Cinta Dikala Hujan

"Di sini sangat dingin, lebih baik aku masuk saja,? Seru Eliza melangkah kedalam kamarnya lalu menutup pintu rapat-rapat." Mungkin aku akan tidur saja? Semoga hari esok adalah hari yang sangat menyenangkan,? Eliza membanting tubuhnya di atas tempat tidur, menarik selimut lalu perlahan menutup matanya.

———————

"Erlan... Erlan bangun, Erlannnn,? Seru Gion yang berusaha membangunkan Erlan yang sedang tertidur dengan sangat nyenyak sekali." Apa sih, pagi-pagi mengganggu mimpi indahku saja,? Sahut Erlan terbangun dari tidurnya dalam keadaan suasana hati yang tidak menyenangkan. Kamu di undang untuk datang ke Perusahaan Orbiko oleh Tuan Exwan Giola untuk makan malam,? Mendengar Manager Gion menyebutkan nama Exwan membuat Erlan langsung membulatkan mata dan reflek melihat ke arah Gion. Bahkan Perusahaan Orbiko mengundang Artis terkenal bahkan para Musisi papan atas.

Ada apa mengapa kamu begitu kaget mendengar nama Tuan Exwan.?

Tidak ada, aku hanya tidak menyangka akan di undang oleh perusahaan terkenal itu! bahkan yang mengundangku adalah pemilik perusahan tersebut? Ujar Erlan yang berdiri dari tempat tidurnya.

Apa kamu akan datang.?

Aku akan datang bersama kakakku,? Seru Erlan menghentikan langkahnya dan menyuruh Gion untuk menunggu dibawah karna ia akan pergi mandi. Baiklah,? Ujar Gion yang berjalan meninggalkan kamar Erlan.

"Kenapa ya espresi Erlan tadi,? Ah apa yang aku pikirkan, mungkin dia hanya kaget karna di undang oleh seseorang seperti tuan Exwan,? Gumam Gion yang berjalan ke arah ruang tamu namun ia menghentikan langkah kakinya saat melihat Eliza sedang duduk di sopa ruang tamu sambil membaca buku." Sungguh pagi yang indah bisa melihat bidadari yang sangat cantik dan menawan,? Pikir Gion yang sudah menyukai Eliza sejak pertama kali bertemu disaat kakaknya mengajak Eliza bermain dirumah mereka, Bahkan Gion pernah menyatakan perasaannya pada Eliza waktu itu. Namun Eliza menganggapnya hanyalah lelucon anak kecil, karna waktu itu Gion masih duduk di bangku Sd kelas enam sedangkan Eliza Smp kelas tiga jarak di antara mereka sangatlah jauh walaupun beda 5 tahun, Bahkan Gion seumuran dengan adik Eliza sendiri, Eliza juga menganggap Gion sebagai Adiknya sendiri Karena dia sudah menganggap Gina seperti saudara perempuannya.

Sekarang Gion hanya bermain-main dengan para wanita yang mengejar-ngejarnya, karna Cintanya masih sama seperti 9 tahun yang lalu dimana Gion masih menyukai Eliza sampai sekarang walaupun sempat berpisah ketika ia masuk Smp, Gina dan Gion pergi keluar negeri karena orang tua mereka ada urusan bisnis, ketika Gion ingin melanjutkan SMAnya ia meminta agar orang tuanya mau menyekolahkannya di tempat tinggalnya dulu, Namun saat kembali ke negara asalnya, Gion pergi menemui Eliza dirumahnya tapi Eliza sudah pindah waktu itu, membuat penantian Gion selama tiga tahun sia-sia untuk kembali menemui Eliza.

Tapi karna Kembali Ke negara asalnya Gion bertemu dengan Erlan yang sangat menyukai musik bahkan selalu tampil di atas panggung meski ia masih sangat muda. Dulu Erlan adalah manusia yang sulit didekati oleh siapapun saat di sekolah bahkan ia selalu menyendiri di atap gedung sekolah saat bell istirahat hanya untuk menciptakan musik yang ia nyayikan. Tapi karna Gion yang baru saja pindah dari luar negeri, karna ketampanannya ia disukai banyak gadis. Yang membuat Gion tidak memiliki teman sama sekali bahkan banyak yang bergosip tentang dirinya gara-gara banyak yang tertarik dengan dirinya yang tampan, dan itu membuat para cowok tidak suka dengan Gion.

