"Kamu berjanji tidak akan menyentuh aku! Kenapa kamu merenggut kesucian ku?"
"Apakah kamu benar-benar masih suci?"
Aurora dianugerahi kecantikan yang luar biasa, sebagai seorang wanita malam, dia menikmati rayuan dari berbagai lelaki, tapi hanya melayani lelaki yang amat kaya.
Namun Aurora memiliki rahasia besar, yaitu hingga sekarang dia tetap perawan.
Aurora menerima tawaran Rayyan untuk menjadi istri kontrak tanpa berhubungan fisik, namun rahasia Aurora hampir ketahuan oleh lelaki tersebut.
Tatapan Rayyan padanya semakin lama semakin panas... Membakar hatinya...
Bagaimana Aurora melanjutkan hubungan suami-istrinya dengan suami palsunya? Dan bagaimana dia mempertahankan keperawanannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Ganas Juga
Karena malas berjalan memutari ranjang yang besar itu, Aurora mengambil bantal dari sebelah Rayyan berbaring. Namun karena bantal itu agak jauh....
"Akkhh!"tanpa sengaja, Aurora malah jatuh menimpa Rayyan.
"Apa kamu ingin menggodaku?"tanya Rayyan yang ternyata belum tidur.
"Dih, najis menggoda papan datar, es balok, bunglon seperti kamu,"ucap Aurora berusaha bangkit.
"Akkh!"Pekik Aurora saat tiba-tiba Rayyan membalikkan tubuhnya hingga posisi Aurora saat ini ada di bawah kungkungan Rayyan,"Mau.. mau apa kamu? Minggir!"bentak Aurora nampak ketakutan,"𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙪 𝙠𝙚𝙨𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣 𝙠𝙪 𝙙𝙞 𝙧𝙚𝙣𝙜𝙜𝙪𝙩 𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙥𝙧𝙞𝙖 𝙗𝙧𝙚𝙣𝙜𝙨𝙚𝙚𝙠 𝙞𝙣𝙞,"gumam Aurora dalam hati.
Gadis itu berusaha mendorong tubuh Rayyan agar dirinya bisa lepas dari kungkungan Rayyan. Namun, walaupun sudah dengan sekuat tenaga mencoba mendorong Rayyan, pria itu tetap bergeming di tempatnya.
"Kamu bilang aku apa tadi?"tanya Rayyan dengan suara berat. Menatap tajam gadis di bawah kungkungannya.
Tidak bisa di pungkiri, sejak pertama kali bertemu dengan Aurora, Rayyan selalu penasaran dengan Aurora. Wajah cantik, body aduhai, lelaki mana yang tidak tergoda? Di tambah lagi, Rayyan juga bukan pria alim yang tidak pernah melakukan hubungan intim dengan lawan jenis. Rayyan pernah melakukannya dengan mantan pacarnya dulu, walaupun hanya beberapa kali selama tiga tahun berpacaran. Semenjak putus dari pacarnya, Rayyan tidak pernah dekat lagi dengan wanita manapun.
"Tidak bilang apa-apa! Cepat menyingkir! Dalam perjanjian kita sudah dicantumkan, tidak ada sentuhan fisik, kecuali untuk akting di depan orang lain. Cepat minggir!"bentak Aurora menatap tajam Rayyan.
"Bagaimana jika aku tidak mau?"tanya Rayyan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Aurora.
"Maka..."Aurora menggantung kata-katanya, lalu mengangkat kepalanya mendekati leher Rayyan.
"Argkhh..! Dasar gadis liar!"umpat Rayyan yang lehernya di gigit oleh Aurora.
Dengan cepat Aurora mendorong tubuh Rayyan dan langsung bangkit dari tempatnya berbaring. Mengambil bantal dan selimut, meninggalkan Rayyan yang meringis menahan sakit di lehernya.
