NovelToon NovelToon
Di Batas Waktu

Di Batas Waktu

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Romansa
Popularitas:413.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.

" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha

" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel

Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBW 32 Hampir Kecelakaan

Di Batas Waktu (23)

"Seseorang mengirimiku foto-foto ini. Bisa tolong jelaskan ", pinta Adel sambil memberikan ponselnya ke tangan Sakha.

Sakha terkejut melihat foto-foto yang dimaksud. Ia melihat ke arah Adel memastikan raut wajah istrinya saat ini.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Hubungan tanpa kejujuran hanya akan berakhir dengan kesalahpahaman. Terkadang kita menganggap menyembunyikan sesuatu demi kebaikan adalah solusi. Namun, ia justru akan menjadi bumerang suatu saat nanti", Adel berbicara karena Sakha masih bungkam.

Akhirnya, Sakha menceritakan pertemuannya dengan Lisa. Apa saja yang Lisa katakan juga apa saja yang Lisa lakukan tanpa menyembunyikan apapun.

" Aku hanya takut kamu pergi dariku lagi", Sakha mengutarakan kekhawatirannya. Ia takut Adel salah sangka.

" Itu tidak akan terjadi selama aku masih istrimu. Jangankan pergi jauh , keluar rumah saja seorang istri wajib untuk mendapatkan izin dari suami". tegas Adel.

Ketika dulu ia berani pergi, karena statusnya saat itu sudah jelas bukan istri Sakha. Dimana tidak akan berdosa sekalipun pergi tanpa izin Sakha. Namun, sekarang ketika ia rujuk kembali, maka ia wajib untuk meminta izin untuk bisa pergi kemanapun.

Terkadang ada yang beranggapan ini sangat merepotkan. Padahal ini demi kebaikan sang istri pula. Dimana ia terhindar dari prasangka buruk dari suaminya. Belum lagi, ini akan mendatangkan pahala baginya, bukti ketaatan seorang istri pada suaminya.

Sebaliknya, saat seorang istri pergi keluar rumah tanpa izin suami, bisa mendatangkan dosa. Bahkan di anggap membangkang pada suami.

" Lalu apa yang akan mas lakukan selanjutnya? Sepertinya Lisa sudah terobsesi untuk memiliki mas".

" Untuk saat ini hanya bisa menghindar. Memperingatkan sudah. Yang pasti mas mau kamu percaya kalau mas sudah menetapkan hati untuk memilihmu sebagai pendamping hidup", Sakha kembali menggenggam tangan Adel.

" Kalau mas mau aku percaya, maka jujurlah mengenai apapun. Aku bukan ABG labil yang akan melakukan sesuatu tanpa memikirkannya terlebih dahulu".

" Akh benar juga, kamu bukan Adel yang dulu yang selalu melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya", Sakha tertawa. Ia teringat Adel yang tomboi yang suka melakukan sesuatu sesuka hatinya. Terkadang ia tak percaya Adel yang ada di sampingnya adalah Adel yang sama. Sungguh perubahan yang luar biasa.

" Setiap orang pasti akan berubah. Entah itu ke arah yang lebih baik atau sebaliknya. Tapi, aku bersyukur bertemu dengan orang-orang baik yang mengajakku untuk menjadi pribadi yang lebih baik", Adel bersyukur. Ia benar-benar bersyukur.

Padahal kalau melihat bagaimana ia dahulu, pasti orang akan sulit percaya. Jangankan menutup aurat dengan sempurna. Memakai kerudung di hari Jum'at karena peraturan sekolah saja ia rasanya malas. Padahal hanya satu hari. Gerah menjadi alasan utama.

Tapi kini, saat iman itu menancap di dalam hati seseorang, gerah tidak menjadi alasan. Bahkan gamis yang ia pakai cukup membatasi geraknya, namun tidak juga jadi alasan untuk berhenti menutup aurat dengan sempurna.

Mereka pun kembali bernostalgia mengingat bagaimana mereka dahulu. Sambil di iringi tawa. Bahkan tangan itu tak pernah terlepas walaupun sejenak. Saling terpaut satu sama lain.

Tanpa mereka sadari, seseorang melihat kebersamaan mereka dengan tatapan tajam. Rasa benc dan marah melingkupinya.

" Aku sudah katakan Sakha, jika aku tak bisa memilikimu, maka orang lain pun tak boleh memilikimu", guman Lisa yang sedari tadi memang membuntuti Sakha.

Lisa berharap bisa melihat pertunjukan rumah tangga yang akan pecah. Namun, apa yang ia lihat malah sebaliknya. Semua tampak biasa saja, tidak ada pertengkaran sekalipun hanya pertengkaran kecil. Ini menunjukkan bahwa rencananya gagal. Ternyata orang yang ia hadapi tidak mudah di profokasi.

Inilah pentingnya mengklarifikasi sesuatu sebelum bertindak. Terkadang, apa yang terjadi sebenarnya tidak seperti bayangan kita.

Lisa terus membuntuti Sakha dan Adel seperti orang yang tidak punya kerjaan. Adel sempat mengedarkan pandangannya, ia merasakan bahwa seseorang sedang mengikutinya namun tidak melihat seseorang yang mencurigakan.

" Ada apa?", tanya Sakha heran.

" Sepertinya ada yang mengikuti kita. Tapi, tidak ada siapapun yang mencurigakan",

" Mungkin hanya perasaanmu saja".