Gion hanya mengabaikan omongan yang tidak penting dari teman sekelasnya karna itu hanya membuang waktunya, Karna dikelas bahkan di kantin sekali pun banyak orang yang bergosip dan melihatnya dengan tatapan tidak suka, maka Gion memilih untuk beristirahat di atap gedung sekolah saat bell istirahat, Ketika itu ia bertemu dengan Erlan yang sedang bermain gitar sambil menyanyikan sebuah lagu yang begitu merdu terdengar di telinga Gion berdiri menatap ke arah sebelahnya, Gion pun menghampiri anak laki-laki yang ada disebelah lalu ikut duduk bersamanya sambil mendengarkan lantunan lagu yang Erlan nyanyikan. Saat Erlan selesai menyanyikan lagunya, Gion pun bertepuk tangan seakan kagum dengan suara Erlan yang sangat indah.

"Wah suara mu sangat indah sekali, aku bahkan sangat menyukai lagumu yang tadi? Seru Gion yang tersenyum lembut kepada Erlan."

"Kamu siapa,? Mengapa kamu ada disini,? Saut Erlan menatap Gion dengan heran, karna tidak biasanya ada seseorang yang pergi ke atap."

Kenalin aku Gion anak baru dari luar negeri, tidak mungkinkan kamu tidak mengenaliku,? Ujar Gion sembari menjulurkan tangannya pada Erlan.

Erlan..! Saut Erlan dengan muka datar tanpa mempedulikan Gion yang ingin berjabat tangan dengannya sebagai tanda perkenalan diri. Erlan pun berdiri dari tempat duduknya meninggalkan Gion yang masih mematung lalu tersadar bahwa orang didepannya tidak ada.

Tunggu dulu aku belum selesai berbicara,? Ujar Gion berlari menarik tangan Erlan yang ingin membuka pintu untuk kembali ke kelas. Ada apa, mangapa kamu menghalangiku? Saut Erlan dengan muka datarnya yang hanya tersenyum pada para fansnya walaupun itu hanya sebatas senyum palsu yang menyelimuti muka Tampanya.

Apakah kita bisa berteman,? Seru Gion.

Mendengar perkataan Gion membuat Erlan kaget, mengajak Erlan untuk berteman seakan itu hanyalah mimpi, bagi Erlan teman hanya datang ketika mereka membutuhkan sesuatu bahkan teman-teman di panti asuhan saja ada yang membenci dirinya, karna itu Erlan berusaha mencari uang sendiri dari lagu yang ia ciptakan walaupun awalnya ia hanyalah seorang pengamen jalanan yang kini menjadi seorang musisi di usia 16 tahu dan membeli apartermen dimana ia bisa tinggal sendiri walaupun sedikit kesepian, setidaknya tidak ada yang bergosip tentang dirinya ketika ia pulang ke rumah/apartermen.

Erlan.. Erlan apa kamu mendengarku,? Ujar Gion dari tadi melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Erlan yang terdiam.

Eh iya ada apa,? Saut Erlan.

Apakah kamu mau menjadi temanku.?

Apa kamu hanya berpura-pura ingin menjadi temanku.?

Apa maksudmu, aku ingin menjadi temanmu dengan tulus aku ucapkan.?

Terserah apa katamu,? Seru Erlan meninggalkan Gion yang masih bergumam yang tidak jelas. Tapi Gion tak kenal lelah setiap hari mengikuti Erlan kemana-mana, membuat Erlan merasah risih.

Gion..! Bisa tidak jangan terus mengikutiku setiap hari,? Bentak Erlan dengan kesal.

Kamu adalah temanku,? Jadi wajar saja jika aku mengikutimu."

Aaghhhh..? Teriak Erlan yang mengacak ngacak rambutnya. Terserah dirimu saja.?

Apa kita bisa berteman,? Gion yang menunjukkan cahaya ketulusan membuat Erlan mengiyakan pertanyaannya. Kini mereka selalu bersama walaupun Erlan merasa kesal dengan Gion yang selalu membuntutinya setiap hari.