Sungguh suatu keajaiban aku bangkit dari kematian setelah aku mati diracuni oleh mertuaku sendiri.
tubuh tak bernyawa ku di buang ke rawa-rawa yang letaknya jauh di pelosok yang terpencil.
Namun Tuhan berkehendak lain, beberapa petir menyambar di area sekitarku, hingga membuat jantungku yang tadinya berhenti berdetak kembali berdetak.
dengan tubuh lemah aku berusaha keluar dari rawa-rawa, entah sudah berapa banyak tanaman berduri yang aku injak, aku tidak perduli, satu tekadku harus keluar dari tempat itu, hingga langkah kakiku terhenti di sebuah jalan beraspal, lalu tubuhku ambruk tak sadarkan diri.
Ketika ku sadar sudah berada di rumah sakit, dan betapa mengejutkannya aku ternyata pria yang menyelamatkanku yang juga seorang dokter mengatakan aku sedang hamil!!!!!!
Inilah kisah hidupku....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desire pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dibuang
Ayudia turun dari taksi, dengan sigap pak selamet security yang sudah bekerja sejak Ayu kecil, membukakan pintu gerbang intuk Ayudia, terlihat alis pak selamet berkerut seolah bertanya darimana majikannya itu baru pulang.
Ayudia berjalan masuk, namun kemudian langkahnya terhenti, ia teringat akan ulah ibu dan kakak tirinya yang sudah menjebaknya, ia tak mau papanya tahu tantang apa yang menimpanya, sebelum ada bukti.
"Pak Slamet, Ayu mohon bapak bisa merahasiakan jika Ayu pulang pagi, terutama dari papa, Ayu mohon pak"ucap ayu menangkup kedua telapak tangannya,
Pak Slamet mengangguk pelan
"Terima kasih pak" ucap Ayu lirih lalu kembali berjalan, ia sengaja menggunakan pintu samping, pintu dapur, agar tidak harus melihat muka mama tirinya, atau ia bisa kalap dan membunuhnya.
bik Ijah sedang memasak di dapur, ia terkejut melihat kedatangan Ayu, terlihat kekhawatiran di wajah bik Ijah
"Non kok baru pulang?”tanya bik Ijah yang mungkin tahu ia tak pulang semalam, hanya bik Ijah yang selama ini tulus menyayanginya, Ayu memeluk bi Ijah lalu menangis, membuat bik Ijah kaget, ia mengelus rambut panjang Ayu, menduga jika kepulangan Ayu di pagi ini ada sangkut pautnya dengan wanita ular itu dan anaknya.
”Duduklah dulu, tenangkan dirimu, bibi ambilkan minum dulu" ucap bik Ijah lembut, menuntun Ayu duduk di kursi yang terdapat di dapur.
BI Ijah menyodorkan air putih yang langsung di teguk Ayu, pandangan mata Ayu kosong, sesekali air matanya menetes.
"Dia sudah menjebak ku BI, wanita itu dan anaknya sudah menjebak ku sampai aku, aku...."Ayudia kembali menangis, bi Ijah merasa sangat marah, dugaannya benar, jika ini berkaitan dengan Lia dan anaknya.
"Bibi tak tahu apa yang menimpamu, tapi kamu harus tegar, kita balas perbuatan mereka"ucap bi Ijah penuh kemarahan begitu juga bi Mana yang ada di sana juga
"BI, bagaimana aku bisa hidup bi, hidupku dan masa depanku hancur semalam, dia menjebak ku untuk tidur dengan pria asing, huhuhu" Ayudia tak kuasa menahan tangisnya, ia sesenggukan di dalam dekapan bi ijah, tangan bi Ijah mengepal menahan marah,
Bi Nana dan bi Ijah sudah bekerja lama di kediaman Adhi, mereka sudah tahu bagaimana malangnya anak itu. Namun Bi Nana baru masuk ketika bi Ijah sudah ada di sana, ia menggantikan BI Kokom sepupunya yang pulang kampung.
Bi Nana merupakan asisten rumah tangga, sementara bi Ijah bukan asisten rumah tangga, ia hanya membantu urusan dapur jika luang dan tugasnya hanya membantu keperluan ayudia
Di depan pintu berdiri pak Slamet yang mendengar semua, mata tua pak Slamet memancarkan amarah, seperti istrinya, wajahnya menggelap, Bi Nana memberi tanda suaminya untuk meninggalkan mereka.
Bi Nana memilih menuju ke dapur membuatkan minum sementara bi Ijah sedang menenangkan anak majikanya itu.
BI Ijah menuntun Ayu masuk ke kamarnya, membantunya berbaring dan menyelimuti tubuh Ayudia.
Keningnya terasa panas sekali, terlihat jika Ayudia trauma dan merasa kesakitan di **** ************* karena kejadian semalam.