"Rasain! Dasar mesum!"umpat Aurora lalu berlalu menuju sofa,"Jangan macam-macam dengan ku, atau aku akan menendang telur mu itu sampai pecah!"ancam Aurora.
Gadis itu menggulung tubuhnya dengan selimut, lalu berbaring di atas sofa membelakangi Rayyan. Sedangkan Rayyan hanya bisa mendengus kesal.
Keesokan harinya, Rayyan, Aurora dan Naima sarapan bersama. Seperti semalam, Rayyan menunjukkan kemesraannya bersama Aurora di depan Naima.
"Sayang, nanti berangkat bareng aku, ya? Aku antar ke toko kue,"ucap Rayyan seraya meletakkan lauk di atas piring Aurora.
"Hum,"sahut Aurora tersenyum manis. Tepatnya senyum yang dibuat manis.
"Ke toko kue?"tanya Naima.
"Ya, Aurora wanita yang mandiri. Dia memiliki toko kue dan kafe yang dikelolanya sendiri,"sahut Rayyan.
"Paling juga toko kue dan kafe kecil,"sahut Naima terdengar sinis.
"𝙄𝙣𝙞 𝙢𝙪𝙡𝙪𝙩 𝙚𝙢𝙖𝙠-𝙚𝙢𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙞𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙪𝙢𝙪𝙧𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙪𝙢𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙞𝙗𝙪𝙠𝙪, 𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠 𝙪𝙡𝙚𝙠 𝙞𝙣 𝙘𝙖𝙗𝙚 𝙨𝙚𝙩𝙖𝙣, 𝙣𝙞𝙝, 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜,"gumam Aurora dalam hati.
"Toko kue dan kafe Aurora cukup besar, ma. Dan yang pastinya, di usia semuda ini, dia bisa berusaha dengan mengandalkan dirinya sendiri. Tidak seperti menantu idaman mama si Natalie itu. Perempuan itu tidak bisa apa-apa. Kerjanya hanya menghambur-hamburkan uang orang tuanya,"sahut Rayyan benar adanya.
"Dia itu lulusan luar negeri, Ray. Dia pintar, kok. Cuma belum minat aja ikut mengelola perusahaan papanya,"sahut Naima membela Natalie.
"Buat apa punya ilmu kalau nggak dipakai,"sahut Rayyan.
"Tapi minggu depan, dia akan membuka sebuah butik yang besar dan akan dikelolanya sendiri,"sahut Naima yang tidak terima Natalie di dijelek-jelekkan,"Memangnya lulusan apa istri kamu ini?"tanya Naima memandang rendah pada Aurora.
"Saya hanya lulusan SMA,"sahut Aurora tanpa malu sama sekali.
"Cih, cuma lulusan SMA. Benar-benar tidak berkelas,"sahut Naima mencibir.
"Berhentilah menghina Aurora, ma! Atau aku akan benar-benar pergi dari rumah ini,"ucap Rayyan terlihat kesal,"Ayo, sayang, kita berangkat! Aku sudah tidak nafsu makan lagi,"ucap Rayyan mengajak pergi Aurora. Sudah muak rasanya mendengar semua kata-kata mamanya.
Natalie memang anak orang kaya lulusan luar negeri. Tapi manja dan kerjaan gadis itu hanya menghambur-hamburkan uang orang tuanya. Lagi pula, urusan cinta itu bukan urusan uang, tapi urusan hati bukan?
Rayyan mengantarkan Aurora ke toko kuenya, setelah itu melajukan mobilnya menuju kantornya. Sedangkan Aurora kembali sibuk dengan toko kue nya.
Andi mengulum senyum saat melihat bekas gigitan di leher Rayyan,"Tuan, nyonya ganas juga, ya? Leher Tuan sampai diberi cap seperti itu,"ucap Andi kemudian terkekeh.
"Diam! Atau kamu ingin lembur lagi malam ini?"ancam Rayyan dengan suara dingin.
"Tidak, Tuan. Saya mau tidur malam ini,"sahut Andi.
