnya
Kembali, ia membuka lembaran berikutnya. Bukan hanya terdapat foto saja, melainkan ada bukti transaksi bank yang dilakukan Andre melalui rekening Pak Adam untuk Mona.
"Berhati mulia sekali suamiku. Selain membagi hati, cinta dan ranjang, dia juga membelikan apartemen, mobil dan juga menghidupi wanita itu beserta keluarganya." Thalia tersenyum miris.
Hana mengusap punggung Thalia, seolah memberikannya kekuatan.
Thalia membaca laporan yang dirangkum dalam satu kertas mengenai Mona. "Rupanya mereka sudah saling mengenal sebelumnya." Gumam Thalia yang di dengar Hanna. "Cinta lama yang bersemi kembali, sh.. " Ringis Thalia pilu.
Thalia meluruskan tatapannya, pandangannya kosong. "Dia telah mengingkarinya, Hana. Dia tidak pernah menepati janjinya," ujar Thalia melemah. "Aku sangat bodoh terlalu terbuai dengan perhatian yang di berikannya. Sampai-sampai aku tidak mengetahui sisi lain darinya."
"Tidak, Tha.. tidak. Kamu tidak bodoh. Yang bodoh itu suamimu, telah menyia-nyiakan wanita sepertimu. Selama 4 tahun, kamu mengabdikan diri menjadi istri yang baik, menjalani peranmu dengan ikhlas. Suamimu yang tidak pernah bersyukur telah mendapatkan wanita sepertimu."
Tidak terasa air matanya kembali mengalir. Terdiam membisu, ia menikmati rasa sakit di hatinya.
"Kamu sangat luar biasa Thalia. Jangan pernah berpikir lagi jika yang terjadi padamu adalah sebuah kebodohan. Kamu harus bersyukur, karena Tuhan telah membuka sisi lain suamimu. Aku harap kamu tidak menyesalinya, karena semua yang kamu alami, atas kehendak-Nya."
.
.
.
Setelah perasaanya jauh lebih baik, Thalia berpamitan kepada Hana. Thalia tidak langsung pulang, ia mengemudikan mobilnya tidak tentu arah. Hingga mobilnya berhenti di area parkir sebuah apartemen yang diketahuinya sebagai tempat tinggal kekasih dari suaminya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 wib, Thalia berdiri di dekat mobilnya dan mobil Andre melintas di dekatnya. Thalia melangkah mundur untuk bersembunyi. Ia mengeluarkan ponselnya, mengirim pesan untuk suaminya.
◉ Kamu dimana, Mas?
Thalia beralih dari layar ponselnya, melihat Andre keluar dari mobil membukakan pintu untuk Mona. Andre kemudian mengeluarkan ponsel dari jasnya, dan membaca pesan.
◉ Aku masih bersama Pak Leo, sayang. Ada apa?
Balas Andre, pun Thalia tertawa membacanya. "Dasar penipu ulung."
Thalia hanya membaca pesan Andre. Dilihatnya Andre nampak berbincang dengan Mona sambil melangkah masuk.
Menjaga jarak aman, Thalia mengekori langkah sejoli itu sampai keduanya masuk ke unit 190. Thalia pun mempercepat langkahnya.
Di dalam unit, sepasang sejoli itu memadu kasih. Andre memesrai bibir Mona. Menahan tengkuk leher Mona dengan Mona membalas pangutan di bibirnya. "Di sofa apa di kamar?" tanya Andre di sela ciumannya.
"Kamar, " jawab Mona sambil tersenyum. Andre dengan gerakan cepat menggendong tubuh Mona menuju kamar, kemudian meletakkan sang wanita di tengah ranjang.
Andre melepaskan kemeja dan melemparnya asal. "Come Baby, " ujar Mona menggoda Andre dengan suara sensualnya. Pria itu menyerang bibir Mona lagi hingga suara bel apartemen menghentikan kegiatan panas mereka, "astaga, siapa yang datang." Andre frustasi
"Mungkin kurir yang mengantar minumanmu," ujar Mona. Ya, sebelum pulang ke apartemen, Andre sempat memesan wine di restoran.
Andre beranjak dari atas tubuh Mona menuju pintu kemudian membukanya.
"Selamat malam, Mas. "
.
.
.
Nah kan...