NovelToon NovelToon
Istriku Ternyata Kuyang

Istriku Ternyata Kuyang

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:756
Nilai: 5
Nama Author: Amak Tanah

Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2

Bagas masuk kedalam mes nya dan langsung menaruh pakaian didalam kamar menata di lemari, mes tempat Bagas tinggal sudah dibersihkan oleh tukang masak yang ada di perusahaan S, biasanya juga membersihkan mes karyawan lain yang belum berkeluarga seperti Bagas. Jadi Bagas tidak perlu membersihkan mes nya terlebih dahulu, setelah merapikan pakaian Bagas segera mandi setelah itu Bagas berencana untuk menemui manager perusahaan S.

Setelah selesai mandi dan siap-siap, setelah rapi Bagas pun segera pergi ke mes tempat manager nya tinggal untuk memberitahu kalau dia sudah sampai di mes. (Didesa E tidak ada signal ya guys) .

"Tukk..tukk...tukk..Permisi assalamualaikum" Bagas mengetuk pintu dan memanggil managernya. Pintu pun di buka oleh seseorang dari dalam, tampak seorang pria berdiri di depan pintu yang tak lain dan tak bukan adalah manager perusahaan S, yang bernama pak Samidi

"Eee pak Bagas sudah sampai toh"sapa pak Samidi setelah melihat bahwa yang mengetuk pintunya adalah Bagas

"Iya pak belum lama sekitaran 30 menitan yang lalu, habis mandi saya langsung menemui bapak ke sini"jawab Bagas

"Masuk dulu pak Bagas" pak Samidi mempersilahkan Bagas masuk ke dalam mes nya, Bagas pun mengikuti pak Samidi dari belakang dan mereka duduk di ruang tamu mes nya pak Samidi dan memperkenalkan Bagas kepada anak istrinya

"Pak Bagas mau minum apa?" Tanya pak Samidi

"Ndak usah repot-repot too pak, yang ada saja" jawab Bagas tidak enak

"Ah tidak repot kok pak Bagas, kopi mau?" Tanya pak Samidi lagi

"Boleh pak kalau tidak merepotkan"jawab Bagas

"Yasudah kopi ya, Bu buatkan kopi dua ya" perintah pak Samidi kepada istrinya

"Iya pak " jawab Bu Sutinah pada suaminya

Sembari istri pak Samidi membuat kopi, Bagas dan pak Samidi berbincang-bincang mengenai perusahaan S yang lagi menurun hasil panennya. Tidak lama kemudian kopi yang dibuat istri pak Samidi pun di sajikan, Dan sampai lah pada obrolan yang kesekian kalinya Bagas dengar dari orang yang berbeda tetapi obrolan nya sama.

"Pak Bagas semoga betah ya disini, pesan saya jangan suka keluar malam-malam disini ya pak" tutur pak Samidi tetapi pak Samidi tidak menjelaskan secara detail alasan kenapa larangan itu selalu keluar dari mulut orang-orang yang baru ia temui

"Kalau boleh tau kenapa ya pak" tanya Bagas yang penasaran

"Tidak apa-apa pak Bagas, itu cuma larangan orang kampung sini saja, kita kan sebagai pendatang harus menghargai larangan ataupun aturan yang punya kampung bukan begitu too pak" jawab pak Samidi bekilah. Namun Bagas merasakan ada yang disembunyikan oleh pak Samidi tentang kampung E ini.

Tidak terasa hari semakin sore Bagas berpamitan kepada pak Samidi dan istrinya.

"Pak saya pamit pulang dulu mau istirahat badan saya pegal-pegal belum ada istirahat semenjak sampai tadi" ucap Bagas mengakhiri obrolannya bersama pak Samidi

"Oo iya pak Bagas silahkan kalau ada apa-apa bisa cari saya ataupun karyawan lain ya pak, ketuk aja pintu mes nya" jawab pak Samidi

"Iya pak mari" Bagas pun segera pulang karena ingin mengistirahatkan tubuh nya

Sesampainya di mes Bagas tidak langsung tidur melainkan mengisi perut terlebih dahulu, di karenakan Bagas cuma sarapan pagi tadi jadi perutnya keroncongan.

Setelah selesai makan Bagas segera ke kamar untuk dan merebahkan tubuhnya di atas kasur, tidak butuh waktu lama Bagas pun terlelap di alam mimpi. Hingga sekitar pukul 24:00 Bagas di kagetkan dengan suara warga yang teriak sambil berlari membawa kentongan dan senter seperti mengejar sesuatu, dan Bagas melihat sendiri benda yang di kejar para warga, seperti api yang terbang tetapi sangat cepat dalam hati Bagas bertanya-tanya mahkluk apa itu.

