dia hanya anak yang rerlahir dari rahim seorang wanita kedua.
ia harus terima perlakuan orang orang di sekitarnya yang tidak ikhlas karena terpaksa merawatnya.
ia di besarkan oleh seorang wanita tua yang ia panggil nenek.
walau perlakuan wanita tua itu cenderung buruk dan tega kepadanya, ia tetap menyayangi wanita itu.
juga seorang wanita yang kini tak lagi tinggal bersama dengannya kaeena sedang bekerja di kota.
wanita itu adalah istrinpertama sang ayah.
dan di usianya yang je 17 tahun, karena sang nenek telah tiada, ia beeniat menyusul sang ibu tiri.
dan di sanalah petaka itu terjadi menimpanya.
kehornatannya di renggut paksa hingga ia hamil.
belum selesai sampai di sana, ia di paksa menggugurkan kandungannya.
mampukah Kayra Afanin Azzahra mempertankan bayi dalam kandungannya itu.......
sekuel dari novel aku yang berjudu " dia yang ternoda.....
pingin tahu ceritanya, oabtengin ya.....🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18 bertanggung jawab ( revisi )
Bu Novi menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari ambang pintu.
Mata bu N9vi menatap malas.
" ada apa ini ma....kenapa mama ada di sini " tanya seseorang iti yang tak lain adalah Fakry.
" dan kenapa kalian...
Bi...apa yang terjadi, Kayra..." kata kata Fakry tak berlanjut ketika matanya menatap kepada Kayra dan kemudian matanya turun ie bawah.
Seketika mata Fakry membulat.
" apa yang terjadi padanya bi....kenapa dia ?! "
" berhenti di tempatmu Fakry..." sentak bu Novi, namun seolah tai di gubris oleh Fakry.
Pria itu masih melangkah.
Sungguh sebenarnya hatinya begitu khawatir melihat darah yang merembes di sela sela kaki Kayra.
Apalagi wajah gadis itu yang terlihat begitu pucat.
" jangan mendekat mas Fajry, jangan pernah mendekat kepada Kayra..." kata bi Rahma turut menghentikan langkah Fajkry.
Bi Rahma sedikit mengangkat satu tangannya ke atas karena melihat Fakry yang masih hendak melangkah maju ke pada Kayra.
Fakry berhenti.
Namun matanya masih meatap Kayra.
" bi katakan padaku, apa yang terjadi...kenapa dia ?!
Atau jangan jangan kalian .sengaja hendak melenyapkan anakku " kata Fakry dengan suara sedikit keras.
" tanyakan itu kepada mama mas Fakry... " jawab bi Rahma yang masih sibuk memegangi Kayra yang saat ini meringis menahan sakit sembari satu tangannya meremas perutnya.
Fakry menoleh kepada sang mama.
Tatapan matanya menyiratkan tanya dan meminta sebuah penjelasan.
" tidak ada yang perlu aku katakan apalagi jelaskan kepadamu.
Pada intinyaku tidak akan pernah sudi menerima anak yang di lah8rkan oleh gadis hina itu " jawab bu Novi sembari membuang pandangannya ke tempat lain.
Fakry menghela nafas beray, dan bersamaan dengan itu.
Brugh.....
Tubuh Kayra ambruk kelantai , bi Rahma tak lagi kuat menanggung beban tubuh Kayra.
Fakry terbelalak, ia hendak maju namun lagi lagi sang mama menghentikannya.
" berani kau menyentuhnya...maka kau akan menguburkan mama di liang lahat " kata bu Novi.
Fakry mengusak rambutnya dengan kasar.
" ma...mama keterlaluan, dia mengandung anak Fakry ma...
Apa yang sudah mama lakikan ke padanya ?! " kata Fakry frustasi.
" memangnya kenapa, apa kau mau menikahinya....lalu bagaimana dengan Rhain ?!
Apa kau sudah siap kehilangan dia ?!
Menurutmu apa yang akan dia lakukan jika dia tahu ada wanita lain yang mengandung anakmu ?! " jawab bu Novi tak kalah sarkas.
