cerita ini hanya karangan fiksi, jangan di plagiat!!
Alana adisty harus mengalami perjodohan akibat perjanjian konyol kakek nya di masa lalu. alhasil di usia nya yang ke delapan belas gadis itu terpaksa berstatus istri dari ihsan rain Fauzan.
ihsan sering membully nya, tanpa sebab hanya karena dia yang pendiam. dengan kondisi yang tak akur, bagaimana alana menghadapi pernikahan sma ini?
mengandung banyak kata kata ambigu dan frontal. untuk yang di bawah umur harap bijak, kalau masih nekad baca resiko tanggung sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Nyatanya mereka berada di UKS sampai jam istirahat. Begitu bel berbunyi mereka langsung pergi, tetapi mampir dahulu ke kantin sebelum kembali ke kelas.
“gue pesenin bubur buat lo ya?” rina menawarkan.
Alana menggeleng “jangan bubur. Aku mau siomay aja sama air putih” pinta Alana.
Rina mengangguk. Yeri dan rina bagian yang memesan, sedangkan Alana dan reva duduk menunggu mereka.
“Astaga, mata indah gue ternodai” celetuk reva sembari menutup matanya.
Alana bingung, dia menatap sekeliling tetapi tidak ada yang aneh.
“Kenapa? Kamu kenapa rev?” Alana ikut penasaran.
“Lo gak lihat al? Di sana di sudut kantin. Ada yang lagi ehm ehm” reva dengan gereget menunjukan.
Mata Alana mengelilingi seluruh kantin, tetapi tidak terlihat karena begitu ramai orang yang berlalu lalang.
“Mana sih? Kok aku gak lihat” Alana bahkan sedikit berdiri karena ingin melihat nya.
“Astaga Alana” reva gemas.
Gadis itu memegang kepala Alana dan mengarahkannya pada sudut kantin yang di maksud.
“Itu lihat baik baik. Yang paling belakang” ujar reva.
Alana menurut, tak mengalihkan pandangan nya dan menatap yang paling belakang.
Deg!
Dadanya seketika bergemuruh melihat apa yang di maksud oleh temannya. Hatinya tiba tiba panas seperti tersiram lahar gunung.
Di sana adalah ihsan dan aliran yang saling berpelukan manja, suap suapan dan mencium pipi.
Alana segera memalingkan wajahnya, tak kuasa menahan sesak yang tiba tiba menyerbu hatinya.
“Kan? Mata indah gue ternodai deh” ucap reva.
Alana mengangguk kaku, menahan agar matanya tidak tertutup karena berair. Reva yang melihat gelagat aneh Alana langsung menyadarinya.
“Kenapa? Ada yang salah?”
Menggelengkan kepalanya cepat, Alana melempar pandangannya pada yeri dan rina yang tengah mengantri.
“lapar banget” Alana beralasan.
Reva yang mendengar itu pun mengangguk. “Iya sama, gue juga udah laper banget. Mana sih mereka lama” gadis itu menggerutu.
… ..
Entah lah kenapa Alana merasa jadi seperti ini? Dia merasa kan cemburu dan tak di hargai oleh ihsan. Tetapi di saat yang bersamaan dia merasa menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka.
Entah hanya perasaannya saja atau memang begitu, kini avira semakin gencar memperlihatkan kemesraan nya dan ihsan di depan nya.
Apakah Alana salah merasa begini? Dia pun tak tahu.
sekarang guru guru sedang mengadakan rapat, jadi dua jam terakhir adalah kosong. Namun meski begitu ada tugas yang di berikan, dan gerbang di kunci jadi anak anak tak diizinkan pulang sebelum waktunya.
“Sayang, tolong ikat rambut aku. Gerah” avira yang berada tak jauh dari posisi Alana dan teman temannya meminta pada ihsan.
Ihsan langsung menuruti nya, mengambil ikat rambut dan mengikat rambut avira. “Makasih sayang, kita kerjain lagi” gadis itu tersenyum mengejek.
Alana tahu itu padanya, tetapi dia mencoba tak menggubrisnya. Dia pokus pada tugas seni yang tengah di kerjakan nya, yaitu kerajinan tangan sekreatif mungkin.
Ini tugas individu, tetapi boleh di lakukan secara berkelompok atau bekerja sama. Asal tidak di buatkan atau membeli. Juga bisa di lakukan di mana pun.
“mau bikin apa al? Gue belum kepikiran nih” yeri bertanya. Sembari menatap sekelilingnya, banyak siswa yang mengerjakan tugas.
“Sama, aku juga belum kepikiran” Alana ikut menambahi.
Drt… drt..
Ponsel nya bergetar, Alana mengambilnya dan melihat siapa yang menelpon nya. Ternyata itu bunda Reni, Alana segera mengangkatnya.
“assalamu'alaikum bunda?”
… .
“Oh ya?”
…
“Bentar lagi ulang kok bun, Alana kesana segera”
…
“Assalamu'alaikum”
…
Tut!
Panggilan mereka terputus, Alana segera menutup telpon nya dan bersiap untuk pulang. “Siapa al? Kok bunda?” yeri bertanya.
Alana mengangguk. “Bunda yani, kadang aku manggilnya gitu” ucap alana bertepatan dengan bela pulang yang berbunyi.
“ya udah, aku duluan ya ri?” Alana pamit.
Segera berlari ke luar untuk mencari bunda nya. Di telpon bunda bilang dia menjemput Alana, menunggu bel tak kunjung bunyi padahal sudah hampir setengah jam. Alhasil dia menelpon alana dan memberitahunya menjemput dimana.
terimakasih Thor 🙏🙏
lanjut thor