Mencintai Ipar Ku Sendiri

Lia dengan cepat bisa bekerja dengan baik sehingga Daniel dan Lia bisa bekerja sama mengerjakan pekerjaan mereka. Dan dengan begitu tentu saja keduanya jadi sering terlihat bersama dimanapun berada. Sehingga tidak sedikit dari karyawan yang lain mengira bahwa keduanya menjalin hubungan. Tetapi begitu di konfirmasi kepada salah satu dari mereka, mereka pun menyangkalnya.

Bahkan Tejo yang juga menjadi bagian dalam pekerjaan mereka pun mengira bahwa Daniel memiliki hubungan dengan Lia.

"Sstt..! Memang benar kalian pacaran ya Niel?" bisik Tejo kepada Daniel yang saat itu sedang rapat bersama, dan Lia sedang berada jauh beberapa meter dari tempat mereka. Tejo sengaja berbisik karena merasa tidak enak jika Lia mendengarnya.

"Apaan sih? Percaya aja sama berita-berita kayak gitu." jawab Daniel tanpa menoleh kepada Tejo yang berada di sampingnya karena Daniel sedang fokus dengan layar komputer di depannya.

"Habisnya kalian sering bersama. Kalau memang pacaran kan aku seneng juga akhirnya kamu bisa membuka hati untuk cewek." ucap Tejo menyampaikan pendapatnya.

"Berarti dulu kita sering bersama juga pacaran dong? Trus sekarang karena ada Lia kita putus gitu?" tanya Daniel sengaja menggoda Tejo karena pendapatnya yang aneh menurut Daniel.

"Ih najis ya! Siapa juga yang mau pacaran sama kamu." kesal Tejo karena Daniel mengira dirinya menyukai sesama jenis.

Daniel hanya terkekeh mendengar gerutuan Tejo. Dan tiba-tiba saja Lia sudah menghampiri mereka.

"Eh memangnya siapa yang pacaran?" tanya Lia sambil duduk bersama mereka. Lia sempat mendengar kata pacaran dari Tejo tetapi Lia tidak mengerti sebelumnya mereka membahas apa.

"Itu lho kata karyawan semua Daniel pacaran sama ka... Aduh!" teriak Tejo belum sempat melanjutkan ucapannya karena Daniel lebih dulu menginjak kakinya yang berada di bawah meja.

Karena Daniel tahu apa yang akan diucapkan oleh Tejo.

"Oh ya? Memangnya Daniel pacaran sama siapa?" tanya Lia tidak mengerti karena memang dia tidak merasa Daniel pacaran dengan dirinya juga.

"Udah gak usah di dengerin si Tejo." jawab Daniel berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh ya nanti sore setelah pulang kita harus meeting sebentar di Mall menemui seseorang karena mereka minta kita ketemuan di sana biar lebih santai soalnya pas pulang kerja kan." lanjut Daniel memberi tahu scedule mereka.

"Wah sorry kalau nanti sore aku gak bisa, udah janji sama cewek aku. Kamu mendadak sih." ucap Tejo dengan menyesal.

"Dari mereka lho yang minta bukan aku. Batalin aja deh janji kamu." pinta Daniel agar Tejo bisa ikut meeting.

"Jangan dong! Bisa ngambek sebulan nanti. Percaya deh kalian berdua bisa kog menanganinya." jawab Tejo.

"Ya udah gak apa-apa nanti kita berdua aja Daniel." ucap Lia menengahi perdebatan mereka sambil menatap ke arah Daniel.

Daniel pun menghela nafas panjang, karena dengan begitu mereka semakin digosipkan memiliki hubungan.

"Nah betul tuh kata Lia, ya gak!" ucap Tejo sambil menaikturunkan alisnya ke arah Daniel sengaja menggodanya.

Daniel hanya memutar bola matanya dengan malas karena Tejo berhasil membuatnya kesal.

***

Sore harinya Lia dan Daniel sudah berada di Mall tempat mereka mengadakan janji temu. Mereka berdua sudah menunggu di sebuah kafe karena mereka memang ingin suasana santai. Tetapi tamu mereka baru saja menghubungi bahwa mereka sedikit terlambat karena macet pulang kerja.

Lia dan Daniel sudah memesan minuman lebih dulu sambil menunggu untuk mengusir kejenuhan mereka.

"Aku ke toilet bentar ya?" ijin Lia kepada Daniel yang saat itu sedang memainkan ponselnya entah mengirim pesan kepada siapa.

Daniel menatap sekilas ke arah Lia kemudian menganggukkan kepalanya memberi ijin. Lia pun segera menuju ke toilet yang terdekat dengan kafe.

Beberapa saat kemudian Lia keluar dari toilet dan tiba-tiba saja tangannya seperti di tarik oleh seseorang dan membuat Lia sedikit terhuyung hampir saja jatuh tetapi dia bisa bertahan sehingga tidak sampai terjatuh di lantai.

"Lia! Benar kan kamu Lia! Aku cari kamu ke mana-mana, akhirnya kita ketemu juga!" ucap orang tersebut dengan bahagia sambil terus memegang tangan Lia.

Setelah mengetahui ternyata dia adalah Ferdi, Lia sedikit meronta agar Ferdi mau melepaskannya. Tetapi tenaganya tidak cukup kuat menahan Ferdi.

"Lepas Fer! Tangan aku sakit." rintih Lia yang memang pergelangan tangannya terlihat merah karena genggaman tangan Ferdi yang cukup kuat.

Ferdi pun melepaskannya dan meminta maaf karena sudah kasar kepadanya. Lia hanya diam saja. Beberapa hari terakhir memang Ferdi sering mengiriminya pesan meminta untuk bertemu tetapi tidak direspon oleh Lia. Bahkan Ferdi datang ke rumahnya tetapi tidak disambut Lia dengan baik. Karena Lia sadar diri bahwa Ferdi mungkin saja sudah menikah dan menjadi suami orang maka dari itu Lia tidak ingin dituduh sebagai pelakor. Karena memang Lia tidak mengetahui bahwa Ferdi gagal menikah dengan Shasha.

"Lia, aku mohon kasih aku waktu bicara sama kamu." pinta Ferdi sambil mencoba meraih kembali tangan Lia tetapi segera di tepis olehnya.

"Maaf Fer, aku gak mau dituduh sebagai pelakor yang merebut suami orang." ucap Lia menegaskan posisinya.

"Gak Lia, aku gak jadi nikah sama Shasha. Dia udah menjebak ku!" ucap Ferdi dan tentu saja hal itu membuat Lia terkejut hingga menatap Ferdi tidak percaya.

"Makanya kasih aku waktu aku mau jelaskan semuanya sama kamu. Jangan pergi lagi Lia, aku mohon!" pinta Ferdi.

Lia hanya diam saja membeku karena cukup terkejut dengan berita yang disampaikan Ferdi. Dan dia juga tidak tahu harus berbuat apa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hayoo enaknya di maafin gak nih si Ferdi? Balikan lagi gak ya Lia sama Ferdi? 🤔

Yuk dukung terus pokoknya 🥰

Jangan lupa mampir ke novel satunya yang gak kalah seru juga dan masih nyambung-nyambung dikit sama novel ini 🤩