" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"
Tetapi,Selalu berusaha baik itu terkadang tidak selalu baik. Contohnya pada laki-laki tidak tahu diri ini.
" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"
" Aku lagi ada meeting sayang"
" Meeting dimana?"
" Di luar, ketemu client"
" Cewek?"
" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"
" Are you kidding me?"
" What's happen?"
" You lie!"
" Im not lie"
" Yes you are!"
Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari keberangkatan
Matahari sudah menyinari ruangan kamar mereka. Senja mulai terusik. Menggeliat di bawah selimut. Kemudian bangun dari atas kasur. Melihat Aiden yang masih tertidur di atas sofa. Senja menghampiri Aiden, berjongkok di depannya. Menatap wajah Aiden yang tampan, bulu mata yang panjang, hidung yang sangat mancung. Sungguh sempurna ciptaan Tuhan pikir Senja. Senja menyentuh bulu mata Aiden juga membelai pipi Aiden dengan pelan. Ternyata Aiden sudah bangun, Aiden menarik tangan Senja dan menciumnya.
" Ayo bangun, sudah pagi"
" Sebentar lagi"
" Kita sarapan dulu ke bawah. Lalu Siap-siap check out"
Aiden bangun dan duduk, menarik Senja ke pangkuannya. "Aku masih ingin berlama-lama di sini" Aiden memeluk Senja erat. Senja mengusap punggung Aiden. Lalu baru teringat bagaimana luka di punggungnya.
" Oppa, aku lupa. Apa punggung Oppa sudah membaik?"
" Iya, sudah tidak sakit lagi. Tapi aku tidak tahu masih memar atau tidak"
" Mau ku lihat?"
" Boleh, mau di buka semuanya juga boleh" Aiden tersenyum smirk.
" Oppaaa..."
" Hahaha.." Aiden menurunkan Senja ke sofa lalu membuka bagian belakang Kaosnya. Terlihat punggungnya masih sedikit memar.
" Apa benar ini tidak sakit lagi? Memang sudah mendingan sich, tapi masih berwarna kebiruan"
" Tak apa-apa "
" Mau ku oles salep lagi?"
" Nanti saja sehabis mandi"
" Ahh iya. Oppa mandilah duluan. Aku mau siap-siap"
" Sebentar lagiiii" Aiden memeluk Senja kembali sambil tertawa bahagia.
Senja dan Aiden bergantian mandi. Tak lupa Senja mengoles salepnya. Lalu mereka turun untuk sarapan. Setelah selesai makan kembali ke kamar membereskan semua barang-barang Aiden. Sambil menunggu Pak Hadi menjemput masih ada waktu 4 jam lagi sampai jam 2. Aiden menikmati sisa-sisa waktu berdua dengan Senja, sambil bekerja di kamarnya. Membuka tabletnya dan juga sambil menelpon. Sudah harus membuat janji meeting untuk 3 hari ke depan di Korea. Senja hanya menemani sambil menonton TV. Terkadang membuka handphonenya membalas pesan dari Anderson juga temannya. Terkadang tangan Aiden masih merangkul Senja agar tidak jauh-jauh darinya sambil Ia menelpon. Aiden nampak manja sekali. Bersandar di bahu Senja saat menutup telepon. Sibuk tapi ia sempatkan ingin terus di dekat Senja. Pukul 1 Aiden dan Senja turun ke bawah untuk Check out sekaligus makan siang bersama. Mereka akan menunggu Pak Hadi di restoran.
Aiden masih sibuk dengan tabletnya. Karena kemarin dia benar-benar mengabaikan pekerjaannya demi bisa mengatur kejutan untuk Senja. Senja memahami kesibukan Aiden. Senja memilih makanannya dan mengambilkan untuk Aiden. Aiden tidak protes apapun yang di ambilkan untuknya. Bahkan satu suap pun Aiden sulit untuk melanjutkan. Pada akhirnya Senja menyuapi Aiden agar tidak terlambat makan. Hari sudah lumayan siang. Aiden sebentar lagi harus berangkat, Senja tidak mau Aiden sampai kelaparan dan jatuh sakit karena sibuk bekerja. Aiden sangat senang di perhatikan begini oleh Senja. Dia tersenyum melihat Senja saat di suapi. Hanya saat minum Aiden melakukannya sendiri. Mengusap mulut Aiden dengan tisu dan akhirnya selesai juga menyuapi Aiden seperti bayi besarnya. Aiden belum selesai juga mengerjakan design gambarnya. Senja hanya memperhatikan.