Aurora menghela napas saat ada panggilan masuk dari Mami. Wanita paruh baya yang pekerjaannya menjajakan kupu-kupu malam.
"Halo, Mi!"sahut Aurora setelah menggeser ikon berwarna hijau dan menempelkan benda pipih itu di telinganya.
"Halo Kenanga! Kapan balik kerja lagi? Para pelanggan mencari kamu,"ujar Mami.
"Mi, aku berhenti. Sesuai perjanjian kita dulu, aku boleh berhenti kapan saja. Mami ingat, 'kan?"tanya Aurora mengingatkan.
"Ya ampun kenangan, kamu sekarang ini lagi laris-larisnya, loh. Sayang kalau berhenti sekarang. Para pelanggan bersedia menaikkan harga jika kamu mau. Tinggal sebutkan saja, berapa mau kamu, pasti mereka setuju,"bujuk Mami.
"Maaf, Mi, aku tidak bisa. Lagi pula, saat ini aku sedang kurang enak badan,"ucap Aurora memberi alasan.
"Ya sudah, nanti kalau sudah sehat, kamu pikirkan lagi. Pekerjaan kamu itu paling ringan dari yang lain, loh, Kenanga. Kamu tinggal membuka paha terus dapat pulus banyak. Nggak nemenin minum atau apapun. Begitu ketemu langsung masuk kamar, pelanggan puas, kamu bisa langsung pergi. Kalau anak-anak Mami yang lain, satu malam cuma bisa menemani satu pelanggan. Tapi kamu bisa dapet tiga pelanggan dalam semalam. Sayang kalau berhenti. Gaji kamu semalam ngalahin gajinya presiden yang satu bulan pusing mikirin negara dan rakyat, loh, Kenanga,"ujar Mami dengan bujuk rayunya.
"Nanti lah, Mi. Ini benar-benar lagi nggak enak badan,"sahut Aurora.
"Ya, sudah dulu. Nanti kalau sehat, hubungi Mami, ya!"pinta Mami.
"Iya, Mi,"sahut Aurora menghela napas panjang,"Si Sumi memang benar-benar maniak gila,"gumam Aurora membuang napas kasar.
Aurora ingat benar, selama bekerja bersama Sumi, sering kali mereka menerima dua pelanggan dalam semalam, bahkan pernah menerima tiga pelanggan dalam semalam. Aurora benar-benar geleng-geleng kepala dengan kelakuan Sumi. Sepertinya pekerjaan yang selama satu tahun mereka lakoni bukanlah sekedar untuk mencari cuan, tapi sarana Sumi untuk memenuhi kebutuhan biologisnya yang hiper. Jangan tanya bagaimana tercemarnya telinga Aurora selama menjadi teman setia Sumi dalam melayani pelanggan.
Setiap kali kurang puas dengan pelayanan satu pelanggan, Sumi selalu meminta Aurora untuk mencari pelanggan lagi. Dan ujung-ujungnya, mereka pernah beberapa kali menerima tiga pelanggan dalam satu malam. Semua pelanggan yang datang pada mereka selalu dibuat Sumi mati gaya, karena kehabisan tenaga. Tidak ada yang tidak puas dengan pelayanan Sumi di atas ranjang. Karena itulah, dalam waktu singkat, Aurora dan Sumi mempunyai banyak pelanggan dan bisa mendapatkan banyak uang.
Saat sore hari, Aurora pun kembali ke rumah Rayyan yang bak istana. Naima nampak melengos saat melihat Aurora pulang.
"Mau melengos ya bodo amat lah. Toh aku juga cuma istri kontrak,"gumam Aurora saat melihat Naima yang melengos dan langsung pergi saat melihatnya.
Aurora berendam di dalam bathtub untuk menghilangkan rasa lelahnya. Gadis itu memejamkan matanya untuk merilekskan tubuhnya. Hingga....
"Ceklek"
"Akkh!
...🌸❤️🌸...
.
.
To be continued