" tapi ma.....ini...ini keterlakuan, apa yang sudah mama lakukan kepadanya...."
" diamlah Fakry " bentai bu Novi.
" jika kau telah siap kehilangan Rhaina, maka pilihlah dia...." lanjut bu Novi lagi.
Fakry terdiam.
" Kayra bangun Kayra...." bi Rahma semakin panik melihat Kayra semakin memucat.
Fakry menggeleng. Ia tak bisa lagi tinggal diam.
Darah yang mengalir di skedua sela kaki Kayra semakin jelas terlihat.
" mau apa kau ?! " tanya bu Novi sambil mencekal lengan Fakry.
" ma...dia membutuhkan pertolongan, kita harus cepat membawanya ke rumah sakit " jawab Fakry dengan wajah panik.
Bu Novi menatap Fakry dengan bias kemarahan.
" mang Jaja...mang Jaja...." kemudian bu Novi berteriak memanggil mang Jaja.
Ia lupa jika tadi pria itu keluar bersama sang suami.
Tapi beruntung, ak lama, mang Jaja yang telah kembali entah sejak kapan berlari tergopoh gopoh mendekat.
" iya bu...." jawab mang Jaja
Mata pria itu terbelalak lebar melihat Kayra yang tergeletak tak sadarkan diri dalam pangkuan bi Rahma.
" angkat gafis itu " perintah bu Novi kepada mang Jaja.
" ma...biar aku yang akan mengangkatnya " pinta Fakry.
" diam di tempatmu Fakru biarkan mang Jaja yang melakukan itu.
Toh gadis itu adalah calon istrinya mang Jaja" jawab bu Novi lagi.
Bi Rahma yang mendengar itu hanya menatap dengan geram majikannya itu.
Namun ia tak lagi bisa berbuat apa apa, saat ini ia sangat membutuhkan bantuan seseorang untuk mengangkat tubuh Kayra yang tergeletak di lantai.
" mang Jaja...tolong " kata bi Rahma pelan.
Mang Jaja segera merangsek maju,
Namun ketika ia telah siap dengan posisi akan mengangkat tubuh Kayra.
Sebuah suata barinton menghentikan langkahnya.
" berhenti di tempatmu mang Jaja....jangan pernah kau berani menyentuhnya..." suata itu menggelegar memenuhi ruangan kamar ittu.
Gerakan mang Jaja terhenti seketika.
Pria itu dengan cepat menoleh ke arah sumber suara.
Bukan hanya mang Jaja, nyatanya semua mata menoleh ke atah sumber suara.
Dengan langkah tegap dan sedikit cepat Rayyan masuk ke dalam kamar.
" jangan ada yang berani menyentuhnya selain aku " kata Rayyan sambil menatap sang mama.
Bu Novi mendelik menatap putra sulungnya itu.
Namun ia tak bisa berkata apa apa lagi.
Ia sadar....
Rayyan sangat berbeda dengan Fakry.
Rayyan memang terkesan menurut dan sangat menyayanginya.
Namun sebenarnya...
Ia kesuliyaj mengendalikan putra sulungnya itu.
Apalagi ketika Rayyan merasa tak sepaham dengan dirinya.
Rayyan tak akan diam begitu saja.
" memangnya kenapa, mang Ja calon suaminya...."
Kata bu N9vi pada akhirmya.
" tidak...aku yang akan menikahinya..." jawab Rayyan dengan tegas dan penuh keyakinan.
Rayyan menyipitkan matanya dan masih menatap ke arah sang mama.
Namun kemudian pria itu mendekat kepada bi Rahma.
" tidak mas....biarkan mang Jaja yang mengangkat tubuh Kayta " tolak bi Rahma.
" aku yang akan menikahinya bi Rahma. Dan aku tidak main main mengatakan ini.
Dan tentu sebagai seorang laki laki yanga akan menikahinya, aku tidak rela tubuh calon istriku di sentuh oleh pria lain " kata Rayyan dengan tatapan tajam dan begitu mengintimidasi bi Rahma.
Mang Jaja menatap Rayyan tak berkedip.