" Apa itu project Oppa di Korea?"
" Iya, ini baru sketsanya saja. Nanti aku harus mengerjakannya di komputer lagi"
" Baru sketsa tapi sudah sebagus itu" Aiden tersenyum mendengar pujian Senja.
" Kliennya minta di kirim mendadak"
" Besok sudah harus ketemu kliennya?"
" Iya, kalau aku tidak menelpon jangan marah ya. Aku usahakan secepatnya menelponmu" Aiden mengusap pipi Senja dengan lembut.
" Iya tak apa, aku mengerti"
Pukul 2 Pak Hadi menelpon Senja mengabari kalau sudah berada di hotel. Senja menarik koper Aiden dan tasnya. Aiden berjalan mengikutinya dari belakang sambil menelpon Anderson.
"Iya, ini aku sudah di jemput Pak Hadi"
" Apa Senja juga di situ? "
" Iya dia sudah di sini daritadi "
" Apa ada lagi yang bisa ku bantu?"
" Untuk urusan hotel sudah semua di handle Senja. Aku cuma mau titip 1 hal padamu?"
" Apa itu?"
" Jangan kau suruh Senja melayani turis laki-laki !"
" Hahahha...."
" Aku serius, kalau sampai melakukannya akan ku bawa dia kabur"
" Ahahah...kau benar-benar sudah jatuh cinta padanya "
" Oke, kau harus janji itu kalau mau bisnismu tetap lancar."
" Ohh man, jangan mengancamku. Itu hal yang sangat mudah. Aku bisa mengatur kerja Senja hanya untuk group nantinya. Asal kau rekomendasikan travelku ke teman-temanmu"
" Tentu"
" Oke baiklah, sampai jumpa lagi. Hati-hati di perjalanan."
" Iya terimakasih "
Mobil sudah siap, Aiden kemudian masuk ke mobil dan segera melanjutkan perjalanan menuju bandara Ngurah Rai. Selama perjalanan Aiden tak mau melepaskan tangannya dari genggaman Senja. Waktu terasa sangat cepat bagi Aiden. Bahkan sudah jam 3 lewat. Untung mereka tidak terlalu lama terjebak macet. Mereka tiba di bandara. Pak Hadi menunggu di parkiran, sementara Senja mengantar Aiden untuk check in. Sampailah pada akhirnya perpisahan mereka. Aiden sudah harus masuk lounge. Dengan wajah sendu, Aiden memeluk Senja dan mencium kening Senja sejenak.
" Im gonna miss you" wajahnya nampak sedih.
" Miss you more. Take care"
" You too"
" Bye bye.."
" See u soon, I'll call you in Korea"
" I'll be waiting "
Aiden melepas tangan Senja dengan wajah sedihnya. Senja hanya tersenyum agar Aiden tidak bersedih. Setelah memastikan Aiden sudah masuk lounge, Senja pergi keluar bandara. Menelpon Pak Hadi agar menjemput di luar. Senja meminta agar di antar pulang terlebih dahulu baru ke kantor karena senja membawa banyak barang. Lalu kembali ke kantor.
.
.
" Akhirnya pegawai favoriteku kembali ke kantor" Anderson berceloteh.
" Haii boss wajahmu cerah sekali"
" Bagaimana aku tidak secerah ini, berkat kau Aiden mau berinvestasi di perusahaan kita"
" Hah??"
" Iya, apa dia tak bilang padamu?"
