Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18. Sonya
"Jangan Tagih ke kami, biar gadis bodoh ini yang bayar, ku telpon ayahku, dia bisa meminta salah satu petinggi perusahaan Kinan Anugerah untuk memecat mu, hardik salah satu temannya Sonya.
"Terimakasih pak, biar saya yang bayar, ucap Sonya lirih.
"Ternyata kamu tahu posisimu, ucap Temannya Sonya, sambil menepuk pipinya Sonya mengejek dan beranjak pergi dengan senyum lebar.
"Berdirilah, hapus air matamu, jadikan pelajaran buat mu, berteman lama, bukan berarti mereka akan tulus kepadamu, ucap Kinanti.
"Maafkan saya, aku terlalu bodoh, sejak kecil aku selalu membela mereka, hingga Ayahku saja ku lawan jika, ayah tidak memberikan pekerjaan buat orang tua mereka, ucap Sonya menyesal.
"Seandainya kamu mau balas dendam, apa yang akan kamu perbuat kepada mereka? tanya Kinanti yang sudah kembali ke mejanya, di ikuti Sonya.
"Saya hanya ingin mereka kembali ke asalnya, hidup miskin seperti pertama ketemu dengan saya, dulu mereka hanya pemborong kecil, selesai 1 rumah, tunggu lagi beberapa bulan baru dapat lagi, akhirnya aku membujuk ayah agar memberikan proyek perumahan kepada mereka, hingga mereka bisa di kenal banyak orang, aku membantu mereka dengan ikhlas, ucap Sonya.
"Jadi kamu mau mereka kembali seperti semula, tanya Kinanti.
"Jika aku mampu, akan kubuat mereka lebih menderita, tapi untuk saat ini aku tidak bisa, SMA saja aku belum masuk, tapi di masa depan, aku akan membalas nya, ucap Sonya penuh amarah.
"Tunggu sebentar, ku pastikan mereka akan kembali mengempis padamu, ucap Kinanti dan menelpon Raka.
"Selamat siang Nona Muda, ada yang bisa saya bantu? tanya Raka.
"Bagaimana dengan proyek kita, sudah sampai mana progresnya? Tanya Raka.
Baru 15 %, kecuali tanggul sungai, untuk pabrik dalam proses perataan tanah, hotel juga seperti itu, sedangkan pompa bensin, juga sama, dan persiapan penggalian untuk tangki penampungan, Minggu depan kontraktor sudah mulai bekerja, dan hari ini, rencananya saya mau rapat dengan Perusahaan pemenang tender, agar target bisa tercapai, ucap Raka.
"Ganti kontraktor nya, seluruh Proyek Berikan kepada PT Laksana Bangun Persada, dan berikan laporannya, kenapa PT tersebut tidak ikut dalam tender, beberapa bulan kemarin, saya mau laporannya jelas, jika ada kesalahan, ku hukum kalian semuanya, ucap Kinanti.
"Begini, Nona Muda, PT tersebut sudah kami undang, tapi tidak ada balasan, hingga hari Pelaksanaan tender, dan kami melihat, PT itu sedang membangun 2 Apartemen, jadi kami pikir, PT tersebut sedang fokus dalam Proyek lain, apalagi PT Tersebut, merekomendasikan PT yang saat akan mengerjakan 4 Proyek kita, saat semua persiapan sudah kita selesaikan, ucap Raka.
"Baiklah, sekarang hubungi PT Laksana Bangun Persada, tanyakan surat rekomendasi yang dia berikan dan kenapa dia tidak membalas undangan kita, 1 jam dari sekarang harus sudah ada jawaban dari Direktur tersebut, paham tidak? tegas Kinanti.
"Paham Nona Muda, terimakasih arahannya, jawab Raka.
"Kinanti, Laksana Bangun Persada, adalah Perusahaan ayahku, walau saya masih kecil, tapi ayah pernah bersuara, seandainya dia dapat proyek itu, maka dia tidak akan menerima proyek lain dulu, agar fokusnya tetap terjaga? ucap Sonya.
"Hari ini ku pastikan seluruh Proyek itu ayahmu yang akan mengerjakannya, ucap Kinanti.
"Kinanti, tolong jawab jujur pada kami berdua, siapa kami sebenarnya, tanya Lidya dan Chintya dengan menatap Kinanti penuh tanda tanya.
"Hehehe, biasa dong matanya, nanti kalau jatuh bagaimana? Goda Kinanti kepada mereka berdua.