Merekapun kembali melanjutkan jalan-jalannya. Lisa yang tidak mau kalau sampai ketahuan, akhirnya memilih untuk menunggu di mobil saja.

Sakha dan Adel sekarang sedang menuju ke tempat parkir. Karena ada seseorang yang menelponnya, Sakha menjauh ke tempat yang sepi dulu sementara Adel menunggu di pinggir jalan sambil melihat ke sebrang jalan dimana ada sebuah kedai bakso yang ramai. Melihat jalan yang sepi, Adel hendak menyeberang karena tiba-tiba ingin menikmati bakso yang sepertinya enak itu.

Melihat Adel yang seorang diri, Lisa yang ada di dalam mobil, segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh dan hendak menabrak Adel yang akan menyebrang. Bagi Lisa, ini adalah kesempatan yang tidak boleh ia sia-siakan.

Sakha yang melihatnya segera berlari menghampiri Adel dan menarik Adel ke arahnya hingga keduanya jatuh ke samping jalan. Orang-orang yang melihat kejadian itu segera menghampiri dan membantu keduanya.

" Kamu gak apa-apa?", tanya Sakha khawatir sambil memeriksa kondisi tubuh Adel untuk memastikan kekhawatirannya.

Adel yang masih syok hanya menggeleng. Ia benar-benar kaget. Kalau saja Sakha tidak datang tepat waktu, ia pasti sudah celaka.

Sakha membantu Adel berdiri dan terus merangkulnya. Terasa olehnya, badan Adel bergetar.

" Kalian tidak apa-apa?", tanya seseorang bertanya

" Alhamdulillah kami baik-baik saja, Pak", jawab Sakha.

" Alhamdulillah kalau begitu. Mobil itu sepertinya sengaja untuk menabrak kamu", timpal seseorang.

" Iya sepertinya begitu. Buktinya dia malah pergi begitu saja", timpal yang lain.

Sakha tidak ikut berkomentar, ia hanya mendengarkan saja. Namun, ketika ada yang berkata mengingat plat dari mobil hitam yang tadi berusaha menabrak Adel, Sakha langsung mencatatkannya.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang datang menolong mereka, Sakha segera pergi ke klinik terdekat. Berharap kandungan Adel baik-baik saja. Walaupun tidak ada tanda-tanda keguguran, ia tetap harus waspada.

Sesaat setelah masuk ke dalam mobil, Sakha mengambil air minum dan memberikannya kepada Adel.

Setelah mengucapkan basmalah, Adel meminumnya.

" Maaf. Kalau saja aku tidak ceroboh... ", ucap Adel dengan air mata yang tiba-tiba menetes begitu saja.

"Sudah, gak apa-apa. Insya Allah dia akan baik-baik saja", Sakha memeluk Adel menenangkannya. Ia pun sama kagetnya. Namun, Alhamdulillah Allah masih melindungi mereka.

Setelah Sakha merasa Adel cukup tenang, ia segera melajukan mobilnya ke klinik terdekat.

Tidak lama kemudian, merekapun sampai di sebuah klinik dan segera memeriksakan kondisi Adel dan kandungannya. Dokter pun memeriksa Adel. Setelah dokter memastikan kondisi Adel dan Janinnya baik-baik saja, Sakha akhirnya bisa bernafas lega.

" Kita shalat Maghrib dulu ya, keburu waktunya habis", ucap Sakha sambil membelokkan mobilnya ke sebuah masjid.

Adel pun berjalan ke arah tempat wudhu wanita dan Sakha ke tempat wudhu pria.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari Yudi masuk. Sebelumnya, Sakha memang mengirimkan pesan kepada Yudi karena merasa familiar mengenai plat mobil yang disebutkan seseorang bahwa itu adalah plat mobil orang yang akan menabrak Adel.

"Awas kamu!", geram Sakha setelah membaca pesan Yudi.

1
Nadien Najwa
Luar biasa
Dewi Yanti
katanya orag bodoh itu akan melakukan kesalahan yg sm berulag kali, shaka bodoh g bljr dr kesalahan yg sblmnya.
Dewi Nafisah
pokoknya ngena banget ceritanya. oke dech...
Nurulindah Indah
nice, semangat Thor 👍👍
Olha Alamri
Kecewa
elise rachma
Luar biasa
Erna M Jen
bagus itu pemikiranmu adel biar jelas mau bawa kemana rumah tanggamu ..👍
Nurhayati Lubis
hahahahah...Adel kerja Lembur
Erna M Jen
aku suka jalan ceritanya 👍👍
Rahma Lia
Luar biasa
Uthie
Cerita yg baguss... menarik... sukkkaaa.. 👍👍👍♥️♥️♥️♥️♥️
Uthie
Sukkaaa banget sama ceritanya 👍👍👍😘😘🤗🤗🤗
Uthie
Yaaa dahh ending dehhh 😂😂😂
Uthie
Hahaha... lucu si ayah baru niii 😂😂
Uthie
setelah ini sy Cusss ke cerita mu berikutnya Thor 😘 👍👍👍👍💃💃💃
Uthie
sukurin tuhh si Lisa 😡😡😡
Uthie
harus segera ditindak itu 😡😡😡
Uthie
lebih baik jujur 👍😌
Uthie
Wadduuhhhh... Shaka 😌
Uthie
Duhh... gangguan masih terus ngintai 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!