NovelToon NovelToon
Reverse Satu Jam

Reverse Satu Jam

Status: tamat
Genre:Teen / Sci-Fi / Tamat / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nov Tomic

Genre: Drama, Mystery, Psychological, Romance, School, Supernatural, Time Loop

Haruto Keita hanyalah siswa SMA biasa. Tapi suatu hari, saat pulang sekolah, dia tiba-tiba kehilangan kesadaran dan mendapati dirinya kembali di kelas, satu jam sebelumnya. Sempat merasa bingung, Haruto akhirnya menyadari bahwa setiap kali dia membuat kesalahan, waktu akan mundur satu jam.

Setelah beberapa kali mengalami Time Loop, Haruto menemukan sebuah pola yang membuatnya berpikir kalau semua itu berhubungan dengan seorang gadis, namanya Fumiko Reina.

Siapa itu Fumiko Reina? Lalu, bagaimanakah nasib Haruto kedepannya?

Note:
- Cerita ini hanya fiksi, semua latar, tokoh, dan cerita murni karangan author belaka. Jika terdapat kesamaan pada karangan ini, maka itu hanya kebetulan yang tidak disengaja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nov Tomic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 — Rumor Part 7

Setelah keluar dari kelas, aku merasakan tekanan yang cukup besar. Tubuhku agak dingin, lalu napasku jadi pendek, dan dadaku terasa sesak. Ini seperti aku sedang berada di dataran tinggi.

Kenapa bisa seperti ini? Alasannya sederhana. Sebelumnya, aku tidak pernah menghadapi banyak orang sekaligus, yang menanyai dan memperhatikanku dengan begitu intens.

Aku berusaha untuk tetap tenang, tapi rasanya sulit, karena detak jantungku jadi semakin cepat.

"Haruto-kun, kau baik-baik saja?"

Fumiko berjalan di sampingku. Sepertinya dia menyadari ada yang tidak beres denganku, lalu bertanya dengan nada khawatir.

Aku menoleh ke arah Fumiko sembari mencoba untuk tetap tenang.

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir."

"Benarkah? Kau terlihat gelisah."

Namun, Fumiko tampaknya tidak sepenuhnya percaya dengan jawabanku. Dia terus menatapku dengan ekspresi khawatir.

Bagaimana ini? Aku jadi merasa bersalah ketika melihat Fumiko seperti ini.

"Haruto, tatapanmu itu seperti ikan mati."

"Hah?"

Oh, benar juga. Aku hampir melupakan Fukuzawa yang juga ikut berjalan di sampingku. Hanya dia satu-satunya yang bisa kuandalkan dalam situasi sekarang, mengingat dia juga sudah membantuku di kelas tadi.

Baguslah, aku bisa mengalihkan perhatianku ke Fukuzawa. Bukannya aku ingin mengabaikan Fumiko, tapi aku merasa bersalah ketika melihat wajah khawatirnya itu.

"Apa benar begitu?"

"Ya, matamu selalu punya kantung. Itu seperti kau tidak pernah tidur dengan benar. Iyakan, Reina-san?"

"Eh? Emm.. kau benar, Fukuzawa-san."

"Kan? Coba kau lihat di bawah matanya itu, warnanya lumayan hitam!"

"Oh, ya."

Astaga, Fumiko malah semakin intens menatapku. Dia begitu serius saat melihat wajahku. Sementara aku, hanya bisa menatap ke depan, tidak bisa berbalik menatapnya.

Ayolah, Fukuzawa. Jangan membuat Fumiko semakin khawatir! Terlebih lagi, wajahnya terlalu dekat denganku.

"Haruto-kun," Fumiko memanggil pelan.

"Ada apa?"

Aku memang harus meresponnya, tapi aku tidak bisa menatap wajah Fumiko.

"Kau selalu begadang, ya?"

"Tidak juga."

"Tapi, kenapa kau punya kantung mata?"

"Entahlah, aku tidak tahu."

Mungkin responku terkesan dingin, karena aku tidak tahu harus berkata apa. Sebelumnya tidak ada yang mempermasalahkan tentang kantung mataku ini, jadi seharusnya wajar saja, bukan?

Yah, terserahlah. Aku tidak ingin membahasnya lebih lanjut, karena sebenarnya, ada hal yang jauh lebih penting untuk dibahas.

"Oh, ngomong-ngomong. Kalian berdua sudah makan saat istirahat pertama, kan?"