Baru kali ini ia melihat sosok putra sulung majikannya yang selama ini ia tahu sangat irit bicara bahkan cenderung cuek kepada orang lain itu terlihat berbicara panjang lebar.
Dan satu hal lagi....
Rayyan nampak sangat perduli dengan Kayra.
Perlahan mng Jaja menggeser tubuhnya untuk memberi ruang kepada Rayyan.
Sementara bi Rahma tak bisa berbuat apa apa lagi,
Tatapan Rayyan seolah mampu menggoyahkan keberaniannya.
Ia hanya bisa diam ketika Rayyan berjongkok di hadapannya dan kemudian benar benar meraup tubuh Kayra yang tergeletak tak berdaya dari pangkuan bi Rahma.
" apa maksud dari kata kata mu kak...?! " kata Fakry yang kini berdiri di hadapan Rayyan.
Entah kenapa ia merasa tak suka mendengar Rayyan mengakui niatnya yang hendak menikahi Kayra secara terang terangan di hadapannya.
Rayyan menatap dengan nayang wajah sang adik.
" minggir dari hadapanku brengsek " umpat Rayyan kepada Fakrry dengan wajah merah padam.
Fakry menggeleng.
" tidak akan, sebelum kau jelaskan apa maksudmu "
" aku akan menikahinya.....apa itu masih kurang jelas bagimu " jawab Rayyan.
Sekali lagi Fakry menggeleng.
" tidak bisa..." teriak Fakry.
" kenapa tidak....?! "
" dia sedang mengandung ananku "
" memangnya kenapa ?! Bukankah ku juga meragukan bayi ini ?! " jawab Rayyan dengan nada mengejek.
" apa sekarang kau yakin yang dia kandung saat ini adalah anakmu bukankah tadi kau bilang bisa saja anakku yang sedang dia kandung adalah anakku " cibir Rayyan kepada Fakry
" tidak...tetap saja kau t8dak bisa menikahinya,
Sebelum kita sama sama tahu yang sebenarnya. bagaimana jika yang dia kandung memang anakku "
Jawab Fajkry tak mau kalah.
" kau memang brengsek Fakry...." umpat Rayyan.
" aku akan tetap menikahinya,
Dan tentu saja secara otomatis, anak itu akan menjadi anakku karena aku akan menikahi ibunya, aku adalah suami dari ibu anak itu " jawab Rayyan lagi.
Wajah Fakry seketika merah padam.
Pria itu menggeleng,
entah kenapa jauh di lubuk hatinya yang terdalam ia merasa tak rela jika anak itu nantinya akan memanggil laki laki lain sebagai ayahnya.
" tidak bisa....tetap saja kakak tidak bisa menikahinya begitu saja " jawab Fakry lagi.
" kenapa tidak bisa, apa sebnarnya maumu brengsek. Katakan dengan jelas ?! " bentak Rayyan.
" perhatikan cara bicaramu Rayyan...dia adikmu " sentak bu Novi yang merasa jengah mendengar perdebatan dua anak laki lakinya itu.
Rayyan tak menjawan. Ia pun tak menoleh kepada sang mama.
Namun matanya masih menatap nyalang kepada Fakry.
" berikan dia padaku, aku yang lebih berhak atasnya " kata Fakru lagi.
Pertengkaran tak bisa lagi di elakkan dari dua kakak beradik itu.
Fakry berusaha merebut tubuh Kayra dari dekapan sang kakak.
Sementara.Rayyan bersikeras mempertahankan Kayra dalam dekapannya.
" berikan dia padaku kak..." kata Fakry.
" tidak akan brengsek, memangnya apa yang bisa kau lakukan untuknya " jawab Rayyan tak mau kalah.
Bu Novi serasa mau pingsan melihat pertikaian dua putranya .lagi hanya karena Kayra.
Namun ia tak bisa lagi berbuat apa apa lagi.
Kepalanya terasa sakit, dan dadanya terasa sesak.
" berikan dia kepada Fakary Rayyan...bagaimanapun Fakry yang lebih berhak atas anak yang tengah di kandung gadis itu.
Selanjutnua....mau tidak mau Fakry harus menikahi gadis itu "
