Suamiku, Tolong Balas Cintaku!

"Ada apa?" Dio menahan pintu yang terbuka dengan sebelah tangannya, agar Kinan tidak bisa menyusup masuk tanpa seizinnya.

"Mau kasih kamu ini." Menyodorkan paper bag kecil, berisi 1 slice kue tart yang menurut Kinan itu adalah kesukaan Dio.

Dio menaikan sebelah alisnya, sambil mengintip apa yang ada di dalem paper bag itu tanpa menyentuhnya sama sekali, "Kue? aku lagi gak pengen, maaf." Dio hendak menutup pintu tapi di tahan oleh Kinan.

"Dio, ini aku sebenarnya kebelet banget dari tadi di lift, boleh masuk sebentar buat numpang toilet? Perutku sakit banget." Rengek Kinan dengan wajahnya yang ikut mendukung.

Dio melihat tidak ada kepalsuan yang di tunjukan dari Kinan, apa salahnya hanya memberikan kesempatan untuk menumpang ke toilet dan setelah itu Dio akan langsung menyuruh Kinan pergi.

"Kamu pakai toilet tamu." Ucap Dio menunjuk toilet yang ada di di ujung lorong antara kamar Dio dan Luna.

Kinan menurut saja, yang penting dia sudah bisa masuk ke dalam apartemennya.

Saat Kinan Sampai di toilet, wanita itu mempunyai ide untuk masuk ke dalam kamar Dio, dan berharap rencana dadakannya ini akan sukses besar.

"Dioooooooo ada kecoa!!!!!" Kinan berlari menghambur ke pelukan Dio.

"Lepas ! Gak usah peluk-peluk kayak gini!" Sentak Dio.

"Tapi aku takut, banyak banget kecoa nya. Perutku sakit..." sahut Kinan dengan nada lemahnya.

Dio membuang nafasnya kasar, tidak ada pilihan lain ... Selain menyuruhnya untuk menggunakan toilet pribadinya.

"Pakai di kamar Luna, jangan sentuh apapun!"

Kinan memanyunkan bibirnya, Sebel deh, susah banget buat masuk kamarnya. Batinnya.

"Eh .. Eh ... Jangan... Jangan, pakai yang di kamarku saja, ingat jangan berani-beraninya kamu sentuh apapun."

Nanti kamar mandi istriku bau. Ucap Dio dalam hati.

"Iya, bawel banget ... Udah ah aku sakit perut." Ucap Kinan yang langsung masuk ke kamar Dio.

Tak habis habisnya ide Kinan untuk lebih dekat bersama dengan Dio, Kinan bangga pada dirinya sendiri, karena dia bisa secerdik ini dalam waktu singkat bisa menciptakan ide yang menurutnya brilian.

15 menit kemudian, Dio resah menunggu di luar kamarnya, pria itu memutuskan untuk ke dapur dulu, karena masakannya sudah matang, Dio menyajikannya di atas meja makan untuk mempersingkat waktu sambi menunggu Kinan selesai.

"Diooooo !!!!!!!" Kinan berteriak dari dalam kamar Dio.

"Biarkan saja, muak juga sedari tadi mengurusi urusannya yang menjijikan itu." Gumam Dio sambil menata makanan untuk dia dan Luna.

"Diooooo Aaaaaa tolong."

"Ck ... kesalahan hari ini, membiarkan wanita itu masuk kedalam apartemen ku, Argh !!!!" Dio berjalan sambil mengepalkan kedua tangannya kesal, mau tidak mau dia harus menghampiri Kinan, dari pada harus mendengar wanita itu terus menerus berteriak.

Dio melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup, "Ada apa Kinan?" Ucap Dio dengan nada sedikit emosi.

"Sini masuk, tolongin aku, pintunya ga di kunci kok." Ucapnya sambil menangis palsu.

"Ck, j4lang! Gumam Dio, sambil membuka pintu kamar mandinya.

Dilihatnya posisi Kinan yang sedang duduk di lantai dengan tangan memegang sebelah kakinya, "Kenapa lagi ini?"

"Aku kepeleset Dio, kaki aku sakit banget, gendong."

"Apaan? Ga ada yang bengkak atau merah. Kamu bohong!"

"Aduhhhh aduhhh sakit banget Dio, aku ga bohong, ini kayaknya terkilir deh.

Luna mencium bau harum saat masuk ke dalam apartemen, wanita itu langsung menghampiri dapur, untuk melihat sumbernya langsung, "Waaahh bau harumnya dari masakan, Dio masakin aku nih pasti, makin hari kok makin baik aja manusia itu." Gumam Luna sambil tersenyum-senyum memandangi tampilan makanan yang lumayan menggiurkan di atas meja makan.

