NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta Lucian

Kerajaan Erundil adalah Kerajaan makmur. Erundil adalah sosok yang membebaskan Manusia dari Kepemimpinan Iblis. Kebebasan Manusia atas bantuan yang mereka sebut sebagai Dewi dari tetesan Matahari, membuat Manusia mempercayainya dan mereka mengangkat Erundil sebagai Ratu Mereka dengan menamai wilayah Mereka dengan nama ERUNDIL.

...♧♧♧...

Raja Alvart Raelyst adalah Sosok Pemimpin dari Keturunan Erundil. Dia mendengar tentang lelucon Prajurit yang mengatakan seorang Prajurit penjaga hutan kebirit dengan mengatakan dia melihat Iblis yang akan memakan Lucian. Meski itu lelucon bagi mereka, Alvart tidak bisa menganggapnya seperti permainan.

Dia segera memanggil Kyle, jauh sebelum Lucian sadar.

"Saya datang, Baginda" Ucap Kyle di hadapan Alvart.

Alvart merasa Kyle masih belum tau apapun tentang rumor yang siang ini dia dengar. "Duduklah dulu" Ucap Alvart.

Kyle menurut dan duduk dengan diam di sofa menunggu Alvart yang masih sibuk dengan dokumen-dokumen dihadapannya. Tak lama dari itu, Alvart duduk di depan Kyle.

"Kenapa Anda memanggil saya?" Tanya Kyle. Dia merasakan sesuatu yang tak menyenangkan. Firasatnya sudah buruk sejak Lucian menghilang.

Alvart memandangi Kyle, dia dapat melihat seseorang yang berkata bohong. Dan juga, dia dapat melihat seseorang yang memiliki hubungan dengan Iblis. Alvart memiliki kelebihan itu karena dia masih keturunan Erundil.

Kyle bisa melihat mata biru langit itu lebih berkilau dari iris biasanya.

Kyle memang sedikit memiliki sesuatu tentang Iblis di dalam tubuhnya. Itu karena masa lalunya. Alvart tidak melihat adanya sihir Iblis yang baru-baru ini menempel padanya.

Dalam hati Kyle, dia berkata "Apa yang Baginda lakukan dengan kekuatannya? Apa aku melakukan kesalahan?" Kyle sudah tau bakat dari keturunan Erundil.

Iris Alvart kembali seperti biasa. Dia menghela napas panjang. "Belum ada dua puluh menit ini, aku mendengar lelucon Prajurit" Ucap Alvart.

Kyle bisa langsung paham dengan maksud ucapan Alvart. Dia baru saja kembali dari hutan dan menemukan Putra angkatnya pingsan di sana. Kyle juga, baru saja memanggil dokter sebelum dia kembali ke Istana.

"Aku ingin kau menelusuri keluarga Lucian. Kau paling cepat mencari hal itu, bukan? Apa satu jam cukup untukmu?" Tanya Alvart.

"Baik Baginda,-"

"Dan juga, untuk sementara waktu, biarkan dia istirahat. Aku akan mengatakan alasan lain kepada Putriku" Ucap Alvart sambil membelakangkan rambut peraknya.

Kyle bangkit dan membungkuk. Dia segera pergi untuk mencari data keluarga Lucian. Namun, apa yang dia dapatkan di rumah itu?

Fakta tentang Ibu Lucian yang dia bunuh ternyata Perempuan itu lajang. Dia menemukan Kartu Identitas milik wanita itu yang disembunyikan di kotak kecil. Kyle tidak percaya dengan status wanita itu di Kartu Identitasnya. Dia mulai mencari data wanita itu di bagian Kantor Pendataan. Tidak ada data lain yang Kyle temukan selain Wanita itu dulunya seorang Putri saudagar kaya. Namun, karena kerugian akibat pekerjaan Ilegal keluarga wanita itu, membuat seluruh keluarganya di pasung dihadapan masal. Dan wanita itu, satu-satunya yang melarikan diri hingga baru diketahui hari ini.

Kyle kembali menelusuri surat kabar insiden itu yang terjadi 15 tahun yang lalu. Artinya, saat itu Kyle masih berusia 13 tahun. Kyle tidak ingat dan tidak pernah mendengar kejadian itu. Mungkin saat itu, dia hanya fokus belajar pedang dan berada di asrama seharian penuh.

Kyle menemukan dokumen yang dia cari di pusat pendataan tentang keluarga wanita itu. Wanita itu, ternyata tidak bisa memiliki seorang anak. Dan dia selalu menolak pria yang mengirimkan surat pertunangan padanya. Kyle merasa tak enak, setelah mengetahui alasan perempuan itu tak bisa memiliki anak, karena wanita itu telah melakukan pengangkatan rahim, karena kista di usianya yang masih 19 tahun.

Wanita itu di tahun ini, di hitung berusia 42 tahun. Sedangkan Lucian berusia 12 tahun. Kyle berpendapat apabila Lucian bukanlah anak wanita itu.

Kyle sudah melewatkan waktu yang diminta oleh Alvart. Dia masih belum menyerah dengan data Ayah kandung Lucian. Namun, di data kelahiran yang dia dapatkan di pusat pendataan tahun 1777 (12 tahun yang lalu) Dia tidak menemukan data tentang kelahiran Lucian.

