MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

Dewa membuang nafas berat. Dalam hati nya membatin, jika dia tau akhirnya akan begini, dewa pasti akan berusaha mati matian untuk menolak pulang meski harus babak belur di hajar para bodyguard. Dari pada harus menjalani pertunangan yang calon nya saja dia tak tau siapa...

Namun kini terlihat dari kejauhan, aunty chacha dan salah seorang gadis yang bersama nya memisahkan diri dan berjalan menuju meja di mana uncle diki berada.

Kini sampailah mami nya dengan seseorang yang entah siapa sudah berdiri sejajar dengan dewa dan papi bima..

"Apa kau tak mengenalku ??" bisik gadis itu yang kini berdiri di samping dewa.

Dewa berpura pura tak mendengar bahkan pria itu tak menoleh sedikit pun. Tak ada niat sedikit pun dalam hati nya untuk mengkhianati abigail..

Gadis itu pun tersenyum kecut, lalu kembali menatap lurus ke depan..

"Mungkin sebagian dari kalian ada yang sudah tau siapa gadis cantik ini.. Ya, Dia adalah Alicia, putri bungsu dari sahabat baik ku dan juga istri ku, Diki dan Chacha.."

Dewa reflek menoleh ke arah gadis di samping nya. Menelisik dengan perasaan tidak percaya bahwa gadis ingusan yang selalu mengganggu nya dulu sudah bermetamorfosis menjadi gadis dewasa yang cantik dan anggun.

Ya. Dewa akui, meski tidak berdandan warna warni dan berpakaian heboh, Alicia tetap terlihat cantik dan elegan...

Bahkan gaun yang melekat di tubuh ramping itu pun tak seterbuka gadis lain yang bersama aunty chacha tadi..

"Haishh! Kenapa gue harus di jodohin sama elo, sih ? Bocah!!" rutuk dewa dengan suara kecil namun jelas terdengar oleh Alicia, sementara respon gadis itu hanya mengedikan kedua bahu nya dengan tanpa menoleh sedikit pun pada pria jangkung di samping nya..

"Heh!! Kalau pun gue terpaksa harus tunangan kaya gini, kenapa nggak sama kakak lo aja, si Al itu, hah ? Kenapa harus sama lo ??" Lagi lagi dewa terus memprovokasi Alicia, membuat cia, begitu dia biasa di panggil menjadi geram juga.

"Berisik, Kak!! Lagian percuma kamu protes sama aku, noh protes sama papi mami mu yang memohon pada ku untuk menjadi istri mu!!"

"APA ? papi dan mami sampai memohon sama dia agar mau menjadi istri ku!! Tidak!! Ini tidak mungkin! Pasti sebaliknya, dia lah yang memohon agar aku mau menerima nya!!"

Mereka berdebat sampai tak menyadari proses pertunangan mereka sudah sampai tahap akan tukar cincin. Bahkan dewa pun tak menyadari uncle diki dan aunty chacha selaku orang tua Aliciaa sudah berada di sisi sang putri bungsu..

Para orang tua saling memberikan cincin pada putra putri mereka yang mana kedua nya akan saling memasangkan cincin tersebut di jari manis pasangan..

Lagi lagi dengan perasaan terpaksa dewa menyematkan cincin berlian itu di jari mungil Alicia..

"Ayo cepat ulurkan tangan mu!! Kasihan cia sudah menunggu.." bisik mami luna gemas karena sang putra tak juga mau mengulurkan tangan nya..

Tiba tiba tangan dewa di tarik paksa,

Dewa nampak terkejut melihat cincin sudah terpasang sempurna di jari nya. Pria itu melihat pada pelaku yang berani menarik paksa tangan nya di depan banyak orang...

Alicia, ya, gadis itu berani sekali membuat dewa menjadi bahan tertawaan sekarang. Sementara sang pelaku yang kini di tatap dengan tajam oleh dewa seolah tak gentar sama sekali. Dia bahkan ikut tertawa seakan kejadian itu lucu, padahal bagi dewa tidak sama sekali..

Proses pertunangan yang super singkat itu pun telah usai. Satu persatu tamu yang hadir mulai menikmati hidangan yang sudah tersedia setelah mengucapkan selamat pada keluarga papi bima dan uncle diki.

