Ṁẏ Ṗȯṡėṡi̇ḟ Ḃi̇ġ.Ḃȯṡṡ

Hari mulai sore,aku yang sudah selesai menyiapkan semua laporan bersiap untuk pulang,karna Anton dan Fanny sudah terlebih dahulu pulang,namun sejak tadi aku berkerja,ponsel ku tak henti-hentinya berbunyi,terpaksa aku mengunakan mode senyap,sekarang baru ku matikan mode senyap setelah selesai bekerja....

"Akhirnya selesai."Gumam ku bangkit dari kursi kerja dan berbalik.

Brukkkkk

"Kenapa kamu mengabaikan panggilan dariku?"

Muncul suara bariton seorang pria yang kutabrak,siapa lagi kalau bukan Edgar,dengan tatapan malas aku menatap nya....

"Bukan urusan mu,lagian ini kantor,jadi dilarang menganggu."Jawab ku dengan kesal,lalu hendak melangka pergi.

Grappp

"Kita harus bicara."Cegah Edgar sambil mengenggam lengan ku dengan erat.

"Lepaskan!! Kita sudah tak punya hubungan apa-apa lagi,jadi aku mohon tingalkan aku sendiri."Sungutku menghempaskan tangan Edgar.

Edgar mendengus kesal,lalu membungkuk dan mengendong bak karun beras dan membawaku dengan paksa menuju ruangan nya dan lupa dia mengunci pintu,lalu membawaku menuju kamar privat nya....

Brukkkkkk

"Ugh...mau apa kamu?! Lepaskan aku!"Jeritku meronta dengan kuat saat Edgar menindih tubuh ku.

"Ssttsss...sayang diam lah,aku tidak melakukan apa-apa,sudah tenang."Bujuk Edgar dengan lembut sambil berbaring di sampingku dan memeluk ku.

"Aku bilang...Lepaskan!"

Brukkkkkk

Satu tendangan kuat dariku membuat Edgar terpental dan jatuh dari atas kasur,aku pun dengan cepat bangun dan meraih tas ku,lalu menghampiri Edgar yang sedang duduk kebingunan diatas lantai....

"Mulai sekarang jangan pernah menyentuhku lagi,karna saat ini aku sangat membencimu,permisi tuan."Tekan ku menatap nya dengan tajam,lalu pergi.

Brakkkkkk

"Hahahaha! Lihat,dia sangat mengemaskan saat marah."

Tawa hambar dari Edgar setelah aku keluar dari kamar privat dan membanting pintu kamar dengan keras....

"Enak saja mau menyentuhku,dia pikir aku wanita apaan?"

Aku mengomel tak jelas sambil berjalan sendirian menelusuri lorong perusahaan,dan aku tidak menyadari kalau dari tadi sudah ada orang yang diam-diam memperhatikan ku dari jauh,karna tak puas ia pun memanggilku....

"Siera."

Aku pun menghentikan langkah kaku ku,lalu berbalik dan menatap ke arah sumber suara,ternyata dia adalah Hana,calon tunangan Edgar,Hana melangkah ke arah ku dengan tatapan sinis,lalu berhenti tepat di hadapan....

"Kamu dan Edgar mempunyai hubungan apa? Selain asisten dan atasan?"Tanya Hana penuh selidik.

"Kami tidak mempunyai hubungan apa-apa,permisi."Jawabku hendak pergi,namun.

Ting

Suara notifikasi pesan masuk di ponsel ku,membuatku menghentikan langka kaki,lalu mengecek ponselku,aku membulatkan mata saat melihat berita panas tentangku....

"seorang asisten diam-diam mempunyai hubungan gelap dengan atasan nya sendiri."caption berita dan terdapat fotoku bersama Edgar di hotel dan di perusahaan barusan.

"Apa maksudnya ini?"Tanya ku menatap Hana dengan tajam.

"Cih! Seharusnya kamu sadar diri! Sudah miskin belagu pula,jangan menunjukan wajah miskin mu itu di hadapan Edgar."Hina Hana mencibirku.

"Hana!"Bentak Edgar berjalan ke arah kami dengan nafas memburu.

Hana pun berbalik dan menatap Edgar dengan tatapan marah."Apa!! Aku hanya tidak ingin melihat wanita Hina itu terus menghantui pertunangan kita Edgar!"Jerit Hana.

Plakkkkkk

"Jaga bicara mu,dia adalah kekasih ku Hana,berani sekali kamu menghina nya."Marah Edgar menampar Hana tepa di hadapanku,yang membuat aku tersentak kaget.

"Lihat! Sekarang dia menamparku karna kamu wanita sial!! Aku akan membuat menyesal Siera!"

Hana berlari masuk ke dalam lift sambil menangis,sedangakan aku yang menyaksikan adegan itu membuka mulut dengan lebar,tak lama Edgar menghampiriku....

"Sayang,maafkan aku."Ucap Edgar dengan wajah sendu.

"Kamu-"

Kring...kring...kring

Suara ponselku berbunya menghentikan ucapanku,dan saat aku melirik ke arah ponsel,ternyata pangilan dari adik ku,dengan cepat aku menjawab nya....

"Hallo."

^^^"Kakak tolong! Mama masuk rumah sakit karna serangan jantung,karna melihat berita tentang kakak!"^^^

Tut...tut...tut

"Ada apa sayang?"Tanya kebingunan melihat ekspresi wajah panik ku.

"Kalian orang-orang kaya memang keterlaluan!! Sekarang mama ku masuk rumah sakit karna ulah kalian! Aku membenci mu Edgar!"Raung ku dengan tubuh gemetar hebat dan mata berkaca-kaca.

"Tenanglah sayang,a-aku akan membereskan semuanya,aku janji."Bujuk Edgar mencoba menenangkan ku.

"Sebaiknya kamu jauhi aku,itu akan lebih baik."Tekan ku berjalan pergi meningalkan Edgar.

Setelah keluar dari perusahaan,aku mencoba menghungi adik ku agar jaga mama untuk sementara waktu,dan aku akan meminta cuti besok,dan aku sangat berharap agar besok aku di beri izin untuk cuti selama 1 bulan....