NovelToon NovelToon
My Crazy Girl

My Crazy Girl

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: widyaas

Tipe pria idaman Ara adalah om-om kaya dan tampan. Di luar dugaannya, dia tiba-tiba diajak tunangan oleh pria idamannya tersebut. Pria asing yang pernah dia tolong, ternyata malah melamarnya.

"Bertunangan dengan saya. Maka kamu akan mendapatkan semuanya. Semuanya. Apapun yang kamu mau, Arabella..."

"Pak, saya itu mau nyari kerja, bukan nyari jodoh."

"Yes or yes?"

"Pilihan macam apa itu? Yes or yes? Kayak lagu aja!"

"Jadi?"

Apakah yang akan dilakukan Ara selanjutnya? Menerima tawaran menggiurkan itu atau menolaknya?

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Wajib like sebelum membaca 😘

-

Ara melangkah riang memasuki rumahnya. Tak ia sangka kalau ternyata kedua kakaknya masih ada di sana. Ara pikir mereka datang sebentar dan langsung pulang.

Senyum Ara bertambah lebar kala melihat ayahnya ada di sana.

"Ayah!" seru Ara. Gadis itu berlari menghampiri ayahnya dan langsung memeluk tubuh tegap yang dia rindukan.

"Ayah pulang?" Ara mendongak menatap polos ayahnya.

Ayah Gama mengangguk singkat.

"Kalo gitu, kita barbeque an yuk! Ayah suka, kan?" Mata Ara berbinar menatap sang ayah.

"Nggak bisa, Ara. Ayah dan kakakmu harus balik sekarang. Kami ada urusan penting," ucap Ayah Gama.

Binar mata Ara redup seketika. Perlahan, dia melepaskan pelukannya. Ara baru sadar, Ayah tidak membalas pelukannya dari tadi.

"O-oh... Iya, Ara paham. Nggak papa, Yah," ucap Ara berusaha tersenyum.

Padahal hatinya menjerit keras.

Ayah Gama tersenyum tipis. Dia mengusap pundak Ara, lalu mengajak kedua putranya untuk segera pergi.

"Hati-hati, ya, Yah, Kak," ucap Ara.

Ayah Gama mengangguk, sedangkan kedua kakaknya tetap melangkah keluar rumah.

Ara mengikuti mereka sampai di teras. Dia melihat dua mobil yang mulai keluar dari pekarangan rumah.

Tadi Ayah Gama naik taksi, jadi dia ikut Marvel sekarang.

Ara melambaikan tangannya dengan riang, meskipun tidak ada balasan apa-apa dari keluarga tercintanya.

Melihat mobil-mobil itu sudah keluar dari pekarangan rumah, Ara pun masuk ke dalam. Dia merebahkan tubuhnya di atas sofa. Dia melihat 3 gelas bekas Ayah dan kedua kakaknya tadi. Artinya Ayah sudah lumayan lama berada di rumah.

"Jangan ngeluh, Ra. Masih mending mereka mau pulang," gumam Ara selalu berusaha berpikir positif.

Pada akhirnya Ara ketiduran di sofa itu, tanpa melepas seragamnya lebih dulu.

****

Saat ini, Ayah Gama, Marvel dan juga Geo berada di sebuah restoran untuk makan siang bersama.

"Kalian tau Gevano Alexander?" Ayah Gama bertanya.

Marvel dan Geo mengangguk bersamaan.

"Dia menemui Ayah tadi, dia minta restu untuk menikahi Ara. Tapi, sepertinya mereka akan tunangan dulu," jelas Ayah Gama.

Marvel dan Geo mengerutkan keningnya bingung.

"Menikah? Kenapa tiba-tiba?" tanya Geo mewakili Marvel.

"Entahlah. Ayah tidak bertanya lebih jauh. Tapi, Ayah minta kalian awasi mereka berdua, ya? Bagaimanapun, Ara adalah adik kalian," ucap Ayah Gama menatap serius kedua putranya.

"Gak salah, Yah?" tanya Geo. Dia mendengus diiringi senyum miring.

