Bagaimana jadinya,jika seorang kakak harus menggantikan posisi adiknya untuk menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenal,wanita yang akan ia nikahi adalah Anjani Pratiwi,ia seorang gadis yang telah menjadi korban pemerkosaan oleh adiknya sendiri yakni Cakra,hingga akhirnya Anjani hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Cakra,namun naas,saat menjelang hari pernikahan mereka,Begitu teganya Cakra memilih untuk kabur bersama mantan kekasihnya,Elang Abimana Wijaya,pada saat itu sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ia tunda,terpaksa menggantikan posisi Cakra karena desakan dari papahnya dan juga untuk menjaga nama baik keluarga Abimana,pada akhirnya mereka melakukan pernikahan secara online,kini Anjani telah resmi menikah dengan Elang,bukan dengan Cakra!
Akankah dua orang asing yang tidak saling mengenal ini bisa menjalani bahtera rumah tangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pernikahan
Dua hari menjelang hari pernikahan Cakra dan Anjani, tiba-tiba saja Cakra mendapatkan panggilan telepon dari nomer yang tidak ia kenal.
081234xxxxxx
📞Calling...
"Ishhh, siapa sih telepon jam segini? Ganggu saja!" gerutunya dan enggan untuk beranjak dari atas tempat tidur.
Kemudian panggilan dari benda pipih miliknya kembali berdering.
081234xxxxxx
📞Calling...
Dengan terpaksa akhirnya Cakra mengangkat panggilan tersebut.
"Hoooamm, iya halo! Siapa sih pagi-pagi begini berani menggangu aku tidur?"
"Cakra..ini aku,Sonia!"
Dhgh..
Cakra langsung terperanjat dari tempat tidurnya.
"Sonia, ini beneran kamu?" ucapnya dengan mata berbinar.
"Iya sayang, ini aku Sonia, waktu itu ponselku hilang, dan semua nomermu ada di dalam ponsel tersebut, tolong maafkan aku!" tukasnya berbohong, padahal Sonia sengaja memblokir ponsel Cakra.
"Aku sangat merindukanmu Sonia, aku mohon jangan pernah kamu meninggalkanku lagi!" pintanya seraya memohon.
"Bisa kah kita bertemu di tempat biasa? Ada yang ingin aku bicarakan hal penting padamu!"ujarnya seraya merayu Cakra.
Tanpa fikir panjang, Cakra mengiyakan permintaan wanita yang masih selalu berada di dalam hatinya.
Tepat jam makan siang, Cakra dan Sonia bertemu di salah satu kafe terkenal di kota ini, biasanya mereka selalu datang ke tempat ini.
Saat Cakra melihat sosok Sonia, wanita yang selalu ia rindukan tepat berada di hadapannya itu, tanpa ada rasa malu Cakra memeluk bahkan berciuman dengan Sonia.
"Akhirnya aku bisa melihatmu kembali sayang! Aku sangat bahagia, ini semua serasa mimpi bagiku!" ucapnya sambil menggenggam erat kedua tangan Sonia.
"Cakra, sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu!"
"Katakanlah sayang, ayo cepat!"sungutnya sudah tidak sabar.
"A aku..emmhhh! Aku hamil anakmu!" ujarnya dengan terbata.
Tiba-tiba saja Cakra kembali memeluk Sonia." benarkah itu Sayang? Berarti aku akan menjadi seorang papah! Aarrrkkkhhh...terima kasih ya tuhan, akhirnya aku bisa kembali lagi bersama Sonia berkat anugerah yang telah kau berikan padaku!" imbuhnya seraya menatap ke atas langit sambil memejamkan kedua matanya, kemudian tiba-tiba saja terlintas wajah Anjani dalam benaknya.
'Ya ampun, Anjani, Aku harus bagaimana ini? Anjani pun sekarang sedang mengandung anakku, tapi aku melakukan hal itu karena ke tidak kesengajaan, sedangkan dengan Sonia, aku memang berharap benihku bisa tumbuh di dalam rahimnya, dan doaku telah menjadi kenyataan, aku tidak mungkin meninggalkan wanita yang sangat aku cintai, maafkan aku Anjani. 'Batin Cakra begitu egois
Akhirnya Cakra dan juga Sonia menyusun suatu rencana, yakni rencana pernikahannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan keluarganya, awalnya Sonia keberatan, namun Cakra berusaha memberikannya sebuah pengertian bahwa papahnya belum bisa merestui hubungan mereka.
