Gloomy Wedding

Malam ini, Barra sudah bersiap jika harus kembali bertemu dengan pria itu. Dia akan mendengar kan semua yang pria itu katakan dan mengartikannya sendiri. Karena dia selalu bicara dengan aneh dan berbelit.

Dan benar saja, saat baru membuka mata kembali, sebuah ruangan Tua yang sudah hampir tak asing di matanya kembali menyambutnya.

Tatapannya langsung tertuju ke depan dimana pria itu sudah berdiri.

"Sepertinya kau sudah siap untuk hal baru. " Ucap pria itu. Barra tak menjawab dan hanya mendengar kan.

"Siapkan Mental mu, karena hal ini akan sangat mengejutkan untuk mu jika kau sampai mengerti dengan apa yang ku ucapkan. "

Bug!

Seperti biasa, sebelum mengetakan hal inti harus ada pukulan terlebih dahulu. Namun kini Barra hanya diam dan menerima apa yang pria itu lakukan.

Melihat hal itu membuat sang pria terkekeh lucu. "Kau sudah sangat pasrah sekarang, Bocah! "

"Dengarkan ini dengan cermat dan cari tau lah. Mereka memiliki hubungan darah namun berbeda, bukan dia orang yang darahnya masih mengalir di dalam tubuhmu, bahkan tidak sama. Bukan hanya kau saja. "

Kening pria itu mengkerut dalam.

Apa nya yang bukan hanya aku? Siapa yang miliki hubungan darah? Lalu darah orang yang darahnya mengalir di dalam tubuhku? Sial! Dia benar - benar membuat ku rumit! Apa dia ingin membuat sebuah teka - teki?! " Barra bergumam kesal dalam hati. Dia benar - benar tak mengerti dengan apa yang pria itu maksud.

Bug!

"Uhk..! " Dengan kuat pria itu memukul perut Barra membuatnya meringis.

"Mereka berdua yang saat ini dekat dan jauh dengan mu. Coba kau tes mereka, mereka cocok. "

"A-apa..? "

Bug!

Barra membuka kedua matanya tanpa ada rasa keterkejutan di wajahnya. Pria itu bangkit dari tidurnya dan berjalan ke arah kaca. Dia menatap pantulan wajahnya sendiri sembari mengingat ucapan Yang Pria itu ucapkan padanya.

"Mereka memiliki hubungan darah? Tapi berbeda? Bukan hanya aku? " Dahi pria itu mengkerut mengingat setiap ucapan yang pria itu katakan. Benar - benar harus sangat berpikir dalam untuk mengetahui maksud dari ucapan itu.

"Apa arti semua itu? Siapa yang memiliki hubungan darah? Tapi kenapa tidak sama? Lalu apanya yang bukan hanya aku? Lalu, darah nya bukan darah yang mengalir di dalam darah ku. Sial! Apa arti semua itu? " Barra mengusap wajahnya frustasi.

Ucapan ini lebih sulit di mengerti dari pada yang sebelumnya. Siapa yang memiliki ikatan darah tapi tidak sama?

"Mereka memiliki ikatan darah tapi tidak sama. Tunggu! Pria itu tak akan jauh dari Jovita dan Bella—Tunggu apa! "

Tubuh pria itu seketika menegang saat sebuah pemikiran tiba - tiba masuk ke dalam pikirannya. Sebuah pemikiran gila yang tak mungkin terjadi.

"Tidak mungkin! Apa yang dia maksud adalah.. " Barra menatap wajah Jovita yang masih terlelap di atas ranjang.

"Tidak mungkin! " Pria itu menggelengkan kepalanya Kuat.

"Tidak mungkin Jovita dan Bella memiliki hubungan darah. "

Wajah pria itu benar - benar sudah terlihat kacau. Apa - apaan ini?! Apa itu semua benar? Bagaimana bisa Jovita dan Bella memiliki hubungan darah? Padahal Jovita adalah anak yatim piatu. Dia kehilangan kedua orang tuanya saat dia berusia 18 tahun.

"Lalu apanya yang tidak sama? Jika memiliki hubungan darah, lalu apanya yang tidak sama? Apa mungkin, mereka terlahir dari dua benih yang berbeda? Atau dari rahim yang berbeda? "

Dia mencoba berpikir keras. Otaknya terasa mendidih memikirkan satu arti ucapan pria itu. Apalagi masih banyak ucapan pria itu yang belum dia pahami dan mengerti. Apalagi saat dia mengatakan bukan dia darahnya yang masih mengalir di dalam tubuhnya?

"Darah.. "

"Apa yang dia maksud adalah Transfusi? Siapa saja orang yang pernah mendonorkan darahnya padaku? Yang ku ingat hanyalah Hades Dan juga Jovita. Hanya mereka saja. "

"Lalu, apa maksudnya bukan darah miliknya yang mengalir di dalam tubuhku? Miliknya siapa? Antara Jovita dan juga Hades? "

Barra menggigit bibirnya kuat - kuat. Apa benar pria itu mencoba memberinya sebuah pengunjuk untuk mengetahui sebuah kebenaran yang tak pernah dia ketahui?

Sebenarnya apa yang coba dia beritahu padaku? Kenapa petunjuknya harus berbelit - Belit seperti ini? Benar, satu lagi. Dia juga mengatakan bukan hanya aku. Bukan hanya aku dalam hal apa? "

Barra kembali mendekati Ranjang. Pria itu mencoba kembali melanjutkan tidurnya. Dia menatap wajah Jovita yang terlihat begitu tenang saat tertidur.

Apa aku harus mengetesnya? Bisa saja apa yang pria itu katakan benar. Tapi aku juga tidak tau sudah mengartikan nya dengan benar atau tidak. Jika di pikirkan lagi, Jovita dan Bella memiliki warna mata yang sama. "

Pria itu mengingat saat pertamakali dirinya di selamatkan oleh Jovita. Warna matanya yang berwarna biru terlihat dengan samar - samar bercahaya karena pantulan cahaya.

Jovita, Bella.. Apa ada sesuatu di antara kalian? "

Barra meringis. Bagaimana bisa dia terjebak dalam keadaan seperti ini?! Tidak bisa! Dia harus benar - benar mencari tahu semua artinya agar tak terjadi kesalahpahaman disini!

Akhirnya, setelah berusaha menenangkan pikirannya, dia pun berusaha menutup kedua matanya walaupun terasa sulit.