Fukuzawa tiba-tiba berhenti dan berjalan mendahuluiku dan Fumiko, lalu bertanya. Dia berada di posisi yang membuat kami ikut berhenti.

"Ya, memangnya kenapa?"

Walaupun merasa bingung, Fumiko tetap meresponnya. Sementara aku, yang berpikir kalau itu tidak perlu dijawab lagi, memilih untuk diam.

"Bagaimana denganmu, Haruto?"

Ah, ternyata aku juga harus merespon. Apa boleh buat, lagipula Fukuzawa sudah cukup membantu tadi.

"Tentu, aku merasa kenyang sekarang."

Yang terpenting adalah aku sudah meresponnya, tidak peduli walaupun itu kebohongan.

Jujur saja, aku masih lapar saat ini. Bagaimana tidak, saat kembali ke kantin setelah berbicara dengan Fukuzawa, tiba-tiba aku harus menghadapi tiga perempuan yang mengusik Fumiko.

Tidak, masalahnya bukan itu. Masalahnya adalah makanan dan minuman yang terhidang di meja sudah tidak ada. Tapi, yah, lupakan saja. Aku sudah terbiasa menahan lapar.

"Baguslah. Jika berkenan, bisakah kalian ikut denganku?"

"Ikut denganmu? Kemana?"

Aku secara spontan menjawab pertanyaan Fukuzawa, karena aku ingin membicarakan sesuatu yang penting dengannya. Mungkin kalian sudah bisa menebak. Tepat sekali, itu tentang rumor yang dikatakan Fukuzawa sebelumnya.

"Ada yang ingin kubicarakan dengan kalian. Jadi, ayo kita ke tempat rahasiaku!"

"Hah? Tempat rahasia?"

"Sudahlah, ikut saja!"

Sudah kuduga, Fukuzawa pasti akan membicarakannya juga dengan Fumiko. Kurasa tidak masalah jika Fumiko ikut mendengarnya, karena aku yakin kalau dia bukan tipe orang yang suka membocorkan sesuatu.

Tidak, ada yang aneh. Seharusnya tidak begini. Tapi, lebih baik jika aku mengikuti alurnya lebih dulu.

Pada akhirnya, aku dan Fumiko sama-sama setuju untuk ikut dengan Fukuzawa ke tempat rahasianya. Entah ada dimana, kami terus berjalan mengikutinya.

"Ini dia, kita sudah sampai!"

Setelah cukup lama berjalan, ternyata Fukuzawa membawa kami menuju bilik tangga yang hampir tidak pernah digunakan oleh siswa. Bilik tangga ini terletak di ujung koridor, tersembunyi dari pandangan umum.

Menurutku, tangga ini sering diabaikan karena terletak di bagian yang jarang dijangkau oleh para siswa. Terdapat beberapa kotak bekas dan barang-barang tak terpakai yang tersusun di sudut, menambah kesan tempat ini memang seperti ruangan rahasia.

Aku sedikit terkejut karena Fukuzawa bisa menemukan tempat seperti ini.

"Duduklah, aku ingin membicarakan sesuatu!"

Sembari duduk di salah satu anak tangga yang lebih rendah, Fukuzawa menyuruh aku dan Fumiko untuk ikut duduk. Tidak memiliki pilihan lain, aku dan Fumiko mengikuti langkahnya dan duduk di tangga yang sama.

Meskipun tempat ini agak sempit, suasananya jauh lebih tenang dibandingkan dengan kelas yang penuh dengan tatapan penasaran.

"Jadi begini."

Fukuzawa memulai pembicaraan.

"Ah, sebentar!"

Tentu saja, aku langsung menyela perkataan Fukuzawa.

"Ada apa, Haruto?"

"Sebelum aku mendengarkan ceritamu, bisakah aku bertanya lebih dulu?"

"Tentu, silahkan."

"Pertanyaan ini juga berlaku untuk Fumiko, jadi jangan ragu untuk menjawabnya."

"Aku juga?"

"Ya, pastinya. Karena yang ingin kutanyakan itu, apa kalian bersekongkol?"

"Eh?!"

"Hah?"

Reaksi mereka sangat sesuai dengan dugaanku. Mereka saling menatap satu sama lain, sama-sama terkejut setelah mendengar pertanyaanku. Jika sudah begini, maka mereka kesulitan untuk berbohong, bagaimanapun caranya.

"Tu-tunggu.. apa maksudmu, Haruto-kun?"

"Benar sekali, kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Lihat saja, mereka bahkan tidak berani menatapku. Rasanya ini cukup bagus, jadi aku akan memojokkan mereka berdua.