Luna berjalan perlahan, dia melihat paper bag kecil di atas meja dan langsung mengintip untuk melihat isinya karena baunya juga cukup harum menusuk hidung Luna yang lapar setelah pulang bekerja.

"Aaaaaaak ... Kue tart, Dio kok jadi sweet gini sih. eh tapi gak boleh luluh, hati Dio tidak bisa di miliki lagi oleh siapapun, tapi kalau makanannya boleh juga, kalau dia ngasih, aku gak akan nolak," Ucap Luna yang tertawa karena perkataannya sendiri.

Saat Luna akan memasuki kamar, dia berpapasan dengan Dio yang sedang menggendong Kinan, dengan kedua tangan wanita itu di kalungkan di leher Dio.

Luna terkejut bukan main, saat melihat pakaian minim yang di gunakan Kinan, apalagi adegan di hadapannya ini mereka saling menempel satu sama lain, hati Luna pernah hancur saat mendengar hati Dio adalah milik Mauryn, tapi kali ini Luna lebih hancur saat melihat adegan yang tidak pantas sedang berlangsung di hadapannya.

"Hai Lun." Ucap Kinan sambil tersenyum.

Jantung Dio berdegup kencang, ini sangat di luar perkiraannya, kenapa Luna harus melihat adegan ini, pasti istrinya itu langsung berfikiran yang tidak-tidak tentang apa yang sudah terjadi antara Dio dan Kinan.

"Lun," Hanya itu yang bisa Dio ucapkan, bibirnya seolah kelu untuk menjelaskan yang sebenernya terjadi.

"Hai Kinan, maaf menganggu aktivitas kalian, sungguh aku tidak sengaja, aku hanya berniat masuk ke dalam kamarku." Ucap Luna yang terlihat tegar, tapi dengan mata yang berkaca-kaca.

Tanpa menunggu jawaban, Luna langsung masuk ke dalam kamarnya, wanita itu menyandarkan tubuhnya di balik pintu, dia meraup dadanya yang tiba tiba terasa sesak karena shock melihat apa yang sudah dia lihat tadi. Air mata tak bisa di bendung lagi, tanpa sadar Luna menangis sampai terisak.

*Brengs3k, kemarin Dio menc!umku berarti karna hanya nafsu semata, buktinya saat ini dia bermesraan dengan Kinan. Cintanya memang untuk Mauryn, tapi hasratnya dia salurkan kepada siapa saja, menjijikan* !!!!!!

Dio menjatuhkan Kinan dengan kasar di sofa, tanpa berkata apapun Dio langsung menelpon seseorang di luar sana.

"Dio, sakit ... " Kinan terus merintih.

Sedangkan Dio pria itu seperti tidak sabar menunggu kedatangan seseorang, dan bel pun berbunyi.

Dio bergegas membuka kan pintunya, pria itu memanggil dua orang satpam untuk mengeksekusi Kinan yang sedari tadi menganggunya.

"Silahkan masuk pak," Ucap Dio yang langsung menuntun dua orang satpam untuk bertemu Kinan yang sedang berbaring di sofa.

"Pak tolong bawa dia ke basement, kakinya terkilir. Lalu panggilkan ambulance untuk membawanya ke rumah sakit." Ucap Dio sambil menyerahkan beberapa lembar uang pada kedua satpam itu.

Kedua satpam itu hendak membantu kinan berjalan dengan mengambil sebelah tangannya lalu di sangkutkan pada masing-masing leher satpam itu.

"Lepas, lepas, jangan sentuh saya!!!" Kinan reflek menjauh dan kakinya terlihat normal saat menghentakan ke lantai.

"Kamu bohong !!" Sentak Dio yang melihat kejanggalan kaki Kinan.

"Aaa-aku tadi beneran terkilir Dio, ini langsung sembuh pasti gara gara pak satpam ini nih, maksa maksa." Ucap Kinan dengan terbata bata.

"Pak, tolong usir wanita ini sekarang juga! Saya gak mau lihat wajah j4lang ini lagi!" Sikap arogan Dio langsung muncul ketika dirinya emosi, apalagi yang membuatnya emosi adalah Kinan.

"Diooo please jangan malu-maluin aku kayak gini," Teriak Kinan.

"BAWA PAK! KALIAN TUNGGU APALAGI? sentak Dio.

{{{**jangan lupa tinggalkan jejak Like, komen, follow, karena itu membuat author lebih rajin up lagi setiap harinya }}} 💜✨✨✨ Terimakasih**.