"Hey kawan, kami lagi serius, jadi jangan bercanda, nanti kami ngambek, kesal Lidya dan Chintya.
"Baiklah, saya pemilik Kinan Anugerah, restoran ini dan supermarket itu, serta toko handphone juga milik ku, Supermarket besar dan Ruko-ruko, juga milikku.
Sekolah Anugerah dan juga nanti ada Universitas Anugerah, dan Anugerah Konveksi, semuanya milikku, jangan marah ya, kalau selama ini aku tidak jujur sama kalian, ucap Kinanti.
"Kami marah sama kamu, tapi karena kamu orang kaya, jadi tidak jadi, karena sultan bebas menindas kami orang miskin, ucap Lidya
"Sudah jangan bercanda lagi, ayo kita makan, ucap Kinanti dan memanggil pelayan.
"Mau menu seperti biasa atau ada yang lain, tanya pelayan itu.
Gurame asam manis, 2 ekor 1 kg per ekor, udang Goreng sambal 2 Porsi, udang goreng tepung 2 porsi, cumi bakar 4 porsi, juga sayap crispy 2 porsi, nasi 4, minum nya tanya mereka, ucap Kinanti.
"Baik Nona Muda, ucap pelayan itu dan berlalu.
"Kinanti, siapa yang akan makan makan semuanya, dan ikan Gurame saja ukuran 250 gram sudah 65 ribu, belum cumi bakar, ia kalau mereka kasih yang kecil, kalau 500 gram, kan mahal banget, ucap Lidya.
"Nanti kamu bangkrut, timpal Chintya.
"Kita nikmati saja, kalau kamu gak mau, ya gak apa-apa, pesan saja lele atau mujair, ucap Kinanti, membuat Lidya cemberut.
"Makanya, kita nikmati saja, kalian kawanku, 3 tahun kalian menemaniku, bim pernah kasih kalian yang terbaik, ucap Kinanti.
"Tapi kami gak kalau kamu traktir kami sering-sering, kami berteman denganmu, tidak seperti 4 orang yang tadi itu, geram aku melihat mereka, ucap Lidya.
"Biarkan saja, nanti kita lihat kedepannya, apakah kesombongan mereka akan terus bertahan, ucap Kinanti.
"Kinanti, Lidya, Chintya, maafkan sikap ku, ucap Sonya.
"Jangan di bahas lagi, jika kamu mau, mari kita berteman, jangan pandang harta atau kekuasaan, dengan begitu, kita akan bisa tulus berteman, ucap Kinanti.
Sonya tertunduk dan meneteskan air matanya, orang yang selalu dia ejek, mau menerima dia, disaat dia di tinggalkan oleh mereka yang dari kecil berteman dengan nya.
"Terimakasih Kinanti, ucap Sonya.
"Nah sekarang, mari kita makan, selesai itu cuci piring baru pulang, canda Kinanti
Hahahaha.. hahahaha, Nona Muda, lihat itu temannya, pada melotot, ucap Seorang pelayan.
Lidya memang tukang marah, tapi perhatian dan tulus, Chintya tukang merajuk, makanya Kinanti suka menggoda kedua temannya itu.
"Oh begitu ya, karena sudah kaya raya, jadi tega menyuruh kami cuci piring, kesal Lidya, langsung menoel hidung nya Kinanti.
"Hehehehe, Dasar Tukang marah, ucap Kinanti.
"Makanya, jangan godain aku terus, apalagi sekarang aku sudah sangat lapar, ucap Lidya.
"Ya Tuhan, kenapa engkau memberikan aku teman yang usil nya tidak ketulungan, tutur Lidya.
"Oh jadi kamu menyesal berteman denganku, Lanjut Kinanti.
"Hehehehe, bercanda sayang, mana mungkin aku menyesal memiliki sahabat seperti mu, kalian adalah saudaraku, jadi maklum kadang aku kumat, ucap Lidya dengan wajah di buat imut-imut.
"Dasar pintar merayu, ejek Chintya.
Hehehe... Kok kamu tahu, balas Lidya pura-pura polos.
Sonya hanya tersenyum getir, ketiga orang teman barunya, Ternyata saling memahami karakter masing-masing,, pantas saja mereka tersenyum tulus satu dengan yang lainnya.
"Sonya, senyum dong, jangan dipikirkan lagi, mereka tidak pantas untuk kamu pikirkan.