cerita ini hanya karangan fiksi, jangan di plagiat!!
Alana adisty harus mengalami perjodohan akibat perjanjian konyol kakek nya di masa lalu. alhasil di usia nya yang ke delapan belas gadis itu terpaksa berstatus istri dari ihsan rain Fauzan.
ihsan sering membully nya, tanpa sebab hanya karena dia yang pendiam. dengan kondisi yang tak akur, bagaimana alana menghadapi pernikahan sma ini?
mengandung banyak kata kata ambigu dan frontal. untuk yang di bawah umur harap bijak, kalau masih nekad baca resiko tanggung sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Setelah makan malam alana memutuskan untuk langsung ke kamar nya karena lelah. Dia tak ikut berkumpul bersama keluarga yang lain termasuk suaminya.
Entah kenapa akhir akhir ini harinya begitu cape, alana memutuskan rebahan di atas ranjang.
Sedang asik asiknya berbalas chat dengan temannya tiba tiba ihsan masuk dan langsung nyosor.
Cup!
“Emm”. Alana berusaha mendorong dada cowok itu hingga ciuman mereka terlepas.
“Lep- cup!”
Ihsan tak membiarkan alana berkutik, cowok itu segera membalikkan tubuh alana hingga terlentang dan dia duduk di atasnya.
“Ngapain lo deket deket sama cowok lain? Lupa punya suami?” Tanya ihsan mengukung gadis itu.
Alana mengerutkan keningnya, bingung dengan pertanyaan ihsan.
“Deket cowok apasih? Aku gak ada deket” Bantah alana.
Ihsan mendengus mendengarnya. “Itu tadi lo deket deket sama si anwar, sampe nawarin nobar segala. Kalau lo mau nonton, sama gue. Kita praktekin langsung” Ujar ihsan mulai kembali merayap pada alana.
“Ih gak mau. Lepas ihsan! Ah!”
Alana segera menutup mulutnya begitu lenguhan keluar, sialan! Ihsan malah membuat cupang di dadanya.
“Ihsan lepas!” Pekik alana.
“Aku mau tidur!” Lanjut alana menjambak rambut suaminya supaya bangun.
“Kasih gue jatah dulu” Ucap ihsan tak menghentikan aksinya.
“Kemarin kan udah, ish. Masa tiap malam? Capek tahu. Istirahat aja malam ini ya? Besok lagi main itu nya” Pinta alana.
Ihsan menggeleng, tak bisa dibantah. Cowok itu malah memasukkan tangannya ke dalam piyama gadis itu.
“Ihsan plis ya? Besok lagi mainnya. Sekarang tidur” Pinta alana memelas.
Tetapi ya namanya ihsan tak mendengar kan, cowok itu malah semakin ganas memakan tubuh alana sampai merah merah.
… . . .
Beberapa kali alana menguap di pelajaran sejarah. Entah kenapa pelajaran itu tiba tiba membosankan sampai membuatnya ngantuk.
“Al” Panggil yeri dengan berbisik.
Dengan malas alana menoleh kan kepalanya, menatap yeri dengan tanya.
“Bjir, muka lo kenapa? Kurang tidur?” Tanya yeri terkejut dengan wajah alana.
Alana membenarkan seratus persen dalam hatinya. Iya dia sangat kekurangan tidur semalam, gara gara siapa? Tentu saja cowok yang tengah tidur di kelas sebelah. Dari jam sepuluh sampe jam tiga pagi, bayangkan?
“Gue keasikan nonton semalam” Bohong alana. Nonton suaminya maju mundur maksudnya.
“Oh, anter gue ke toilet al. Gue pengen berak” Pinta yeri dengan berbisik.
Alana memerjapkan matanya dan langsung mengangguk. Kebetulan di kelas membosankan.
“Yaudah ayo”.
“ Bu!”
Yeri mengangkat sebelah tangannya seraya memanggil guru perempuan yang tengah mengajar.
“Kenapa yeri?”
“Permisi ke toilet”
Ibu itu mengangguk, alana dan yeri segera bangkit menuju toilet. Kepala mereka berdenyut karena pelajaran tadi. Padahal bu mika hanya menjelaskan saja.
“Aku tungguin di sini” Ujar alana di angguki yeri. Gadis itu buru buru berlari masuk ke dalam, mungkin karena sudah tak kuat menahan.
Sembari menunggu yeri selesai, alana sibuk menscroll video di aplikasi orange. Ada sesuatu yang ingin dia beli dan sedang melihat review an orang orang.
Tujuh belas menit berlalu yeri belum juga kembali. Alana menjadi bertanya tanya, gadis itu sudah bosan menunggu nya.
Alana menoleh begitu mendengar suara yang familiar. Benar saja, ihsan dan geng nya datang menuju ke sana. Alana langsung pura pura main hp lagi, sambil berdoa dalam hatinya agar yeri cepat selesai.
“Kita tunggu di sini” Ujar rizal pada teman nya yang masuk ke dalam toilet.
