Cinta Mahasiswi Absurd.

Dama perkenalan yang mengundang gelak tawa kini berakhir dihari pertama, para Maba keluar gerbang yang masih berbisik bisik dan masih ada sisa tawa diantara mereka saat mengingat betapa kocaknya Adel itu. Bukan cuma penampilannya yang aneh dan kontras dijamin milenial ini, perilaku Adel yang apa adanya menarik perhatian seluruh mahasiswa baru dan kakak tingkatnya. Bahkan Adel menjadi bahan pembicaraan para dosen didalam kantor, tampak semua terkekeh dan saling tersenyum mengingat tingkah dan perkataan Adel yang unik dan tampak natural tidak dibuat buat. Meski polesan make up nya yang tidak biasa.

"Kayaknya kita bakal awet muda kalok ngajar dikelas ada mahasiswi unik itu" celetuk pak Abri sang dosen dengan terkekeh.

"Iya ya, kocak banget itu Maba" timpal dosen wanita cantik yang masih dalam keadaan mengandung.

Ditengah tengah mereka yang tengah membicarakan mahasiswi unik itu, Angga tampak melamun menatap layar gadgetnya. Tak ada raut wajah berseri sedikitpun diwajahnya, ia tampak sendu dan tak ada semangat semangatnya dihari ini. Pasalnya sudah dua hari ia tak mendapat kabar dari sang calon istri. Beberapa pesan yang ia kirim selama dua hari ini tak kunjung berubah warna, masih saja berwarna abu abu pada tanda ceklist itu. Dalam hati penuh tanya, apakah dia membuat kesalahan yang tak ia sadari, mungkin dari perkataannya atau dari sikapnya, mengingat beberapa Minggu yang lalu ia memang terlibat cekcok kecil dengan calon istrinya itu.

"Kamu kenapa si soy, dari kemaren aku coba kirim pesan ke kamu tapi nggak dibales juga. Aku udah menurunkan ego buat minta maaf duluan, dan kamu udah maafin aku, tapi kenapa sekarang ngilang gitu aja. Bahkan tiga hari ini kita nggak ketemu sama sekali, aku cari kamu dirumahmu kamunya nggak ada di rumah. Sebenernya apa mau kamu, aku harus bersikap kayak gimana sih sama kamu itu. Kenapa kamu jadi kayak anak kecil gini sih menjalin hubungan, kita ini udah mau nikah tapi sikap kamu tetep nggak berubah" gumam Angga seraya menatap room chat yang tak kunjung membiru pada tanda ceklist.

Kali ini suasana didalam kelas seluruh siswa fakultas ekonomi yang semua mahasiswa dan mahasiswinya diminta untuk menjadi panitia ospek, tampak sedang bermalas malasan. Waktu sudah menunjukan pukul dua siang, para Maba masih diizinkan untuk beristirahat dan makan siang di kantin kampus. Ini merupakan istirahat kedua bagi para peserta ospek, setelah beberapa kegiatan yang mereka ikuti.

"Clar, Lo mau ke kantin nggak" ajak Shania menghampiri Clara yang duduk merebahkan kepalanya pada tangan diatasi meja kelas.

"Ikut" jawab Clara cepat cepat mengangkat kepalanya. Dan kemudian berdiri menghampiri Shania serta Yola.

Saat ini suasana kantin tampak ramai, terlihat ibu ibu kantin yang kerepotan melayani pembeli.

"Gila, ini kantin apa pasar" celetuk Yola melihat kondisi kantin seperti pasar rakyat, ramainya bukan main.

Shania hanya geleng geleng kepala melihat keadaan yang ia saksikan saat ini. Sedangkan Clara malah salah fokus dengan seorang mahasiswi seangkatannya, namun berbeda jurusan dengan dirinya.

Dialah Siti, mahasiswi jurusan manajemen, yang satu jurusan dengan virga sang mantan kekasih. Seketika kejadian yang ia tangkap dengan mata kepalanya sendiri menjadi bersungut-sungut kesal, dadanya naik turun dan nafasnya menderu. Clara sebenarnya ingin menghampiri Siti namun urung dilakukannya karena kondisi kantin yang begitu ramai, ia tak mau kalau adik tingkatnya menggosipi dia dikemudian hari.

"Gue nggak jadi jajan" ucap Clara lalu pergi meninggalkan Yola dan Shania begitu saja.

"Dih, Lo kenapa sih" kata Yola dan Shania namun masih bergeming ditempat.

