Varent dealova yang berprofesi sebagai artis YouTubers dan menjadi milyader di usia nya yang muda, terjebak dalam konflik yang memaksa nya melakukan nikah kontrak dengan Ayunda Rizana yang usia nya lebih tua dan merupakan perempuan bar-bar berstatus janda muda tanpa anak.
Mampu kah mereka bertahan hidup bersama hingga kontrak nikah mereka berakhir ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKBK ( BAB 17 )
"Mama mau kalian pergi honey moon !" Ucap Nadya tegas dihadapan Ayu dan Varent.
Ayu yang baru saja berniat menyuapkan nasi ke mulut nya jadi urung untuk makan. Ia menoleh ke arah Varent yang duduk di samping nya dengan pandangan tak mengerti.
Tiada angin tiada hujan, Nadya menyuruh mereka berdua honey moon. Varent yang sedang mereguk air minum nya nyaris tersedak mendengar ucapan mama nya.
"Mama udah booking suite room di hotel internasional beach Bali untuk kalian menginap selama seminggu. Sekalian tiket pesawat untuk kalian berdua. Mama gak mau dengar kata penolakan dari mulut kalian. Mama mau segera punya cucu yang lucu buat nemenin mama di rumah."
Kalimat pemaksaan yang keluar dari bibir Nadya cukup membuat kedua pasangan yang cuma nikah kontrak itu terkejut bukan kepalang.
CUCU ???
Ayu dan Varent serentak berteriak saling berpandangan satu sama lain.
Sepasang mata mereka saling melotot memandang wajah Nadya yang menjawab dengan mengangguk kan kepala seraya melemparkan senyuman manis di bibir nya.
Kedua pasangan tipu-tipu itu tampak panik. Mereka bingung harus berbuat apa.
"Ma, tadi kan ,,,"
"Varent, mama gak mau dengar alasan apapun. Pokok nya kamu harus bawa Ayu honey moon. Titik !"
Wajah Nadya yang awal nya tersenyum berubah jadi masam dan cemberut menatap putra nya.
Ayu mendadak teringat perkataan Radith jika Mama Varent itu sedang mengidap penyakit jantung. Ia pun menyikut lengan Varent memberi kode dengan anggukan dan kedipan sebelah mata.
"Hmm, kalau begitu terserah mama saja. Varent akan pergi honey moon bareng Ayu."
Ujar Varent pasrah.
Ia terpaksa mengikuti keinginan mama nya. Menolak permintaan mama nya sama saja melukai hati perempuan yang telah melahirkan nya itu.
Nadya tersenyum senang mendengar jawaban putranya.
"Hari ini kalian harus siap-siap. Besok pagi kalian langsung berangkat ke Bali."
Ucap Nadya gembira.
Ayu dan Varent pun mengangguk patuh. Menyenangkan hati perempuan paruh baya yang sedang sakit itu adalah prioritas utama Ayu. Ia pun ikut tersenyum senang, karna merasa sudah membahagiakan hati Nadya yang sudah seperti ibu angkat bagi nya sekaligus mertua kontrak untuk nya saat ini.
Malam hari nya.
Ayu jadi gelisah memikirkan keberangkatan nya ke Bali bersama Varent. Ia menaruh koper milik nya yang baru saja selesai ia pack dengan berbagai keperluan selama honey moon di Bali di atas ranjang.
"Ciee, yang mau honey moon. Semangat sekali packing nya."
Sindir Varent yang mendadak muncul masuk kamar seraya menghempaskan tubuh nya di atas ranjang.
"Kamu kok belum packing ?"
Tanya Ayu menatap Varent curiga.
"Jangan-jangan bocah ingusan itu berniat membohongi mama nya dengan pura-pura patuh." pikir Ayu curiga.
"Kan ada istri aku yang mau bantuin packing."
Goda Varent.
Ayu mendelik kan mata nya ke arah Varent.
"Kumat lagi usil nya si bocah Badung." Ayu jadi jengkel dalam hati.
"Sana packing baju kamu."
Perintah Ayu mengusir Varent dari atas ranjang.
Varent melompat turun dari ranjang dan duduk di pinggir ranjang seraya menatap Ayu dengan pandangan yang sulit di artikan.
Ayu jadi sedikit risih. Pandangan mata pemuda tampan itu terlihat berbeda dari biasa nya. Perasaan aneh muncul lagi di hati nya. Ada debaran yang menggelitik hati.
"Gimana kalau selama honey moon, aku jadi kebablasan."
Tanya Varent dengan wajah tampak serius.