Hari pernikahan.
Pagi-pagi sekali Anjani sudah di rias oleh tukang rias pengantin, pernikahannya kali ini pun sangat sederhana, Anjani hanya mengundang saudara serta tetangga terdekat saja.
Entah kenapa Anjani terlihat sangat gugup.
"ya Allah, semoga acara pernikahannya lancar!" Batin Anjani
Kali ini Anjani memakai kebaya pengantin berwarna putih ke ungu-ungu an dan ia terlihat sangat pangling, dini sebagai sahabat terdekat Anjani sempat terharu saat melihat sahabatnya itu memakai kebaya pengantin.
"Ya ampun anja, kamu sangat Cantik, kamu sudah seperti bidadari yang turun dari langit!" puji Dini yang tiada hentinya memandang Anjani.
"Kamu bisa saja Din!" jawab Anjani tersipu malu.
Kemudian giliran ibu fatma, Sadam, Ali dan juga Caca menghampiri Anjani yang sedang duduk manis di atas kursi di ruang tamu.
"Masya Allah, cantiknya anak ibu!" kalau Ayahmu masih ada, pasti ayahmu sangat bahagia anja!" Cetus ibu Fatma, matanya mulai berkaca-kaca.
"Iya bu, pasti ayah sangat bahagia dan akan menjadi wali nikahnya Anja, namun Allah lebih sayang sama Ayah bu, Ayah kini sudah terbebas dari rasa sakitnya."Anjani langsung terlihat murung
"Kak Anja jangan sedih, kan ada Sadam yang akan menjadi wali nikahnya kakak, menggantikan ayah, Aku doakan semoga kak Anja bahagia selalu dengan kak Cakra!" tutur Sadam menatap lekat ke arah Anjani.
Kemudian Anjani beranjak dari tempat duduknya, ia memeluk erat Sadam."Terima kasih ya dek, sudah mau menjadi wali nikahnya kak Anja!" ucapnya sembari mengusap bulir bening yang hampir saja mendarat di pipinya.
Kediaman Abimana.
"Cakra, kamu ngapain sih di dalam kamar, Ayo keluar?" ucap tuan Malik sembari menggedor pintu kamar Cakra.
"iya pah sebentar!" jawab Cakra dari balik pintu kamar.
Tidak lama kemudian Cakra keluar dari dalam kamarnya, ia terlihat sangat tampan ketika mengenakan jas serta celana berwarna putih.
"Tampannya anak papah! Semoga pernikahanmu bersama Anjani bisa berdampak baik untukmu Cakra, jadilah pria dewasa yang bertanggung jawab nak! Yasudah ayo kita segera pergi, nanti bisa telat! Gak enak juga kalau kelamaan di tunggu sama penghulunya!" imbuhnya seraya menggandeng tangan Cakra.
"Pah, kak Elang beneran tidak bisa datang ke acara pernikahanku dan Anjani?" Tanyanya penuh sesal.
"ya, mau bagaimana lagi Cakra, semalam kakakmu sudah terbang ke surabaya, karena pagi ini ia ada rapat penting dengan perusahaan Cabang di sana!" tukasnya.
Akhirnya Cakra dan tuan Malik masuk ke dalam mobil, saat mobil akan melaju, tiba-tiba saja Cakra meminta sopir untuk berhenti.
"Ada apa lagi Cakra? Kita sudah telat ini!"protes tuan Malik
"Maaf pah, cincin pernikahannya ketinggalan di laci kamar, Apa sebaiknya papah duluan saja, nanti aku menyusul dengan mobilku? Ini sudah jam Sepuluh lewat pah!" cetusnya berpura-pura panik dan peduli.
Tuan Malik menghela nafasnya sejenak kemudian membuangnya perlahan, yasudah kalau begitu papah duluan, kamu jangan lama ya Cakra, papah tidak enak kalau sampai menunggu kamu lama di sana!"
"Siip pah, beres!"
Cakra bergegas menuju kamar tidurnya,sedangkan tuan Malik kini pergi bersama pengawal lainnya.
