Menikah karena perjodohan orang tua, tidak menghalangi cinta antara Farrel dan Anastasya. Namun, hubungan yang tadinya sudah indah harus hancur berkeping-keping karena pemuda itu lebih mementingkan sahabat, daripada Tasya istrinya sendiri. Sehingga tidak tahu bahwa istrinya mengidap penyakit mematikan. Segalanya terbongkar setelah Tasya mengalami kecelakaan bermotor yang hampir menghilangkan nyawa gadis itu. Hal itu pula membuat Tasya koma hingga bertahun-tahun lamanya.
Bagaimanakah kisah rumah tangga pasangan remaja tersebut? Akan kah Farrel dan orang tua Anastasya menyesal sudah mementingkan hal lain daripada gadis malang tersebut? Jangan lupa tinggalkan jejak biar Mak Autor semagat nulisnya ya🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetap Akan Memilihnya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
...HAPPY READING......
.
.
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sekarang sudah jam setengah 4 sore. Farrel baru saja tiba di rumah dia dan istrinya selama beberapa bulan terakhir. Dengan menenteng paper back makanan dia masuk mengunakan kunci cadangan yang selalu ada di mobilnya.
"Sayang... " panggilan Farrel terhenti karena melihat istrinya lagi tidur di depan laptop yang masih menyala.
Cup!
"Sorry, gue tidak bermaksud membuat Elo tinggal di rumah sendirian," bisik pemuda tersebut seraya mengecup kening istrinya. Tangan Farrel menyibak anak rambut Tasya yang menutupi muka gadis itu.
"Farrel, Elo sudah pulang?" seru gadis itu dengan suara seraknya. "Ternyata gue ketiduran, padahal tadi seingat gue lagi nonton," jelasnya lagi.
"Iya, gue tahu. Laptopnya baru saja gue matikan . Apakah Elo benar-benar sudah makan siang?" tanya Farrel karena saat dia menelepon tadi siang, Tasya mengatakan sudah makan siang.
"Sudah, tadi saat pulang sekolah gue membelinya melalui aplikasi,"
"Elo pulang sama siapa?" sekarang Farrel ikut duduk simping Tasya dan menarik tubuh gadis itu agar bersandar pada bahunya.
"Gue pulang naik taksi," jawab Tasya masih bisa tersenyum dan menyambut baik suaminya.
"Maaf ya karena gue ingkar janji. Tadi sebetulnya gue sudah mau pulang, tapi tiba-tiba Rere pingsan lagi. Om Niko meminta gue untuk menemaninya," jelas pemuda itu karena memang itulah yang sudah terjadi.
"Ya, gue tahu, kan tadi Elo sudah mengirim video nya," Tasya menjawab disertai senyuman. "Selagi Elo jujur dan tidak menjadikan dia prioritas utama Elo, maka gue tidak akan cemburu buta, Rel"
"Tentu saja tidak. Elo adalah prioritas utama gue, Sayang ku. Tapi... nanti malam gue di minta datang ke sana untuk menemani Rere karena Om Niko mau pulang dulu ke rumahnya." Mendengar perkataan suaminya,Tasya langsung diam. "Jangan khawatir karena tadi gue mengatakan akan datang jika Elo mau gue ajak ke rumah sakit. Soalnya istri gue juga lagi demam, gitu gue ngomongnya,"
"Apakah Elo mau mengajak gue ke sana?" seru Tasya menatap lekat pada suaminya.
"Iya, Elo mau kan menemani gue? Jujur gue sebetulnya malas tapi ya mau bagaimana lagi, mereka tidak memiliki siapa-siapa. Lagian tindakan yang dilakukan Rere benar-benar gila. Maka dari itu hingga dia dibawa ke psikiater Om Niko meminta bantuan gue untuk ikut memantau putrinya," ungkap Farrel menjelaskan secara detail agar istrinya bisa mengerti.
"Separah itukah? Kenapa dia bodoh sekali? Gue saja sama, memiliki banyak beban pikiran sejak masuk kelas 7. Tapi gue bisa bertahan hingga saat ini dan tidak pernah terlintas dipikiran gue untuk bunuh diri," ucap Tasya berhenti sejenak lalu berbicara lagi. "Atau jangan-jangan dia melakukannya bukan karena masalah keluarga, Rel?" tebak Tasya asal.
"Lalu karena hal apa? Biasanya masalah yang Renata keluhkan sama gue hanya tentang Om Niko." Jawab Farrel sangat paham apa yang terjadi pada sahabatnya.
"Gue hanya takut dia bertindak seperti itu gara-gara dirimu, Rel. Lalu apa yang akan Elo lakukan jika dugaan gue benar?"
Cup! Cup! Muaah!
Bukannya langsung menjawab tapi Farrel mencium kedua pipi istrinya dan yang terakhir bibir ranum Tasya.
