Gloomy Wedding
Brak!!
Sudah menjadi rutinitas setiap pelayan yang berada di rumah megah dan mewah itu mendengar kegaduhan di pagi - pagi seperti ini.
Plak!!
"Dasar Bodoh!"
Mereka semua meringis saat melihat tubuh wanita mungil yang berstatus Nyonya mereka terhempas ke atas lantai, setelah mendapatkan sebuah tamparan keras pada pipi sebelah kirinya. Hingga membuat ujung bibirnya robek dan mengeluarkan darah segar.
Pria yang berstatus sebagai Tuan mereka berjalan mendekati wanita yang meringis kesakitan di atas lantai, lalu menjambak rambutnya kuat - kuat. Menginjak buku - buku jarinya menggunakan sepatu Pantofel yang dia gunakan.
"Ahh..! Sa-sakit.. "
"Bisa - bisanya wanita bodoh seperti mu menghancurkan hidupku!"
Brak!
Kepala wanita tak berdosa itu di benturkan dengan keras ke lantai, hingga darah segar kembali menetes dari kening mulusnya.
"Bella! "
Seorang wanita paruh baya menjerit keras dan langsung mendekati putrinya yang sudah terlihat mengenaskan karena ulah suaminya sendiri.
"Bella! Anakku! "
Mama Rea memeluk tubuh putrinya yang sudah lemas dengan wajah yang berlumuran darah. Dia menangis merasakan sakit di dadanya saat melihat keadaan putri tercintanya. Wanita paruh baya itu menatap wajah pria yang telah membuat putrinya menjadi seperti ini dengan tajam dan kedua mata memerah.
"Lebih baik kau penjarakan saja putriku dari pada harusnya menyiksanya! Kau benar - benar tak bisa menerima takdir! Bukan mau Putriku juga mengalami semua hal itu! Kau pria iblis! "
"Ma.." Bella menghentikan Ibunya yang terlihat sudah tersulut emosi.
Mendengar hal itu, sang pria itu hanya terkekeh lalu tertawa.
"Putrimu sudah membuat Kekasihku Koma! Dia juga sudah membuat Kekasihku tak akan bisa mempunyai seorang anak! Tidak mungkin aku akan membiarkan dia bebas begitu saja. " Jawab pria itu Sarkas.
"Itu adalah karma untuknya! "
"DIAM! "
Barra Allister. Pria itu berteriak begitu kencang hingga ruangan itu menggema. Dia tak terima ada yang mengatai kekasihnya seperti itu. Baginya, kekasihnya adalah wanita paling sempurna yang pernah dia miliki.
"Tau apa kau soal Jovita, hah?! Berani sekali kau mengatakan hal itu tentangnya! "
"Aku ad—"
"Ma, cukup! Berhenti, sudah.. "
Bella menghentikan Ibunya. Jangan sampai Barra semakin tersulut emosi dan melukai Ibunya.
"Dasar dua wanita sialan! Kalian benar - benar pembawa sial di dalam hidupku! Lihat saja Nyonya Merinda, suatu saat nanti.. Kau akan melihat dengan jelas jasad anakmu di depan wajahmu sendiri!" Setelah mengatakan hal itu, Barra langsung pergi dari sana tanpa memperdulikan lagi mereka.
Bella tersentak mendengar hal itu. Tubuhnya bergetar hebat. Air mata mulai menetes dari pelupuk matanya.
"Bella! Kamu bisa berdiri? Kita obati dulu lukamu sayang. " Mama Rea menatap wajah putrinya dan mengusap darah yang masih menetes dari wajahnya. Lalu kembali mengusap air mata yang menetes dari Pelupuk matanya.
"Ma.. Aku tidak mau ini terjadi.. Aku tidak mau.. "
Bella menangis tersedu - sedu di dalam pelukan ibunya. Ini semua bukan kemauannya. Ini adalah sebuah kecelakaan. Jika dia tau hal ini akan terjadi, dia pasti akan menghindarinya.
"Sayang, ayo kita obati dulu luka mu. " Ucap Mama Rea kembali.
Namun Bella menggeleng. "Nanti juga akan seperti ini lagi, Ma. "Jawab Bella pelan membuat Mama Rea semakin terisak.
Wanita paruh baya itu membantu putrinya seorang diri untuk bangun dan berjalan ke arah kamar nya. Tidak, lebih tepatnya kamar pelayan. Bahkan kamar pelayan lebih layak dari pada kamar yang mereka tempati.
Walaupun kasihan, tak ada yang berani membantu mereka. Karena Barra sudah memperingatkan mereka untuk tidak pernah sekalipun membantu Bella atau pun ibunya. Jika ada yang berani melakukan hal itu, maka dia akan di pecat.
Setelah sampai di kamar, Mama Rea langsung mengobati luka yang Bella miliki dengan tangan gemetarnya.
Bukan sekali dua kali dia melakukan hal ini. Tapi sudah berbulan - bulan. Putrinya di siksa begitu kejam sejak pertamakali mereka datang kemari, bahkan pria itu tega merenggut kesucian putrinya hanya untuk sebuah balas dendam.
Bella terpaksa menikah dengan Barra karena sebuah insiden kecelakaan yang membuat Kekasih pria itu mengalami koma dan rahimnya harus di angkat.