"Saat aku sudah tidak ada, entah apa yang kalian bicarakan di UKS."

"Hah?! UKS? Kau ini bicara apa, Haruto?"

"Kenapa kau mencurigai kami, Haruto-kun?"

Padahal percuma saja jika terus berbohong, tapi mereka ini lumayan keras kepala.

Rumor, baru-baru ini aku jadi sering terlibat dengannya. Setelah menghadapi banyak hal hari ini, aku jadi berasumsi kalau ada dalang dibalik semua itu.

Tentu saja, aku akan mengakhiri rumor itu hari ini juga.

"Akane Fukuzawa. Perlu kuakui, rencanamu itu tidak buruk. Tapi sayangnya, ada banyak celah yang membuatku sadar. Kau adalah dalang dibalik rumor-rumor yang beredar hari ini."

Tepat sekali, Fukuzawa adalah dalang dibalik semua rumor yang membuatku ikut terlibat. Rumor-rumor itu juga termasuk dengan Ken Barato, tapi untungnya, Fukuzawa tidak menyebarkan tentang pelakunya.

Untuk rumor milik Fukuzawa sendiri, tentu saja itu cuma bohongan. Alasannya sederhana. Ketika aku berpikir untuk menolongnya, hanya ada jalan buntu yang muncul.

"Hah? Bagaimana bi—"

"Maaf, Haruto-kun. Ini salahku! Akulah yang menyuruh Fukuzawa-san untuk melakukannya!"

"Tunggu, Reina-san! Apa kau yakin?!"

Akhirnya Fumiko mengakui perbuatannya. Karena tidak bisa berbohong lagi, pada akhirnya dia meminta maaf padaku.

Yah, sepertinya aku terlalu memojokkannya. Lagipula itu bukan sepenuhnya salah Fumiko, yang pasti dia terpengaruh oleh Fukuzawa.

Jika berbicara tentang pengaruh, maka Fukuzawa jauh lebih unggul ketimbang Fumiko. Oleh karena itu, Fumiko sengaja meminta Fukuzawa untuk menyebarkan rumor agar aku dekat dengannya.

"Yah, apapun itu. Aku tidak mempermasalahkannya. Yang terpenting untuk kedepannya, tolong biarkan semuanya berjalan dengan semestinya."

Aku sudah selesai dengan mereka berdua, jadi aku berdiri, berniat untuk kembali ke kelas.

"Tunggu, Haruto. Apa maksudmu?"

"..."

Fukuzawa tidak sebodoh itu. Aku yakin, dia pasti mengerti maksudku.

Aku tidak memiliki urusan lagi untuk berada disini, jadi aku segera meninggalkan mereka berdua, berjalan menuju ke kelas.

1
Mafufu Rawr
Bjir langsung kena tumbok
Mafufu Rawr
Maksudku, atas dasar apa dia bisa yakin banget ini semua karena dia ngelakuin kesalahan gtu v: apakah mc nya terlalu banyak nonton anime XD
Mafufu Rawr
Lho dia kok bisa langsung ambil kesimpulan bgtu v:?
Mafufu Rawr
Tanaka!? mirip nama karakter dari Fear and Hunger 2 : TERMINA!1!1!1!1
Aegis Aetna
Flashback nya sampe Reina bundir kah bang?
Nov Tomic: ga panjang bang, hari ini dah tamat sesuai outline nya😂
Aegis Aetna: haih, panjang banget donk kalo sampe situ...
total 3 replies
Aegis Aetna
berarti nilai moral n disiplin gak terlalu diperhitungkan?
Aegis Aetna
belum tentu...
Aegis Aetna
benar-benar ide bagus
Aegis Aetna
namanya kek cowok,
Aegis Aetna
gak butuh lagi auto buang. beliau ini...
Aegis Aetna
mana ada kepala lembut wkwk... kecuali yang nempel pipi. itu juga masih berat.
Aegis Aetna
taman indor?
Hana
semangat up thor
Aegis Aetna
Bunga 🌹 meluncur. lanjutkan thor.
Aegis Aetna
dipengaruhi jikan paling.
Aegis Aetna
berati dia belum sadar kalo penyebab time loop nya reina.
Aegis Aetna
dan reina jadi terkena gngbng oleh para berandalan.
Aegis Aetna
lebih apik dari MC masa kini.
Aegis Aetna
Lanjut cuy...
Aegis Aetna
Di tengah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!