CERITA FIKSI
*****
Mulan Benji, seorang wanita dewasa berusia 28 tahun, yang berprofesi sebagai agen intelejen swasta.
Tiba-tiba kehilangan kesadaran, ketika sedang menjalankan misi sebagai sugar baby.
Ketika membuka matanya kembali, Mulan tidak tau harus menangis atau tertawa.
Karena jiwanya kini telah berada di tubuh seorang gadis berusia 18 tahun.
Yang ternyata sedang 'HAMIL'.
Apa yang akan di lakukan Mulan, dengan makhluk sebesar 'kacang polong' yang ada di dalam perutnya????
Yuk ikuti kisah Mulan...!!
*****
(ASLI) Karya @indah_sakabian, hanya di Noveltoon.
[Penulis sudah berusaha keras menuangkan imajinasinya menjadi sebuah tulisan.
Maaf bila nanti ada kesamaan nama tokoh, atau nama suatu tempat yang di gunakan dalam cerita ini.🙏]
Mohon dukungannya ya, kakak pembaca sekalian.😊🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Pukulan untuk Malik
Selama dua hari pengintaian, Malik tidak menemukan celah untuk mendekati si kecil Muhan. Karena tidak sembarang orang yang bisa keluar masuk rumah Mulan. Jadi, Malik memutuskan untuk memulai, saat si kecil Han berada di sekolahan.
Pagi ini, sudah lebih dari 30 menit, Malik menunggu di sebrang jalan, tepat di depan sekolahan Han kecil.
"Akhirnya datang juga." ucap malik, saat melihat mobil Mulan berhenti di depan gerbang sekolah.
Di depan gerbang sekolah. Ketika Han kecil turun dari mobil, sudah ada dua anak perempuan dan laki-laki yang menunggu kedatangannya.
"Tante Mulan." sapa keduanya setelah Mulan dan Han kecil mendekat.
"Hai Naka, Cecil, apa kalian menunggu Muhan?" tanya Mulan dengan ramah.
"Iya, Tante." jawab Naka dan Cecil bersamaan.
"Kalian baik sekali." puji Mulan, yang membuat kedua anak itu tersenyum senang bercampur malu.
"Mama, kami masuk dulu ya." ucap Han kecil, yang ingin cepat-cepat masuk kelas.
"Baiklah. Kalian yang akur ya.. Tidak boleh bertengkar."
"Baik mama/Tante.." jawab ketiga anak berusia lima tahun itu dengan gembira.
"Ingat Han kecil, nanti di jemput kakek Dar." ucap Mulan kembali mengingatkan Han kecil, kalau bukan dia yang menjemput siang nanti.
Hari ini dia akan meninjau lokasi pabrik tekstil lain, di kota Bandung. Jika cocok, dia akan kembali membeli pabrik tersebut.
"Em iya." jawab Han kecil dengan menganggukan kepalanya.
"Da da mama." ucap Han kecil, dengan melambaikan tangannya.
"Da da Tante Mulan." Naka dan Cecil juga ikut melambaikan tangan ke arah Mulan.
Kemudian mereka bertiga segera berlari memasuki halaman sekolah.
"Muhan, Naka, kenapa kalian berdua datangnya lama sekali?. Kalau begini kita tidak bisa mendapat meja paling depan." suara Cecil yang samar-samar masih terdengar.
Mulan masih tersenyum, menatap punggung mereka yang semakin menjauh.
"Apakah dia, anakku?" suara bariton seorang pria, tiba-tiba berada di dekat telinga dan mengagetkan Mulan.
"Deg"
"Brengsek." senyum di wajah Mulan langsung membeku, di gantikan dengan wajah suram tanpa ekspresi.
"Seharusnya dia tidak berada di sini, kan." Mulan mulai gelisah, karena pria brengsek ini sudah melihat si kecil Muhan.
"Bruk" tatapan keduanya bertemu.
Mulan menatap nyalang dan penuh rasa benci, pada sosok pria yang kehadirannya tak pernah di harapkan.
Sedangkan Malik, pria itu juga menatap dalam dan tajam ke dalam netra coklat Mulan. Berharap bisa menyelam ke dalamnya. Dia merasa kesal dan marah, pada wanita di hadapannya ini, juga pada dirinya sendiri.
"Kau ingin bersembunyi lagi?" tanya Malik penuh sarkasme.