***

Sementara itu di ruangan private di dalam villa tersebut sedang terjadi ketegangan antara dewa dan kedua orang tua nya. Selepas acara inti dari pertunangan nya usai, dewa langsung meminta penjelasan pada papi bima dan mami luna...

"Pokoknya dewa nggak mau melanjutkan sampai ke jenjang pernikahan!!" Setelah panjang lebar berdebat, Dewa masih saja protes dan malah semakin membuat papi bima dan mami luna hampir hilang kesabaran..

"Mi, Pi.. Jawab dewa jangan diam aja kaya gini!!"

Mami dan Papi nya hanya diam karena sudah lelah menjawab semua kalimat bernada protes dari putra mereka..

"Lagian kenapa harus bocah ingusan itu, sih, mi--pi ? Kalau pun memang mau jodohin dewa, kenapa nggak sama Al aja ? Dia terlihat jauh lebih dewasa di bandingkan bocah ingusan itu.."

Saat papi bima akan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan itu, tangan nya langsung di tahan oleh sang istri, membuat pria yang masih bugar di usia nya itu kembali merapatkan bibir..

"Usia Alshiva memang lebih tua 4 tahun dari Alicia, tapi kamu harus tau dewa, Cia itu jauh lebih dewasa di banding Al. Nanti kamu akan tau saat kalian sudah hidup bersama.."

Dewa menggeleng dengan tatapan sendu dan mengiba, berharap rencana pernikahan yang akan di adakan satu minggu lagi itu masih bisa di batalkan.

"Nggak, mi.. Dewa nggak mau menikah dengan Cia atau perempuan mana pun selain dengan Abigail! Berhenti menjodohkan dewa, mi. Dewa mohon..."

"Baiklah! Kalau kamu tidak mau melanjutkan perjodohan ini. Tidak masalah!!" Ucap mami luna yang langsung membuat senyuman kembali terbit di bibir pria itu..

"Beneran, mi ?" Saking bahagia nya dewa langsung menghampiri mami nya, kemudian memeluk mami luna dengan erat..

"Sudah ?" tanya mami luna membuat dewa mengernyitkan dahi nya ketika pelukan itu mulai merenggang..

"Sudah peluknya ?" pertanyaan itu kembali di ulang mami luna..

"Apa maksud mami ?" Dewa mengumpulkan keberanian untuk bertanya.

Mami luna kemudian berjalan menjauh dari putra nya.. "Jika kamu tidak mau melanjutkan perjodohan ini, pelukan tadi adalah pelukan terakhir kita. Mami harap kamu tidak akan menyesal!!"

Dewa menggeleng cepat lalu meraih kedua tangan mami nya "Mi, percayalah mi.. Abigail itu wanita baik baik.. Dewa bisa jamin itu!!"

Mami luna menaikkan satu sudut bibirnya, menampilkan senyuman yang mengejek.. "Apa karena kau sudah tidur dengan nya hingga kau sampai berusaha mati matian membela wanita itu, hem ?" mami luna menepis kasar tangan dewa, kemudian kedua tangan nya dia lipat di depan dada

"Demi Tuhan, mi.. Dewa dan Abigail tidak pernah melakukan hal yang mami tuduhkan.."

"Ya. Tapi kau sudah mencicipi tubuh bagian atas nya, kan ? Mana ada wanita baik baik seperti itu. Buka mata mu, DEWA!!" sahut mami luna lagi dengan penuh penekanan di akhir kalimat nya

Dewa terdiam mencoba mencerna setiap kata yang mami nya ucapkan. Ya. Terus terang, memang dewa sering meny*su pada abigail, tapi hanya sebatas itu saja, tidak lebih. Sampai detik ini Dewa merasa masih bisa mengontrol hasrat kelelakian nya tersebut meski pun dia harus berusaha mati matian menyalurkan keinginan itu sendirian di dalam kamar mandi.

Menurut dewa, alasan abigail berani memberikan nya kenikmatan itu karena mereka pernah membicarakan soal pernikahan, serta atas asas saling percaya di antara mereka hingga membuat abigail memperbolehkan dewa untuk mencicipi kedua gunung kembar nya selama ini...

"Kau terlalu lama menutup mata dan hati mu. Mami dan papi sudah tau sejak awal siapa wanita itu, karena tidak sulit bagi papi mu mencari tau siapa dia. Kau itu bagai kerbau yang di cucuk hidung nya. Selalu saja menurut padanya.." Mami luna menghembuskan nafas lelah, untuk beberapa saat suasana hening begitu terasa..

