Dikhianati Sahabatku, Kuputuskan Menggoda Ayahnya

Beberapa hari setelah asisten Devian menghubungi agency, maka akhirnya diputuskan bahwa Hana dan Rika akan membatalkan tour mereka dan akan menghadiri acara ulang tahun perusahaan AIX.

Hal itu disampaikan pada Hana dan Rika langsung membuat keduanya berseru kegirangan dengan alasan masing-masing.

Tentu saja Hana merasa senang karena Ayah angkatnya benar-benar memperjuangkannya untuk tampil di perusahaan, jadi dia berharap akan ada sebuah kejutan dari ayah angkatnya.

Sementara Rika, dia merasa sangat senang karena akhirnya dia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Devian dan kesempatan itu akan dipergunakan sebaik-baiknya demi menggoda pria itu.

Sang Manager yang melihat dua perempuan yang berbahagia di depannya langsung tersenyum dan berkata, "aku tahu kalian berdua sangat senang karena perusahaan yang mengundang kalian adalah perusahaan besar. Oleh sebab itu, nanti di sana kalian harus menggunakan kesempatan itu dengan sangat baik untuk memukau semua orang dan cari koneksi yang luas, karena di acara itu akan hadir banyak orang-orang penting."

Ucapan sang manajer langsung diangguki oleh Rika dan Hana secara bersamaan, lalu kedua perempuan itu merasa bahagia untuk apa yang ada di pikiran mereka masing-masing.

Maka, demi tampil memukau kedua perempuan itu terus berlatih sepanjang hari, karena selain menyanyi mereka juga harus melakukan dance bersama dengan dancer yang lainnya, sehingga koreografi yang tepat dan gerakan yang serasi sangat menunjang penampilan mereka.

Berlatih seharian, kedua perempuan itu kemudian terjatuh di lantai dengan nafas tersengal karena kelelahan.

"Aku tidak menyangka kalau Ayah angkatku akhirnya akan membawaku ke perusahaannya, jadi aku rasa hubunganku dengannya akan semakin lebih dekat lagi." Tiba-tiba ucap Hana langsung membuat Rika terduduk dan menatap sekeliling ruangan untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang mendengarkan percakapan mereka.

Setelah memastikan tidak ada orang, dia kemudian menetap Hana sambil berkata, "bukankah kau bilang kau harus berhati-hati dengan identitasmu? Jangan sampai kalau kau berbicara tanpa memperhatikan keadaan ada orang yang mendengarnya."

Hana yang mendengar itu hanya bisa tersenyum dan berkata, "Tenang saja, mereka juga tidak akan mengerti Kalau aku mengatakannya."

Setelah mendengar itu, Rika kemudian menghela nafas dan ia hendak berbaring lagi ketika ponselnya yang diletakkan di sudut ruang latihan itu tiba-tiba saja berdering.

Dia kemudian mengambil ponselnya dan langsung mengatup erat-erat giginya ketika dia melihat nama pemanggil adalah Aksa.

Namun dia tetap mengangkat panggilan itu sambil berkata, "Halo sayang."

Rika sengaja menjawab dengan sangat bersemangat sembari dia menoleh ke arah Hana dan langsung melihat wajah perempuan itu menjadi berubah.

Rika sangat senang dengan perubahan wajah perempuan itu, jadi dia kemudian merogo tasnya untuk mendapatkan cincin yang selalu ia bawa kemana-mana, sebab dia takut kalau Hana mungkin akan mengambilnya.

Dan meskipun dia sebenarnya tidak berniat untuk benar-benar bertunangan dengan Aksa, Tetapi dia ingin mempermainkan kedua orang itu.

"Aku akan kembali ke ibukota besok pagi, jadi aku akan datang ke agensi mu untuk bertemu denganmu." Terdengar suara dari seberang telepon, namun Rika mengabaikannya karena perempuan itu fokus mencari cincin di dalam tasnya yang tidak ia temukan.

'Kemana cincin itu?' ucap Rika dalam hati terus merogo atasnya namun sama sekali tidak menemukan keberadaan cincinnya di dalam tas tersebut.

Hana yang melihat itu langsung tersenyum mengejek, 'Heh,, dia pasti mencari cincinnya, tapi cincin itu telah ku buang ke sungai dan tidak akan ada yang bisa menemukannya kecuali cacing-cacing yang ada di dasar sungai.' ucap Hana dalam hati.

"Halo? Halo sayang?" Suara Aksa yang terdengar dari seberang telepon kemudian membuat Rika tersadar lalu dia kembali fokus pada pria yang berbicara dengannya.

"Ah,, maafkan aku, tadi aku mencari sesuatu." Ucap Rika sembari menoleh ke arah Hana dan perempuan itu benar-benar curiga bahwa Hana sudah membongkar tasnya dan mengambil cincin tersebut.

Namun karena dia tidak bisa mengembalikan cincin itu lagi, maka dia dengan cepat berbaring di samping Hana dan membuat panggilan itu berada dalam mode pengeras suara.

"Memangnya apa yang kau cari sehingga bisa mengabaikanku yang sedang berteleponan denganmu?" Tanya Aksa dari seberang telepon.

"Ah,, bukan apa-apa, itu hanya salah satu bahan yang diperlukan untuk latihan." Ucap Rika.

"Memangnya bahan apa yang kau perlukan?" Tanya Hana langsung membuat Rika menatap perempuan itu.

'Dia pasti berpura-pura tidak tahu, padahal dia sudah tahu kalau yang kucari ialah cincin pemberian selingkuhannya.' ucap Rika dalam hati.

"Ah,,, kemarin aku membeli minuman penambah stamina, tapi sepertinya aku lupa membawanya." Ucap Rika.

"Begitu ya," jawab Hana dengan suara yang agak keras karena dia ingin memberitahu pria yang sedang berteleponan dengan mereka bahwa saat itu dia sedang bersama dengan Rika.

Dan benar saja, setelah Hana selesai berbicara, maka Aksa langsung memutuskan untuk mengakhiri panggilan telepon mereka, namun tak lupa pria itu kembali mengingatkan Rika bahwa besok pagi dia sudah kembali ke ibukota dan mereka akan bertemu di agensi.

Hana yang mendengar itu langsung mengepal erat tangannya, perempuan itu segera merencanakan sesuatu agar besok Rika tidak jadi bertemu dengan Aksa

@info.

Terima kasih terus setia membaca novel ini, semoga kalian terus suka ya....! Jangan lupa like, komen dan follow author agar mendapat follow back dari otor, supaya kita bisa saling mengirim pesan. jangan lupa juga untuk masuk di grup chat otor ya,, bisa liat di profil otor.