Karena waktu itu Malik sudah mencari keberadaan Mulan.
Jika saja Mulan bisa di temukan tepat waktu, Malik akan bertanggung jawab dan menikahi Mulan meskipun tanpa restu. Namun sampai di hari pernikahannya, pencarian Mulan tak kunjung membuahkan hasil.
"Sepertinya pertanyaan itu lebih cocok, ditujukan untuk anda, tuan Malik Abraham." ucap Mulan dengan nada dingin dan penuh penekanan.
Sekarang siapa yang harus di katakan sembunyi. Mulan, dia masih berada di sekitar jakarta, yaitu di Bekasi. Sedangkan Malik, pria itu meninggalkan negara ini, setelah menikah, dan setelah apa yang di lakukan.
Dan bagaimana mungkin, Mulan yang waktu itu masih gadis polos, dan bahkan kehadirannya tidak pernah di inginkan. Tiba-tiba datang meminta pertanggung jawaban, pada pria yang tanggal pernikahannya dan calon istrinya sudah di tentukan.
"Ikut dengan ku." ucap Malik, yang tiba-tiba menarik tangan Mulan.
"Lepas." Mulan langsung mengibaskan tangannya, hingga genggaman tangan Malik terlepas.
"Apa itu tadi?, sejak kapan dia berani melawanku." Malik mengerutkan dahinya, dan menatap Mulan dengan tatapan tak percaya.
"Mungkin cengkeramanku kurang kuat." pikirnya saat mengingat, dengan mudahnya Mulan melepaskan genggaman tangannya.
"Kita harus bicara." ucap Malik menahan emosinya. Kali ini dia ingin berbicara secara baik-baik.
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan. Dan anda tidak perlu lagi datang ke sini !!" ucap Mulan dengan geram. Kemudian berbalik, ingin segera memasuki mobilnya.
"Ada banyak yang harus kita bicarakan, Mulan!!" ucap Malik dengan nada sedikit meninggi, ketika melihat Mulan akan membuka pintu mobilnya.
"Aku akan membawa anakku." lanjut Malik, yang berhasil memancing amarah Mulan.
Dengan tangan terkepal, Mulan berbalik dan berjalan mendekati Malik.
"Ayo kita bicara baik-baik." ucap Malik dengan tersenyum, karena mengira Mulan menerima tawarannya.
"BUG BUG"
Ketika sampai di hadapan Malik, dan berada di posisi yang pas, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mulan langsung melayangkan dua pukulan. Menggunakan tangan kanan dan kirinya, secara bergantian, yang tepat mengenai ulu hati Malik.
"UGH..." Wajah Malik yang tadinya penuh senyuman, kini telah di gantikan dengan ringisan kesakitan.
Malik tidak pernah menyangka, dirinya akan kecolongan, dan mendapatkan serangan tiba-tiba, dari wanita yang dulu pernah hidup satu atap dengannya.
"DUKKK"
"AKH..."
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Ketika Malik sedikit menunduk sambil memegangi bagian perutnya. Mulan kembali menendang tulang kering, sebelah kanan kaki Malik, dengan sekuat tenaga.
"Rasakan!!" seringai kecil muncul di sudut bibir Mulan, ketika melihat Malik menahan kesakitan.
"Awas kau..uu!!" Malik menggertakan gigi gerahamnya untuk menahan rasa sakit.
"Ingat. Itu anakku. Hanya anakku. Jangan pernah berkeinginan untuk membawanya pergi dariku." ucap Mulan penuh penekanan di setiap kata-katanya. Kemudian meninggalkan Malik yang masih kesakitan.
"Tapi aku yang telah bekerja keras, membuatnya." ucap Malik yang hanya mampu di ucapkan dalam hati.
"BRAKKK"
Mulan menutup pintu mobil cukup kencang. Dengan harapan bisa membuat Malik terkejut, hingga jantungan.
"BBRRRUUUMMM...."
Mulan meninggalkan area sekolah, dengan perasaan sedikit cemas.
"Mu lan..!!" Malik mengeram marah, dia terus menatap mobil Mulan, dengan tatapan yang sulit di artikan.
...----------------...
Terimakasih atas dukungan dan hadiah-hadiah, dari kaka-kaka pembaca semuanyaaa. 🙏🙏😊😊
🤣🤣🤣
jangan marah thor, saya marah kat nyonya Abraham