Mereka berhenti tepat di samping alana, membuat gadis itu berdecak kesal. “Ck, kenapa berhenti di sana sih?” Alana bertanya dalam hati.
“Kiw, al” Dian duduk di sebelah alana. Sedangkan yang lain berdiri di samping cowok itu dengan berbaris.
Alana menoleh sekilas, tanpa menyahut dan kembali pada ponselnya. Tak lupa dia juga menggeser posisi duduknya.
“Sombong amat al. Kita kesini cuma mau ngajak temenan” sahut agil di angguki yang lain.
“Oh” Singkat padat dan sangat membagongkan.
“Lo lagi ngapain di sini al?” Tanya dian mulai mendekati.
“Nunggu yeri di toilet” Jawab alana.
“Wih, sama dong kita. Gue juga nungguin temen gue di toilet” Seru dian lagi.
Alana mematikan ponselnya dan menatap dian yang berada di sampingnya. “cowok kalo nungguin temen nya ke toilet emang serame ini ya? Kayak mau nganterin haji” Ucap alana.
Mereka terkekeh mendengar pertanyaan alana, kecuali ihsan yang hanya diam saja.
“Gak. Sekalian bolos aja kita” Ujar dian.
“Oh” Alana bereaksi singkat.
Membuat mereka yang mendengarnya menjadi buntu topik.
“Sekarang kan kita udah temenan gini nih. Minta nomor lo al” Ujar dian to the point.
Alana mendelik pelan, apa maksud cowok itu. “Buat apa?”
“Cuma buat nambah kontak aja, atau kalau butuh sesuatu gitu. Gak bakal macem macem gue, sumpah!” Dian mengacungkan dua jempolnya.
Dia bersungguh sungguh, karena pengalaman dia jadi tahu sedikit sedikit tentang gadis itu. Yang di maksud pengalaman adalah waktu si agung, temennya yang dapat nomor gadis itu dari orang lain. Terus dia menggoda alan di chat, padahal baru sekali pesan aja kalo gak salah belum selesai ngetik udah di blok.
Alana berpikir sejenak, sembari menatap dian dengan tak yakin. Gadis itu kemudian mengangguk setelah berpikir beberapa saat.
Dian langsung mengeluarkan hp nya, lalu menyodorkan nya pada alana. Gadis itu mengetikan nomornya dengan cepat.
“Wes, jangan lupa save ya?”
Alana mengangguk. Tanpa tahu saja, ada suaminya yang mengumpat dalam hati dengan mata yang tak berhenti menatap tajam alana.
Alana tak sadar, sengaja dia menghindari kontak mata dengan cowok itu dari awal. Bahkan hanya untuk sedetik saja, takut tingkah nya jadi berubah setelah bertatapan dengan suaminya dan membuat curiga yang lain.
“Al, gue udah selesai berak. Lo ma-”
Terhenti, yeri berhenti berucap ketika matanya bertemu dengan enam orang di sana yang juga menatapnya.
Seketika wajahnya menjadi merah karena malu, yeri menatap alana yang juga kikuk menatapnya.
“g-gue selesai” Ujar yeri.
Alana mengangguk dan buru buru menariknya meninggalkan mereka. Cukup peka kalau yeri pasti merasa malu.
“Anjir, kok lo gak bilang sama gue ada mereka sih al? Malu banget gue!” Gerutu yeri menutup wajahnya dengan sempurna. Malu sekali astaga.
“Gak usah di pikirin, gak penting juga bagi mereka.” ucap alana. Padahal dia kalau jadi yeri juga bakal malu.
“Ck, gue gak mau masuk ke pelajaran bu widya.”
“matematika kan?”
“Iya, mana ulangan lagi. Bolos aja yuk?” ajak yeri sesat sekali.
Alana membulat kan matanya. “Ulangan? Hari ini ulangan?” tanya alana terkejut.
Yeri berdecak, memutar bola matanya lemas. “Iya, lo lupa? Semalam gue udah kasih tahu lo. Tapi gak lo baca baca” yeri kesal.
Alana segera membuka room chat nya, dan benar saja ada pesan yang belum dia baca dari yeri.
“lupa. Aduh gimana ini? Mana belum belajar lagi” alana menggerutu.
“Ck, belajar juga gak bikin kita dapat seratus.” sahut yeri menimpali.
Alana memberikan senyum cengiran nya. Benar juga sih, walau pun belajar mereka sangat langka dapat nilai sempurna.
“Yaudah bolos aja gimana?” tawar Alana. Jujur, dia sedang tak ingin mempelajari hal yang membuatnya pusing.
“jangan!” cegah yeri cepat. “Mending kita ikut aja, masih ada nilai dari kehadiran. Gak papa dapat nilai satu doang juga, setidaknya ada” memang aneh sahabat nya ini, Alana sampai kadang keheranan dengan gadis itu. Padahal tadi dia yang mengajak bolos, sekarang dia pula yang mencegahnya.
“Yaudah ayo!” Alana mah gas gas aja!
terimakasih Thor 🙏🙏
lanjut thor