Dengan telaten BI Ijah membantu membukakan baju Ayudia, menyiapkan air hangat untuk mandi, setelah itu ia membantu Ayudia mandi. Hati bik Ijah terasa sakit dan penuh kemarahan, anak yang ia sayang sejak kecil kini seperti mayat hidup tanpa cahaya hidup.
Setelah berpakaian dan mengeringkan rambut Ayudia, bik Ijah membaringkan Ayudia di kasur.
Ia berlari ke dapur, di sana pak selamat dan bi Nana baru selesai membuat bubur, ia juga sudah menyiapkan teh hangat untuk Ayudia
"Gimana keadaanya Mbak??" tanya pak selamet parau
"Menyedihkan pak", semoga anak itu bisa melewati nya dan tetap tegar.
Beberapa hari kedepan saya akan tidur sama anak itu, takut dia nekad melakukan sesuatu" ucap bik Ijah pada Bi Nana dan suaminya
"Baik Mbak, bapak juga khawatir. apa perlu kita sampaikan kejadian ini sama tuan???" tanya pak selamet yang di balas gelengan bi Nana
"Percuma pak, mamak yakin Pak Adhi enggak kan percaya" ucap Bik Nana lirih, membuat pak Selamat diam dengan tangan terkepal
Satu Minggu kemudian
kediaman Adhi sudah ramai dengan sanak famili yang datang, karena besok adalah acara pernikahan Ayudia, putri semata wayangnya dengan Eldrea,
karena permintaan Ayu, pernikahan mereka di jalankan secara sederhana dan di rahasiakan sementara waktu sampai Ayudia selesai kuliah
Ayudia juga tak perduli dengan siapa ia akan menikah, Sejak pagi ia sudah di make up, Ayudia menggunakan kebaya putih khas Sunda dengan, hiasan kembang goyang di kepalanya, ia terlihat sangat cantik dan anggun.
Lia menuntun putri tirinya itu, dibantu oleh adik kandung papanya, Tante Maria, Lia tak berani macam-macam, walau dalam hatinya memaki Ayu yang tetap menikah walau ia sudah tidak virgin lagi.
Ayudia sudah duduk di tengah ruangan, kemudian Tante Maria memakaikan kerudung diatas sanggul Ayu, sementara Ayu terus menundukkan kepala, ia tak mau ayahnya melihat jika ia tak ada hasrat sama sekali menikah, tak lama duduklah seorang pria di sampingnya, acara akad pun dimulai.
Ayudia mencium aroma parfum yang tak asing, tubuhnya bergetar, parfum pria itu, tapi bagaimana dia di sini, ini tidak mungkin, dan suara calon suaminya seperti tak asing, tapi dimana ia pernah mendengar??? tanpa Ayudia sadari, acara ijab selesai, ia masih terus menunduk, tak ada keinginan untuk menatap pria yang kini sudah jadi suaminya itu.
Pria itu menyematkan cincin di jari tangan Ayu, begitupula sebaliknya, kemudian Ayu di minta mencium punggung tangan suaminya, setelah itu acara foto, keduanya terlihat kaku dan tak saling memandang, setelah selesai akad, Ayu meminta tantenya mengantarnya ke kamarnya, ia beralasan kepalanya pening, ayu memilih tiduran di kamar alih-alih bertemu dengan keluarga besarnya dan keluarga suaminya.
Lima jam kemudian acara selesai, namun Ayu sudah berganti pakaian dan tidur memunggungi pintu masuk kamarnya
"Cih, wanita aneh, aku juga tak ingin menikah denganmu jika bukan karena terpaksa" ucap Arjuna kesal karena istrinya sudah terbuai mimpi.
Arjun memilih tidur di sofa,. karena besok ia harus melakukan perjalanan bisnis, ia akan meminta asistennya yang akan mengantarkan Ayu ke kediamannya.
Keesokan paginya
Arjuna sudah terbangun pagi-pagi sekali, ia sudah berpakaian rapih karena ia harus segera mengejar pesawat, setelah berpamitan pada kedua mertuanya ia langsung pergi menuju bandara.
Sementara itu Ayu masih tertidur, sudah seminggu sejak kejadian waktu itu namun ia masih trauma dan terkadang mimpi buruk, ayu terbangun dan mendapati jika kasur sebelahnya kosong dan masih rapih, rupanya suaminya tidak tidur si sana, namun ayu tak perduli, begitu selesai mandi ia langsung ke meja makan, disana ia langsung di ceramahi Lia, membuat nafsu makannya hilang, Ayu memilih kembali ke kamarnya daripada harus merasa kupingnya bengkak karena ocehan Lia Yangs seolah ibu yang baik.
Siangnya seorang supir menjemput Ayu, ia memberitahu jika Arjun yang memintanya pindah ke kediamannya, ayu hanya menurut, ia mengemasi pakaiannya dan ikut dengan supir yang di tugaskan oleh Arjun.