" Gak ada"
" Kau sibuk menjadi tourguide pribadinya sampai tak tahu apa yang dia lakukan "
" Mana ada boss, lagipula aku gak mungkin sampai tahu semua urusan pribadinya. Kenal juga baru 1 minggu"
" Tapi kau bisa membuatnya bertekuk lutut hanya dalam waktu 1 minggu" Prok..prok... Anderson bertepuk tangan untuk Senja dan membawanya keluar ruangannya "Guys, tepuk tangan untuk Pegawai teladan kita, Senja sudah berhasil dapat investors terbesar tahun ini"
" Woww...selamat kak Senja"
" Selamat Senja "
" Congrats kak" banyak juga ikut mengucapkan selamat kepada Senja. Dia hanya membalas dengan senyuman dan terima kasih. Padahal Dia sendiri tidak tahu apa-apa. Kembali lagi ke ruangan Anderson.
" Memangnya dia invest berapa Boss?"
Anderson membuka laptopnya, kemudian memutarnya ke arah Senja. Senja sangat kaget. Aiden sudah berinvestasi di perusahaan Anderson sebesar 1M. " Huaaahhh!! Yang benar ini boss??"
" Aku bahkan tak percaya awalnya. Tapi setelah membuka transaksi di rekeningku barulah aku percaya"
" Yang amanah ya Boss"
" Tentu, aku tidak akan mengecewakan investor. Kau yang paling tahu bagaimana cara aku bekerja selama ini. Terimakasih Senja..Terimakasih..berkat kau kita jadi bisa berkembang dengan baik. Tidak salah aku meminta ayahku membawamu ke sini"
" Jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada Aiden"
" Itu sudah pasti"
" Mulai besok kau hanya kerja mengawasi juniormu"
" Hemm? Kenapa begitu?"
" Itu pesan Aiden, kau tidak boleh melayani turis VIP lagi terutama laki-laki "
" Haduh, belum apa-apa dia sudah over protective "
" Itu tandanya dia cinta mati"
" Entahlah aku belum yakin soal itu"
" Apalagi yang kau ragukan darinya?"
" Aku bukan meragukan dia, tapi ragu pada diri sendiri "
" Maksudmu kau belum punya perasaan suka padanya?"
" Entahlah, aku belum yakin"
" Mau ku ajari caranya meyakinkan diri sendiri?"
" Maksudnya?"
" Kau buka semua profile tentang Dia di majalah investor ini dan beberapa berita tentang Dia naver Korea. Temukan apa yang bisa membuatmu yakin padanya "
" Apa Aiden terkenal di Korea?"
" Lumayan kalau di dunia bisnis, bukan di dunia entertainment ya. Makanya waktu Dia datang ke sini aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku lebih memilihmu yang jadi tourguide Dia karena aku yakin dengan kemampuanmu. Siapa sangka dia malah jatuh cinta padamu"
" Iya aku juga heran, apa yang Dia suka dariku. Kenal juga baru sebentar"
" Love at first sight. Tidak semua orang percaya itu, tapi mungkin itu takdir Tuhan untukmu. Kau di selingkuhi laki-laki, Tuhan mengirim pengganti yang lebih baik. Aku yakin kau pasti bisa mendapat takdir yang lebih indah nantinya"
" Hooh aku jadi terharu dengan ucapanmu Boss"
" Senja, aku sudah mengenalmu lebih dari 3 tahun, kau tahu aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri, bahkan ayahku sangat percaya padamu sejak kau masih kuliah kan. Kau itu orang yang baik, kau pantas dapat yang terbaik juga"
" Terima kasih Boss untuk semuanya"
" Aku yang berterima kasih padamu. Kita akan memperbesar kantor ini dan menambah fasilitas yang lebih bagus lagi"
" Setujuuuu"
" Sekarang kerja sana, isi semua laporanmu selama 3 hari ini. Kau tidak mengisi laporan sejak kemarin, aku tidak mencarimu hanya karena aku tahu kau sibuk bersama Aiden "
" Hehehe..siap Boss!"
.
.
.
🥰🥰🥰🥰🥰🥰