"Ah sudahlah tidak usah ku pikirkan, mending aku tidur lagi daripada besok bangunnya kesiangan kesiangan" ujar Bagas dalam hati, ia tidak mau menimbulkan kesan yang tidak baik dihari pertama ia bekerja. Tidak butuh waktu lama Bagas pun terhanyut dalam mimpi dan tidak terasa fajar sudah menyingsing di ufuk timur. Pagi itu sangat cerah di luar terdengar suara orang para tetangga saling ngobrol sama lain, di karenakan mes tempat Bagas tinggal berdekatan dengan pemukiman warga jadi suara aktivitas warga terdengar jelas dari dalam mes yang ia tempati.

"Bu semalam liat tidak ada kuyang di kejar sama para pria" tanya ibu-ibu yang lagi jemur pakaian di belakang rumahnya, kebetulan mes tempat Bagas tinggal berada di belakang rumah warga.

"Ee liat Bu itu kuyang makin merajalela di desa kita ini"jawab ibu-ibu lainnya.

"Ngeri sekali ya Bu masih ada aja orang yang pakai ilmu begitu" lanjut ibu-ibu lainya lagi

"Apa mungkin Bu Siti istrinya pak Jamal ya Bu?" Celetuk ibu-ibu lainnya lagi.

"Husssss mulut mu itu loo jangan sembarang nuduh orang jatohnya fitnah nanti" ujar yang lainnya

"Bisa jadi dong Bu secara kan ibu-ibu sekalian lihat sendiri kalau Bu Siti itu makin tua makin cantik, makin awet muda, makin kaya lagi"timpal yang lain. Seperti ibu-ibu pada umumnya selalu menebar gosip jika lagi kumpul entah itu lagi ngerumuni tukang sayur, kumpul keluarga, arisan dimana ada kesempatan disitu juga mereka ngegosip.

Bagas hanya terdiam di dalam mes nya sambil mencerna semua gosipan yang di lontarkan ibu-ibu di luar, sambil ia berpikir keras kuyang itu apa, kaitannya dengan awet muda, dengan kekayaan apa semakin ia memikirkan gosipan ibu-ibu itu tadi kepala nya makin pusing. Tidak mau terlalu memikirkan akan kuyang yang digosipin ibu-ibu kampung E Bagas pun segera mandi. Setelah selesai mandi Bagas bersiap-siap untuk ke pabrik tempat ia bekerja, hari pertama mungkin Bagas akan sedikit akan berkenalan dengan pegawai pabrik, yang dimana pabrik perusahaan tempat Bagas bekerja berada lumayan jauh dari mes tempat ia tinggal, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit. Setelah selesai mengenakan seragam pabrik ia segera ke mess yang di jadikan dapur untuk karyawan pabrik yang belum menikah, (karena yang sudah menikah masak sendiri di rumah/dimasakin istri). Makanan sudah ditata rapi di meja makan, Bagas pun segera mengambil piring dan sendok dan mengambil makanan.

Selesai sarapan Bagas segera pergi ke pabrik ia berpas-pasan dengan pak Samidi yang juga hendak ke pabrik.

"Selamat pagi pak"sapa Bagas kepada pak Samidi

"Selamat pagi pak Bagas" sahut Samidi "sudah sarapan pak Bagas?" Lanjut pak Samidi.

"Sudah pak" jawab Bagas. "Pak bapak mau ke pabrik kan, sayang bareng bapak ya soalnya saya belum tau jalan ke pabrik" imbuh Bagas lagi, berharap pak Samidi mau diajak berangkat bareng-bareng.

"Oo iya pak Bagas kebetulan saya juga mau berangkat ke pabrik, kita sama-sama aja ke pabriknya, takutnya pak Bagas nyasar" gurau pak Samidi yang di sambut senyum dari Bagas.

Bagas dan pak Samidi pun pergi ke pabrik tempat mereka bekerja mengendarai sepeda motor masing-masing. Pak Samidi berada di depan memimpin jalan sedangkan Bagas mengikuti dari belakang sambari menikmati pemandangan perkebunan kelapa sawit Bagas dan pak Samidi berkendara hingga tak terasa tiga puluh menit pun berlalu tibalah mereka di pabrik tempat mereka bekerja. Bagas dan pak Samidi memarkirkan motornya di lahan parkir. Lalu mereka sama-sama menuju ke pabrik kelapa sawit Perusahaan S.

BERSAMBUNG.....

*****

1
Rembulan menangis
mna sambunganya thor
lilhyanaaaa
Keren abis nih karya, besok balik lagi baca baruannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!