Melihat Clara yang seakan menahan emosi, Shania mengedarkan pandangan menyapu keseluruh penjuru kantin itu. Dan ia menangkap adanya Siti yang tengah duduk disebuah kursi sambil menikmati semangkuk bakso.

"Oooowwwwhhhh, gue tau sekarang" ucap Shania manggut-manggut dan membuat Yola bingung.

"Kenapa Shan?" Tanya Yola kepada Shania.

"Lo liat aja tuh dipojokan" tunjuk Shania menggunakan sorot matanya.

"Oh Siti" jawab Yola singkat.

"Kita beli cemilan sama minuman aja terus kita balik ke kelas" ajak Yola lalu melangkah menuju ibu ibu penjaga kantin.

Setelah membeli cemilan dan minuman Yola dan Shania kembali menghampiri Clara, tampak Clara duduk di bangku panjang depan kelas mereka. Duduk sendiri sambil main hp.

"Nih clar, gue tau Lo haus, minum dulu" Shania memberikan sebotol minuman rasa jeruk dan diterima oleh Clara.

"Thanks" jawab Clara singkat.

Sejenak mereka hening tak ada percakapan, sampai akhirnya Angga menghampiri mereka dan memecah keheningan diantara mereka.

"Ehkhem" Angga berdehem dan sontak triple Angels itu menoleh.

"Eh bapak" sapa Yola seraya menyebut menunjukan deretan giginya.

"Kalian nggak kekantin?" Tanya Angga berbasa-basi, jelas saja mereka nampak bingung dengan sikap dosen yang terkenal cool dan irit bicara itu. 

"Tadi udah kekantin pak, cuma beli makanan sama minuman doang" jawab Shania dengan ramah.

"Oh" respon Angga kemudian pergi melenggang begitu saja.

"Dih, apa maksudnya coba" decak Shania yang merasa garing dengan suasana yang diciptakan oleh dosennya itu.

"Tiba tiba dateng, nanya kenapa nggak kekantin, abis itu cuma oh doank? Kayak nggak ada kerjaan lain" sarkas Shania lagi.

"Mungkin dia mencoba buat jadi dosen humble mungkin" kata Yola seraya mengulum senyum dan menutup mulutnya.

"Gak jelas" rutuk Clara lirih, dan memutar bola mata jengah.

"Clar, Lo sebenernya kenapa sih? Dari kemaren Lo gue perhatiin jadi lebih banyak diem, nggak kayak biasanya" tanya Yola tiba tiba, karna sudah tidak tahan melihat sikap Clara beberapa hari tak ceria.

"Nggak tau, akhir akhir ini gue rasanya males banget buat ngomong. Ditambah lagi liat Siti tadi di kantin, huuufffttt males banget gue" jawab Clara sambil menghela nafas.

"Sebenernya ceritanya gimana? Gimana kejadiannya waktu itu?" Kini Shania yang bertanya.

"Jadi waktu itu gue  nonton bioskop sama bokap nyokap gue, nah disaat gue sama bokap nyokap gue lagi makan di restoran malem itu, gue ijin sama bokap nyokap gue buat ambil tas gue yang ketinggalan di mobil. Nah pas diparkiran itu emang nggak ada siapa siapa, tapi nggak tau kenapa gue kayak liat ada dua orang cewe cowo lagi berduaan. Dan parahnya itu virga sama si Siti lagi ciuman disamping mobilnya, terus si virga liat gue dia mau ngejar gue tapi ditahan sama Siti" 

"Lo liat bener bener kalok itu Siti?" Tanya Shania sedikit aneh, pasalnya dia juga tau selera cewe virga itu seperti apa.

"Lo liat mukanya si cewe itu?" Kini Yola yang bertanya.

"Gue nggak liat jelas sih muka si cewe itu kayak gimana, cuma gue yakin banget kalo itu si Siti" 

"Clar, Lo tau kan si Siti itu gimana orangnya? Dia sebelas dua belas kayak si Abdi, masa Lo seyakin itu kalok virga mau sama si Siti. Lo tau sendiri kan gimana kriteria cewe bagi virga, gue nggak yakin kalok cewe itu Siti. Gue nggak nyangkal kalo virga bisa selingkuh, soalnya dia Playboy kambuhan. Mendingan kita cari tau dulu siapa cewe yang malem itu sama si virga. Gimana?" Usul Yola kepada kedua sahabatnya itu untuk mencari tau siapa sosok wanita yang bersama virga dimalam itu.