"Sekarang mami tanya padamu, sejak kau bersama nya apa pernah kau merayakan lagi ulang tahun mami, papi atau adik mu, hum ? Apa pernah kau ingat untuk pulang dan merayakan hari raya bersama keluarga mu ini, hem ? Kami sudah cukup bersabar 5 tahun ini padamu, dan jangan harap mami akan mengurungkan niat untuk menjodohkan mu!!" Panjang lebar mami luna berkata dengan suara yang bergetar..

Dewa tersentak kaget, dia yang sejati nya adalah anak yang penurut langsung diam seribu bahasa ketika melihat bias kaca di kedua netra sang mami. Sebegitu salah kah hubungan nya dengan abigail hingga membuat nya menyakiti pemegang kunci surga nya. Ada rasa sesak yang tiba tiba menghimpit dada nya.

"Sekarang kau pilih, menerima perjodohan ini atau kembali pada wanita itu dengan konsekuensi kau akan kehilangan mami dan seluruh keluarga besar kita!!"

"Mi, kenapa sih selalu itu saja yang mami katakan kalau dewa tak mau menurut ? Dewa itu bukan anak kecil lagi, mi! Dewa bisa menentukan pilihan hidup dewa sendiri!!" tanpa sadar dewa berbicara dengan nada tinggi pada mami luna..

Plak!

Detik berikut nya, papi bima kembali mendaratkan pukulan yang cukup keras di kepala belakang sang putra, dan itu untuk yang kedua kali di hari ini.

"Berani kau meneriaki istri ku, hah ??" Sentak Papi bima tak terima wanita nya di perlakukan tidak baik meski itu oleh putra nya sendiri, tak di sangka papi bima sampai menarik kerah baju dewa seperti hendak mengajak putra nya sendiri untuk berduel..

Mami luna memegang kedua lengan suami nya, dan dengan sedikit paksaan cengkraman tangan papi bima sudah lepas dari kerah baju dewa.

"Kalau begitu tolong buktikan pada ku bahwa abi itu bukan wanita baik baik seperti kata mami. Jika terbukti, maka dengan senang hati dewa akan melanjutkan perjodohan ini!!" dewa merendahkan suara nya, ini adalah usaha terakhir nya, semoga saja apa yang di katakan mami dan papi nya soal abigail tidaklah benar..

"Dan meninggalkan wanita itu ??" tantang mami luna sambil melipat tangan di depan dada..

"Ya, dewa akan meninggalkan abigail!!" jawab dewa dengan penuh percaya diri. Dewa yakin abi tak seperti yang mami nya katakan. Di mata nya abigail adalah wanita baik baik..

Betapa bodoh nya pria itu, betapa cinta telah membutakan mata hati nya, padahal beberapa jam lalu seseorang telah mengirim foto sang kekasih tengah berada di balik selimut yang sama dengan seorang pria. Bahkan keaslian foto tersebut pun sudah di buktikan keaslian nya. Namun dia masih saja tak percaya...

Mami luna tersenyum sinis seraya menganggukkan kepala pelan, "Baik. Mami pegang janji mu!!" ucap nya singkat yang kemudian beralih menatap sang suami..

"Sepertinya ini sudah waktu nya kamu menunjukkan bukti bukti itu, sayang. Perlihatkan lah pada putra mu siapa sebenarnya wanita yang sangat di cintai nya itu.." kata mami luna yang langsung mendapat anggukan kepala dari sang suami.

Setelah itu Mami luna pun beranjak dari tempat nya kemudian berjalan menuju pintu keluar meninggalkan suami dan sang putra sulung, membiarkan mereka hanya berdua di dalam ruangan tersebut. Karena Perdebatan sengit itu membuat tenggorokan nya jadi kering.

🍂

Jangan lupa Like, Komentar dan Vote nya ya gaess..

Bintang 5 nya juga, please 🥺, biar otor semakin semangat menulis nya 🙏🙏🙏

Semoga dengan Like, Vote dan Bintang 5 yang kalian kirim, karya otor ini bisa masuk jadi karya yang di Rekomendasikan Editor 🙏.. Aamiin 💜

🍂

Jangan lupa juga buat mampir di karya otor yang lain... 👇👇👇