"Kenapa?" tanya Ayah Gama.

"Ayah sendiri yang jauhin Ara, sekarang kenapa nyuruh kami buat awasi dia?"

Ayah Gama terdiam. Apa yang dikatakan Geo memang benar. Dia lah yang awalnya menjauhi Ara. Sebabnya karena Ara sangat mirip dengan mendiang istrinya. Setiap melihat Ara, Ayah Gama seperti melihat mendiang istrinya. Dia tak tahan mengingat detik-detik terakhir saat istrinya berjuang melahirkan Ara. Dia juga salah telah berpikir jika Ara lah pembunuh istrinya. Saat melihat Ara, Ayah Gama selalu kesal, marah dan sedih.

Begitu pula yang dirasakan oleh Marvel dan Geo. Bunda mereka yang baik telah tiada karena melahirkan adik mereka. Saat itu mereka masih kecil, apalagi Geo, jadi saat mendengar bahwa sang bunda meninggal saat melahirkan Ara, dialah yang pertama kali membenci adiknya itu.

"Bukannya Ayah gak peduli sama Ara?" tanya Marvel. Pertanyaan yang menohok untuk Ayah Gama.

"Turuti saja apa yang Ayah katakan," ucap Ayah Gama. Dia kembali melanjutkan makannya, berusaha tidak peduli pada Marvel dan Geo yang menatapnya.

Tiba-tiba ponsel Ayah Gama berbunyi tanda pesan masuk.

Gevano Alexander

[Jika tidak ada kesibukan, tolong datanglah ke pertunangan ku dan Ara. Dia pasti senang]

Ayah Gama terdiam, dia tak membalas pesan singkat itu.

****

Malam harinya Gevan berinisiatif datang ke rumah Ara. Tak lupa dia membawa makanan yang banyak untuk si gadis. Entah kenapa, rasanya dia sudah terbiasa mengunjungi Ara setiap malamnya.

Padahal besok adalah pertunangan mereka berdua. Tapi, tetap saja Gevan selalu memperhatikan gadis itu. Namun, dia belum bisa memastikan tentang perasaannya ini.

Tak lama kemudian, Gevan sudah sampai di halaman rumah Ara. Ternyata kedua mobil yang tadi pagi ada di sana sudah pergi. Berarti Ara sendirian di rumah, pikir Gevan.

Sebelum turun dari mobilnya, Gevan lebih dulu menelpon si gadis. Dia malas untuk sekedar mengetuk pintu.

"Hm?"

"Saya di luar," ucap Gevan setelah mendengar deheman Ara.

Di dalam sana, Ara berdecak kesal. Dia mematikan sambungannya, lalu meletakkan gelas berisi kopi miliknya di atas meja pantry. Karena sedari tadi Ara sibuk scroll sosial media sambil ngopi di sana.

Gadis itu melangkah keluar untuk menemui Gevan.

Saat membuka pintu, wajah tampan Gevan menyapa indra penglihatan Ara. Dia menyingkir dan menyuruh Gevan agar segera masuk. Setelah itu Ara melangkah lebih dulu tanpa menutup pintu.

"Mau kopi?" tawar Ara.

"Kamu lagi minum kopi?" tanya Gevan sambil melirik gelas berisi kopi milik Ara yang sudah tersisa setengah. Entah kenapa dia tak suka melihat Ara tak memperhatikan kesehatannya.

"Iya. Mau nggak?" jawab Ara sekaligus bertanya lagi.

"Nggak."

Pada akhirnya Ara hanya membuatkan teh hangat untuk Gevan.

"Saya bawa makanan buat kamu." Gevan meletakkan plastik putih yang dia bawa tadi ke atas meja pantry.

"Aku udah makan malam padahal," sahut Ara.

"Saya yakin perut kamu masih kuat buat nampung," balas Gevan membuat Ara menyengir.

Keduanya pun menuju ruang tamu. Saat Gevan meletakkan plastik putih di atas meja kaca, Ara langsung bergerak membukanya.