Barra memberi pilihan antara penjara atau menikah. Karena waktu itu pikiran Mama Rea tengah kalang kabut, tanpa berpikir panjang dia langsung memilih sebuah pernikahan. Dia tak tau jika putrinya akan di siksa hingga seperti ini. Hal ini membuat dia begitu menyesali pilihannya dan sudah berkali - kali meminta Barra untuk menceraikan Bella lalu memasukkannya ke dalam penjara. Setidaknya penjara lebih baik dari pada harus melihat setiap saat putrinya di siksa.
"Maafin Mama Bella. Mama bener - bener minta maaf. "
Mama Rea mengusap wajah Bella yang baru selesai dia obati. Mendengar itu, Bella hanya tersenyum dan memeluk tubuh Mamanya.
"Bella, apa tidak sebaiknya kita beritahu saja yang sebenarnya pada Barra? " Ucap Mama Rea tiba - tiba.
Bella menggeleng. "Tidak perlu Ma. Sudah terlambat. Dia berpikir seperti itu, biarkan dia berpikir seperti itu selamanya. Lagi pula, aku tidak mau di kejar oleh pria seperti dia. " Jawab Bella.
"Tapi sayang, Mama tak bisa liat kamu di siksa terus Sama dia! Kamu yang nolongin dia tapi Perempuan itu yang dapat enaknya! Mama gak terima! "
"Ma, mereka sudah bersama selama 2 tahun. Bisa saja Barra memang sudah benar - benar mencintai Jovita. "
"Tapi Mama Tak yakin dia bisa setia! Sekaya kayanya Barra, Mama Yakin wanita itu akan tetap mencari pria kaya lain! Kamu jangan lupa dia seperti apa! "
Bella tak menjawab lagi. Wanita itu lebih memilih membaringkan tubuhnya karena rasa sakit yang dia rasakan di sekujur tubuhnya. Melihat hal itu, rasa bersalah Mama Rea semakin kuat. Dia mendekati putrinya dan mencium keningnya dengan lembut.
"Maafin Mama, sayang. " Lirihnya.
**
Benar apa yang Bella katakan. Walaupun dia di obati, luka baru akan tetap muncul di tubuhnya.
Saat masih tidur, tubuh Bella tiba - tiba saja di tarik oleh seseorang dengan kasar lalu membawanya menuju kamar milik pria itu.
"Lepaskan putriku! Jangan sentuh dia! " Mama Rea mencegah Barra membawa putrinya pergi sembari menarik tangan pria itu.
"Dia istriku! Jadi aku berhak melakukan apapun padanya! " Jawab Barra lalu menghempaskan tubuh Mama Rea dengan kuat ke atas lantai.
"Bella! "
"Sepertinya akan menyenangkan jika Ibumu melihat kita secara langsung. " Ujar pria itu tiba - tiba membuat Bella semakin panik dan ketakutan.
Wanita itu menggeleng."Tidak! Jangan lakukan itu! Aku mohon! Ibu ku tidak bersalah, jadi jangan lakukan hal itu padanya! " Mohon Bella dengan tubuh bergetar.
Barra kembali menyeret tubuh Bella untuk masuk ke dalam kamarnya, tanpa memperdulikan teriakan Mama Rea.
Walaupun dia membenci Bella, dia tetap akan melahap wanita itu juga. Dia tidak pernah memakai pengaman dan tidak pernah menyuruh Bella untuk meminum Pil Kontrasepsi. Karena dia sudah berencana membuat Bella hamil lalu membunuhnya bersamaan dengan anak yang tengah dia kandung.
Bahkan pria itu tak pernah tidak bermain kasar. Jika dia tidak puas dengan layanan yang di berikan Bella, maka pria itu tak segan memukul, dan mencambuk tubuhnya dengan Sabuk kulit yang pria itu pakai lalu setelah puas maka dia akan mengusir Bella dari kamarnya tanpa memperdulikan rasa sakit yang wanita itu rasakan.
Memang kejam. Karena Barra berpikir Bella adalah orang yang sudah membuat hidupnya hancur. Mengalami kecelakaan hingga kekasihnya Mengalami Koma dan sampai saat ini masih belum bangun. Lalu lebih parahnya lagi kekasihnya tak akan pernah bisa mengandung.
Itu lah sebabnya kenapa Barra ingin melakukan itu semua pada Bella. Karena dia ingin balas Dendam atas semua hal yang terjadi pada Kekasihnya.
***
Haloo haloo, selamat datang di cerita pertama otorr😁🤗
Ini adalah cerita pertama yang aku buat di NovelToon. Ketikannya masih acak - acakan dan juga bahasanya mungkin masih ada yang gak enak di baca.
Jadi kalian bisa koreksi kalau ada kata - kata yang salah dan jangan lupa dukungannya biar aku makin semangat nulis😁
Gimana bab awalannya?? Bikin penasaran gak??
Ayo yang penasaran lanjut baca dehh
Jangan lupa Like sama Komennya tinggalin biar makin semangat nulisnyaa.😁🤩
Salam hangat dari Otorr, sampai jumpa di Bab selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
AQ mampir kak👍👍💪💪🥰🥰
2024-05-25
2