Kyle diam, wajahnya terlihat lebih dingin saat melewati lorong-lorong istana yang di lewati oleh Prajurit dan Pelayan. Mereka semua menyadari perubahan atmosfer saat Kyle melewati mereka adalah tanda sedang buruknya suasana hati Kyle saat ini. Mereka tak ada yang berani membuat lelucon ataupun sekedar menyapa Kyle saat dia lewat. Jangankan begitu, Pelayan yang biasanya memberi Kyle cokelat, mengurungkan niatnya untuk memberikan permen itu padanya.

Kyle mengetuk pintu ruangan Pribadi Alvart. "Baginda, Saya kembali" Ucap Kyle dengan menggenggam gulungan kertas yang dia bawa.

"Masuklah" Jawab dari dalam.

Kyle membuka pintu itu dan memberi bungkukkan. Kemudian, dia segera menutup pintu itu kembali dan langsung datang ke arah Alvart.

"Baginda, ini data tentang Ibu Lucian yang saya bunuh" Ucap Kyle memberikan segulung kertas itu pada Alvart.

Alvart menerima dan membuka gulungan itu. Dia membacanya dan Alvart terkejut mengetahui Ibu Lucian yang Kyle bunuh bukanlah Ibu kandung Lucian.

"Bagaimana dengan data keluarga Lucian yang sebenarnya?" Tanya Alvart.

"Saya tidak menemukannya" Jawab Kyle.

"Apa Lucian tau tentang itu?" Tanya Alvart sekali lagi.

"Saya rasa, dia tidak tau apa-apa Baginda" Jawab Kyle.

Alvart menarik napas panjang. "Aku akan menyuruh detektif untuk mengusut tentang keluarga Lucian. Kalau dia sudah sadar, segera suruh dia menemuiku di sini. Aku akan memastikannya dengan mata kepalaku"

Begitulah kejadian sebelum Lucian tersadar. Saat Lucian sadar dari pingsannya, Kyle untuk pertama kalinya dia tidak menjalankan perintah Rajanya. Kyle malah melakukan apapun yang dia jadikan alasan agar Lucian tidak mendatangi Putri Andralia sebelum dia benar-benar yakin apabila Lucian bukanlah keturunan Iblis.

Namun pagi itu, Kyle bercerita kepada Lucian apabila Raja Alvart yang akan mengusut tentang Lucian sendiri. Kyle juga mengatakan kebenaran tentang Ibunya Lucian.

"Berarti, aku anak pungut?" Tanya Lucian.

Kyle tidak menjawabnya.

"Ah, pantas saja kalau Ibuku sangat berbeda dengan wajahku. Tidak kaget sih" Ucap Lucian dengan santai.

Dan sekarang, berbalik kepada Kyle. Dia terkejut hingga membeku di tempat. Kyle tidak bisa menyebut Lucian sebagai anak yang bodoh amat terhadap kehidupannya. Lucian lebih dari bodoh amat, ungkapan bodoh sekali harusnya cocok untuk Lucian.

Kyle memijat keningnya.

"Ya, intinya aku ingin memastikan sendiri bahwa kau bukan keturunan Iblis" Ucap Kyle kepada Lucian.

Lucian mendengus untuk yang ke sekian kalinya. "Sudah ku katakan, aku bukan keturunan Iblis, Ayah...." Ucap Lucian sambil turun dari kursi makannya dan berjalan ke arah Kyle lalu memihat bahu Kyle dengan sepenuh hati.

Lucian melompat untuk menarik perhatian Kyle. "Dan lihat aku, Ayah. Bukankah di cerita Iblis itu memiliki tanduk? Aku tidak punya tanduk kan?" Lucian membelakangkan poni rambutnya dan tersenyum lebar kepada Kyle.

Kyle masih khawatir. "Iblis itu tidak memiliki tanduk. Mereka memancarkan aura hitam di sekeliling tubuhnya. Mereka juga memiliki satu organ yang lebih dari manusia biasa. Organ itu disebut titik mana. Berada diantara ulu hati dengan jantung. Organ itu tidak bisa di lihat mata biasa sepertiku" Ucap Kyle.

Lucian melongo lebar. Matanya bergetar. "Aa...aapa Raja berniat membeda tubuhku untuk membuktikan i..itu?" Lucian tergagap mendengar penjelasan Kyle.

Ujung bibir Kyle naik ke atas dengan samar. Dia mengosok kepala Lucian. "Tidak begitu. Yang Mulia memiliki mata yang diberkati. Jadi, mata itu bisa melihat baik-buruknya kita" Jawab Kyle dengan pelan.

Namun, Lucian tidak mendengarkannya. Dia terus bergumam.

"Ah, aku akan mati?"

"Tidak bisa, aku belum mendapatkan bunga ungu itu. Aku juga belum menghabiskan susu dan daging dari Ayah. Aku tidak mau jadi roh kelaparan di dunia ini" Gumam Lucian dengan panjang sambil memegang kedua pipi tirusnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!