"Batagor? Siomay? Cilok? Snack?"

"Gak salah Kak Gevan beli ini?" Ara menatap remeh ke arah Gevan. Jika snack, Ara percaya Gevan yang membelinya, tapi batagor, siomay dan cilok? Bagaimana bisa Gevan mengetahui jajanan itu? Mengingat bahwa Gevan lebih sering makan di tempat mahal, Ara sedikit tak percaya.

"Saya cuma beli apa yang kamu suka," jawab Gevan.

"Masaaa?" Mata Ara menatap jahil ke arah Gevan.

"Iya. Sudah saya bilang, apapun untuk kamu, akan saya usahakan. Bahkan saya gak pernah makan makanan itu, dan tetap saya beli. Untuk siapa? Ya untuk kamu," jawab Gevan lagi. Namun, ucapannya membuat pipi Ara sedikit memerah.

Apapun untuk kamu.

Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di telinga Ara dan sukses membuat pipinya memerah.

"Apasih! Gombal!" ketus Ara. Dia beranjak mengambil piring di dapur.

Gevan menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadisnya itu.

Setelah mengambil piring. Ara menuang ketiga jenis jajanan itu ke dalam piring yang berbeda agar mereka lebih gampang makannya.

"Jangan lupa, besok kita bertunangan. Nanti ada orang yang jemput kamu ke sini," ujar Gevan tiba-tiba.

"Aku belum siap, gimana, dong?" Ara menatap Gevan sembari mengerjapkan matanya lucu.

"Siap gak siap, kamu harus siap," kata Gevan.

"Terus, pekerjaan apa yang Kak Gevan janjikan sama aku?"

"Pekerjaan apa?"

"Katanya kalau aku mau tunangan sama Kakak, Kak Gevan bakal kasih aku pekerjaan!"

"Tunangan sama saya, itu sudah termasuk pekerjaan, Ara."

"Mana bisa kayak gitu?" Ara menatap sinis pria di sampingnya ini.

"Bisa. Kan saya yang ngatur. Lagi pula nanti kamu tetap dapat gaji dari saya."

"Hah?!"

***

Tunangan doang dapat gaji😭 kurang enak bagaimana lg hidup si Ara Ara kemoceng ini🥲

1
Priskha
tiap msh dlm rmh tangga pasti ada jln keluar nya klau dibicarakan baik2 dengarkan penjelasan pasangan kita jgn ambil keputusan saat hati kita sdg emosi
Agustina Kusuma Dewi
seru banget kak..
indah banget, ga neko2
like
sub
give
komen
iklan
bunga
kopi
vote
fillow
bintang
paket lengkap sukak bgt, byk pikin baper😘😍😘😍😘😍😘😍😘
Agustina Kusuma Dewi
ijin share ya kak..
Priskha
Nike....bnr kah itu????
Priskha
pingin aq tonjok aja 3 org itu
Priskha
lhoalah ternyata selama ini Ara juga ndak tau makam bundanya dimana dasar klg yg minim akhlak
Priskha
ndak hbs pikir aq dg klg Ara, seorang CEO pastinya punya pendidikan tinggi tp cara berpikirnya dangkal spt otak udang
Azmori
Hadir kak
Sri Mahyuni
kui lah kasian sekali ara, hidup sendiri tidaj ada yg membimbingnya dlm menjalani kehidupan, untung kelakuanya baik lembut, tidaj kasar
Ufi Yani
klo d novl o.l emg boleh sebut merk y kak??
fahrisa asyifa 91
🤣
love sick
tfhuh
Niwa
ganti dong panggilan nya.. jgn saya lagi
Niwa
basiiiiiii anj
Niwa
dih salting ya Gev 😂😂😂
Niwa
mantapp 😂👍 demi Ara apapun akan dilakukan ya
Niwa
ahahha... kasian tapi ngakak
Dina Ispriyanti
Luar biasa
Ervina
anaknya laki apa perempuan... 👶, happy ending... syukaa😍🤩
Ervina
gara2 sebotol minuman ara jadi sempoyongan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!