Dirumah besar itu hanya ada Papa, mama dan adik Arjun bernama
Mama Arjun wanita cantik yang angkuh, sedang Adik Arjjun sangat cantik seperti mamanya, sementara papanya Arjun tampan, entah wajah suaminya mungkin tampan seperti papanya, karena ia sendiri tak melihat wajah suaminya, sungguh pernikahan yang aneh.
Dua Minggu sudah Ayu tinggal di kediaman Orangtua suaminya, ia merasa sangat tak nyaman, terlebih mama serta kakak tirinya sering datang kesana dengan alasan menjenguknya, entah apa yang mereka bicarakan karena ayu sungguh tak berniat gabung dalam pembicaraan mereka, hingga suatu hari Aurel datang namun ia tidak beralasan bertemu dengan Ayu lagi,namun Ayu tak perduli.
Setelah kepergian Aurel sikap mama mertuanya berubah, ia memandang Ayu sinis dan tanpa di duga ia mendaratkan tamparan keras ke wajah Ayu
"Dasar pelacur, kamu sudah tidak suci lagi tapi kamu masih bersedia menikah dengan putraku?? sampah” teriak Deswita geram
"Ada apa ma"tanya Vera yang terkejut melihat mamanya menampar Ayu
"Wanita ini telah menjual dirinya pada laki-laki hidung belang, namun ia masih berani menikahi kakakmu"
"Apa benar begitu kakak ipar?"tanya Vera menatap tajam Ayu, Ayu gemetar tak tahu apa yang harus menjawab apa
"Lihat dia tak bisa menjawab, dia punya pergaulan bebas, kakaknya sendiri yang memberitahu mama" ucap Deswita geram
"Ma tapi itu hanya perkataan, tidak bisa jadi bukti"ucap Vera mencoba menjadi penengah
"Deswita berjalan menuju meja, lalu mengambil amplop, menyodorkannya pada Vera, Vera membukanya dan terkejut
"Tenangkan diri mama, biarkan kak Arjuna yang memutuskan ma"ucap Vera
Deswita menggeram kesal, ia kemudian melayangkan tendangan tepat diperut Ayudia membuat Ayudia ambruk sambil memegangi perutnya
Vera menarik mamanya menjauh, ia tak mau mamanya bertindak lebih brutal, walau ia tak suka dengan Ayu, namun bukan keinginan Ayu menikah dengan kakaknya, semua karena perjodohan konyol antara dua orangtua.
Ayu berusaha bangkit, ia berjalan tertatih ke kamarnya, tak ada seorangpun yang membantunya, semua terlihat ketakutan melihat nyonya besar mereka murka.
Setelah sampai kamar, Ayu merebahkan tubuhnya, ia menangis, bukan karena sakit saja namun juga merasa malu, terhina dan marah.
untuk kesekian kalinya Aurel mencelakainya
Keesokan paginya suasana kembali tenang, entah mengapa justru Ayu merasa firasat tak enak, seorang asisten rumah tangga mengantarkan bubur ke kamarnya, karena sejak siang kemarin Ayu tak makan, ia langsung menghabiskan buburnya, tiba-tiba ia merasa perutnya sangat sakit, Ayu mengerang berusaha bangkit namun pandangannya gelap, ia mulai merasa kedinginan, nafasnya terasa sesak
"Ya Allah, apa yang terjadi??? apa makanan itu sudah di racun??? Siapa?siapa yang tega berbuat itu?? tanya Ayu lirih ia muntah darah, matanya makin berat.
rasa sakit menusuk dan dadanya terasa sesak.
perlahan pandanganya kabur dan ia jatuh tersungkur dengan mulut mengeluarkan darah segar.
"Sepertinya aku akan mati, papa jaga dirimu, mama sebentar lagi aku akan menyusul mu" gumam Ayu dalam hati di tengah keputusasaan
Pintu kamar terbuka, Terdengar suara mama mertuanya dan seorang pria berusia sekitar dua puluh lima tahun, Ayu kenal pria itu adalah tukang kebun keluarga ini
"Parno bereskan wanita ****** ini, buang di tempat yang tidak ada yang bakal menemukannya, ingat dengan cara bersih, setelah itu pergi jauh dan jangan kembali"ucap Deswita melemparkan sesuatu,
tangan kasar membuka pakaiannya,
Cekrek, cekrek, cekrek
Ayu tak tahu bunyi apa, kesadarannya sudah mulai hilang hingga akhirnya gelap.....
Semua tokoh diceritakan saru satu
Banyak komflik juga..
Ada kocak
Ada nalar
Ada diluar nalar
Ada juga typo
Untuk typo, saya bisa maklumi, paling saya komen ngingetin typonya..
Saya maklumi, karena saya pribadi ga bisa bikin novel, bisanya baca dan nikmati..
Terimakasih atas karyanya ya thor..
Sukses selalu
2. saudara dan saudarinya
Tetap semangat thor😊
mungkin begitu ya thor..