"Jangan berpikir terlalu jauh. Rere tidak akan melakukan hal gila itu jika hanya karena gue. Apalagi diantara kami hanya bersahabat tidak lebih,"
"Tapi Elo yang menganggapnya sebagai sahabat, Rel. Jujur meskipun gue tidak pernah bertemu secara dekat, filing gue mengatakan bahwa dia menyukai, Elo," kata Tasya karena tidak wajar saja seorang sahabat menelepon Farrel melebihi seorang kekasih. Sebelum Tasya marah dan melarang Farrel berhubungan dengan Renata, keduanya selalu bertindak seperti orang berpacaran.
"Sayang, jangan berpikiran seperti itu ya. Rere memang sudah mau mengakhiri hidupnya, tapi dia tidak akan pernah mengkhianati persahabatan kami. Kami sudah bersahabat sejak kecil dan gue tahu dia hanya menganggap gue sebagai saudara laki-lakinya." bela Farrel yang tidak terima dengan apa yang istrinya pikirkan.
"Tapi seandainya dugaan gue benar, dia melakukan percobaan bunuh diri karena Elo, maka apa yang akan Elo lakukan, Rel?" tanya gadis itu lagi membuat Farrel diam sebelum menjawabnya.
"Tidak akan gue biarkan hal itu terjadi lagi. Rere adalah sahabat gue, mau kita sudah menikah ataupun belum. Gue pun tidak memiliki perasaan apa-apa padanya kecuali rasa sayang gue sebagai teman," jawab pemuda itu seraya menarik nafas dalam. Soalnya bukan hanya Tasya yang memiliki pikiran seperti itu, Kiki, Doni dan Edo juga berkata demikian.
"Seumpama perkataan gue ini benar maka siapa yang akan Elo pilih, Rel. Dia atau gue?" mata Farrel langsung menatap tajam pada Tasya dan menjawabnya langsung.
"Tentu saja gue akan memilih Elo, karena Lo adalah istri gue, Sya. Please! Jangan berpikiran yang macam-macam. Saat ini Rere lagi membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekelilingnya, jika Elo memiliki pemikiran seperti ini sama saja akan membuatnya tertekan," karena kesal Farrel sampai tidak sadar sudah membentak istrinya. Namun, bukannya menangis tapi Tasya justru tersenyum kecil.
"Ya, dia sangat membutuhkan support dari orang-orang terdekatnya dan salah satunya adalah Elo, Rel. Sekarang mungkin Elo bisa berkata akan memilih gue. Namun, jika apa yang gue pikirkan saat ini benar-benar terjadi, gue rasa Elo pasti bingung sendiri dibuatnya. Karena apa? Karena jika Elo menolaknya, maka sudah pasti Rere, Elo itu akan bunuh diri lagi." Tasya sengaja menekankan kata Rere, elo itu. Agar Farrel sadar bahwa mau seperti apapun keadaannya, hati Tasya tetap merasakan terluka.
"Pergilah ke kamar, ganti pakaiannya! Seharian ini Elo ada di rumah sakit. Pasti banyak bakteri jahat yang menempel pada tubuh, Lo," Tasya berkata sambil berdiri lalu langsung membereskan bekas sampah jajanan yang dia makan. Sekarang jika tidak seperti itu maka rumah mereka akan berantakan. Bibi pelayan hanya datang satu minggu sekali untuk membersihkan rumah tersebut.
"Elo tidak percaya pada gue, Sya?" Farrel berdiri dan langsung mencekal erat tangan istrinya yang lagi sibuk bekerja. Meskipun Tasya tidak menunjukkan wajah marah ataupun sedih tapi Farrel tahu ada yang mengganjal dihati serta pikiran sang istri.
"Tidak! gue sangat percaya pada Elo, Rel. Tapi gue tidak percaya pada sahabat baik Lo itu," lagi-lagi Tasya sengaja menekankan kata sahabat baik suaminya. Andai bisa memaki kasar, maka sudah gadis itu lakukan.
"Tasya, Rere hanya sahabat gue. Kenapa Elo masih belum percaya dan malah menyudutkan gue seperti ini. Gie kan sudah bilang terpaksa menemaninya karena dia me---"
"Karena dia sangat membutuhkan Elo 'kan? Ya sudah apalagi yang membuat Lo kesal sama gue? Gue tidak menyudutkan siapapun, Rel. Gue juga tidak melarang Elo untuk menemaninya." seru Tasya yang menyela perkataan suaminya.
"Tapi dari cara Lo, sudah menunjukan jika tidak suka kan gue menjenguknya?" tanya Farrel yang sudah merendahkan intonasi suaranya. Namun, dia masih mencekal erat pergelangan tangan Tasya.
"Meskipun gue jawab iya tidak suka, apakah Elo mau mendengarkan perkataan gue? Jawabannya pasti tidak kan, karena sahabat Lo itu membutuhkan orang-orang terdekatnya. Sudahlah pergi ke kamar! Gue malas berdebat hal tidak penting. Gue ingin menikmati masa muda gue sebelum semuanya berubah, Farrel. Jadi cukup jangan tanyakan hal apapun pada gue," dengan kasar Tasya menyentak tangannya agar terlepas dan dia pun berhasil melepaskan cengkraman Farrel dari tangannya.
... BERSAMBUNG... ...
kapan mau update lagi selalu aq tunggu😊