Rupanya Cakra bukannya mencari cincin pernikahannya,tapi ia malah berkemas membawa koper, tidak lupa ia memeriksa kembali tiket serta paspor miliknya bersama Sonia."tunggu aku di bandara ya sayang! Kita akan hidup bahagia di Belanda!" gumamnya
Surabaya.
" Jo, apakah ada kabar dari papah mengenai pernikahannya Cakra?" tanya Elang yang sedang berkutat di depan laptop miliknya.
"Tadi tuan Malik sempat menelpon saya pas anda sedang meeting dengan para investor, tuan muda! Beliau menanyakan kabar tuan! Serta menjelaskan jika saat ini tuan Malik sedang bersiap-siap menuju ke rumah Anjani, Calon istrinya tuan Cakra!" tukas Jo kemudian menunduk.
"Semoga acara pernikahan Cakra dan wanita itu lancar Jo, yasudah kalau begitu tolong kau ambilkan aku berkas-berkas penting yang sudah di kroscek, soalnya akan aku kroscek ulang, aku tidak ingin ada sedikit pun kesalahan!" perintah Elang,masih fokus dengan laptop di depannya
"Baik tuan muda!"
Kediaman Anjani.
Suasana rumah Anjani yang seharusnya bahagia kini berubah menjadi menegangkan,bagaimana tidak, masalahnya sampai saat ini, Cakra tidak kunjung datang, tuan Malik benar-benar sudah sangat geram atas sikap putranya itu, kini waktu sudah menunjukan hampir jam dua belas siang, pak penghulu sendiri sudah memberikan kelonggaran waktu satu jam lebih, karena nanti jam 12 siang akan beralih ke tempat lain untuk menikahkan pasangan pengantin yang sudah menunggunya.
Anjani sendiri terlihat sangat gusar
'Tuan Cakra! Apakah kau berniat lari dari pernikahan ini, anda begitu tega sekali? Anda sudah merampas kehormatan dan menghancurkan masa depanku dan sekarang anda berniat ingin mempermalukan keluargaku? Aku benar-benar sangat kecewa!' jerit Anjani di dalam hatinya.
Tuan Malik terus saja menghubungi nomer ponsel Cakra, namun selalu saja operator seluler yang menjawabnya, ia kini menjadi murka oleh kelakuan putranya tersebut.
Brak!!
Tuan Malik akhirnya menggebrak meja, kemudian ia memutuskan untuk menghubungi putra sulungnya.
'Semoga kamu bisa menolong papah keluar dari situasi yang sangat memalukan ini! ' Batinnya penuh harap
para tetangga setempat sudah mulai bergosip yang tidak-tidak mengenai Anjani, bahkan ada yang mulai menyindir serta mencemoohnya, namun kali ini Anjani dan keluarganya tidak menanggapinya dan tidak mereka ambil hati, itu semua karena keluarga Anjani menghargai keluarga Abimana Wijaya.
📞papah Calling.
Ketika Elang telah selesai dengan pekerjaannya, ponselnya berdering, ia pun buru-buru mengangkat panggilan tersebut karena dari papahnya.
📞 "iya Papah ada apa?"
📞" Adikmu kabur, dia lari dari pernikahan ini Elang, "ucap tuan Malik
📞" Apa? Brengsek kau Cakra!" Sungutnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
📞" Papah sangat malu nak, mau di taruh dimana wajah papah kalau sampai pernikahan ini gagal!"
📞"Sabar pah, kita harus segera mencari solusinya," Jawabnya mencoba menenangkan papahnya.
Kemudian timbul ide dari benak tuan Malik.
📞"Putraku, bisa kah kau mengabulkan permintaan papah? Ini semua demi nama baik keluarga kita!" Cetus tuan malik masih merasa gusar.
📞" Permintaan apa pah?"
📞"Gantikan posisinya Cakra, dan menikahlah dengan Anjani!"
DHUARRR!!!
Elang serasa di sambar petir saat papahnya mengatakan hal yang sangat mustahil baginya.
Bersambung.....
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
nemo datang siap berenang di kolammu 🤗
klo beristighfar, ya Astaghfirullah
maaf beb, bukan maksud menggurui, tp hanya meluruskan 🙏🤗