Ayu tercekat. Ia menatap Varent dengan perasaan yang mulai dag did dug serr.
"Kebablasan gimana maksud mu ?"
Pikiran Ayu mulai di dera rasa takut dan khawatir.
Varent nyengir, memperlihat kan gigi putih nya yang tersusun rapi dengan senyuman lebar di bibir nya.
"Aku takut melanggar kontrak kita."
Jawab nya jujur.
Ayu melotot. Ia tak percaya, pemuda tampan itu punya niat yang tak baik pada nya.
"Jangan macam-macam kamu ya. Kita cuma nikah kontrak. Ingat syarat yang aku ajukan ke kamu. Tidak boleh,,,!"
"Bodoh amat. Aku akan melanggar semua syarat itu !"
Ucap Varent cepat memotong perkataan Ayu yang terputus tanpa di pedulikan Varent.
"Kamu tak akan bisa macam-macam. Radith akan ikut menemani kita selama honey moon di Bali."
Ujar Ayu tersenyum culas.
Varent terkejut.
"What's ? kok kamu gak minta izin dulu sama aku ?"
Tanya Varent protes.
Kekecewaan seketika terukir di wajah nya yang tampan. Moment romantis bersama Ayu yang sempat ia bayang kan sedari tadi langsung buyar seketika.
"Aku gak ngajak Radith kok. Kata nya, ia di perintah papa untuk menjaga kita selama perjalanan honey moon di Bali."
Tutur Ayu dengan sikap acuh tak acuh.
Varent tercenung. Ia tak menyangka, Papa nya akan memberi perintah pada Radith untuk menemani nya. Hati nya mulai di liputi kecurigaan dan penuh tanda tanya.
"Kenapa Papa menyuruh Radith memata-matai ku ? Apa ia takut aku akan bertemu Acha secara diam-diam disana ?" gumam Varent dalam hati.
Padahal, hati Varent sudah mulai melupakan Acha. Ia tak ingin lagi bertemu Acha apalagi merajut cinta nya kembali dengan gadis posesif dan plin plan itu.
Pesona Ayu yang baru beberapa hari ini tampak berbeda di mata nya telah membuat hati nya bergetar. Entah kenapa, hasrat nya untuk mendapatkan Ayu dalam pelukan nya begitu kuat. Ayu seperti kuda liar yang sulit untuk di taklukan dan jiwa laki-laki nya tertantang untuk menaklukan perempuan yang telah menjadi istri nya itu.
Semangat nya untuk honey moon jadi memudar. Ia tak kan bisa leluasa menikmati suasana romantis yang sudah ia rencanakan sedari tadi.
"Sini, aku bantu packing barang-barang kamu."
Varent terkesiap.
""Tumben, si kuda liar baik hati !" pikir Varent dalam benak nya.
Ia memandang Ayu dengan tatapan kebingungan.
Ayu tetap bersikap cuek dan acuh tak acuh. Ia pun mengambil sebuah koper milik Varent dan bergegas membuka pintu lemari pakaian milik Varent.
"Aku mau bawa ini, ini, ini, ini,,,,"
Varent tiba-tiba sudah berdiri di samping nya sembari mengeluarkan beberapa baju dan celana serta pakaian dalam yang akan ia bawa.
Mata Ayu membelalak. Sikap Varent yang tanpa malu-malu pamer pakaian dalam nya di depan Ayu membuat muka nya memerah seperti kepiting rebus.
Tanpa banyak komentar dan ekspresi wajah yang menunjukan muka masam, Ayu pun menyusun pakaian yang di pilih Varent dan menata nya kedalam koper di iringi tatapan Varent yang memperhatikan kekesalan Ayu dengan senyuman puas di bibir nya.
Akhir nya setelah beberapa lama kemudian. Barang -barang mereka selesai untuk di packing. Ayu pun berniat hendak tidur cepat agar besok pagi tidak bangun kesiangan dan bisa ketinggalan pesawat.
"Aku mau tidur. Jangan ajak aku berantam malam ini. Aku capek. Kamu tidur di ujung situ, aku di ujung sini. Taruh guling nya di tengah. Awas kalau kamu tidur nempel dekat aku !"
Ucap Ayu memberi ultimatum.
Ia pun segera membaringkan tubuh nya dengan posisi miring menghadap tembok, membelakangi Varent yang cuma senyum-senyum sendiri dengan pikiran yang patut di curigai.
"GUD NIGHT MY WIFE !" Ucap nya berbisik dalam hati.
Itu kalo penjualnya udah ikhlasin utangnya, sama aja kamu hidup minta-minta