Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua 8
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
Malla cepat cepat menekan tombol untuk memanggil dokter ketika melihat jari tangan Kim bergerak.
Tak lama dokter masuk di ikuti dua perawat. Dokter tersebut memeriksa keadaan Kim kemudian tersenyum.
"Bagaimana keadaan Nyonya, dokter?" raut khawatir terlihat jelas di wajah Malla.
"Nyonya tidak apa-apa, sebentar lagi Nyonya akan sadar."
Dan benar apa yang di katakan dokter, tak lama mata Kim terbuka lebar. Menatap sekeliling kemudian beralih menatap dokter yang berdiri di samping nya.
"Aku haus." lirih suara Kim terdengar.
Dengan sigap, Malla langsung mengambilkan air dan membantu Kim meminum sedikit demi sedikit.
Setelah selesai minum, Kim kembali merebahkan tubuhnya. Tubuhnya masih lemah.
Kim menyentuh perutnya.
"Bagaimana keadaan anakku dokter?" tanya Kim ketika menyadari perutnya sudah rata. Ia ingat sesaat setelah melahirkan tiba-tiba ia merasa ngantuk kemudian tertidur.
"Putra Nyonya sehat, anda tidak perlu khawatir." sahut dokter tersebut ramah. "Anda masih harus banyak istirahat Nyonya, sebentar lagi perawat akan membawa putra anda." lanjutnya lagi.
"Hm!" sahut Kim lagi kembali memejamkan mata.
Setelah memastikan keadaan Kim baik, dokter dan perawat tersebut keluar dari ruangan.
Menyisakan Malla dan juga Kim di satu ruangan.
"Saya sangat bahagia Nyonya telah sadar. Terima kasih karena tidak meninggalkan saya seorang diri, Nyonya." ucap Malla lirih.
Mata Kim langsung terbuka mendengar ucapan Malla. "Sudah, jangan bicara omong kosong. Kemana Alex?"
"Tuan ke kantor Nyonya, katanya ada rapat penting."
"Anak-anak?"
"Tuan dan Nona muda masih di mansion nyonya, mereka masih mengerjakan tugas sekolah."
Hening!
Kim kembali memejamkan mata. Badannya masih terasa sakit sekali.
Suara pintu lagi-lagi membuatnya membuka mata. Ternyata perawat tengah membawa putranya.
Kim perlahan duduk bersandar di bantu Malla. Ia mendekap bayi kecil yang telah di perjuangkan. Menyalurkan kehangatan pada buah hatinya.
Bayi itu tampak tampan sekali, hidungnya mancung. Rambutnya hitam seperti Alex. Tapi matanya mewarisi mata Kim yang biru.
"Terimakasih karena telah menguatkan Mommy."
Kim kembali berbaring bersama bayi kecil yang berada di sampingnya.
***
Alex yang sudah selesai dengan urusannya, ingin segera kembali ke Rumah sakit menemani istrinya, namun ponselnya terus berdering.
Dengan kesal ia menekan tombol hijau di layar ponselnya.
Tersambung...
"Sayang, Velyn sakit dan terus memanggil namamu. Hiks hiks." terdengar suara isak tangis dari wanita di seberang sana.
"Astaga, kenapa bisa?"
"Aku tidak tahu, saat aku akan membangunkan nya tadi badannya sudah sangat panas. Sayang kemari, putriku hiks, hiks."
Alex menghembuskan nafas kasar. Ada-ada saja.
"Ya, aku segera ke sana." balas Alex langsung memutuskan telpon.
Terputus...
Alex memutar kemudi, ia tidak jadi ke Rumah sakit sekarang. Tujuannya adalah rumah Viola.
Sedangkan Viola di tempatnya tengah tersenyum kemenangan.
Alex tidak akan mampu menolak apapun keinginannya karena Alex mencintainya.
Tak lama mobil Alex tiba di rumah sederhana itu. Ia langsung menuju kamar putrinya. Dilihatnya sang istri tengah terisak di samping putrinya sambil terus mengganti kompres yang ada di dahi putrinya.
"Velyn, putri Daddy." ucapnya yang sudah berada di samping putrinya.
"Dad." lirih bocah perempuan itu.
"Ya, Daddy disini sayang."
"Velyn rindu Daddy."
"Dad juga merindukanmu, kenapa kau bisa sakit hm?"
"Aku terlalu banyak makan ice crem Dad, maaf!" mendengar pengakuan putrinya, Alex langsung menatap tajam ke arah Viola.
"Kau sudah memberinya obat penurun demam?" tanya Alex pada Viola.
"Sudah." jawabnya takut ketika Alex menatapnya tajam.
"Oke, sekarang Velyn tidur ya. Daddy temani disini." bujuknya sambil berbaring di samping putrinya.
"Jangan pergi lagi Dad."
"Tidak sayang, Dad akan tetap disini menemanimu. Sekarang ayo tidur."
Bocah perempuan itu menurut, ia memejamkan mata dan memeluk Alex. Setelah putrinya tertidur dengan nyenyak, Alex memindahkan putrinya kemudian pergi menuju ruang tamu.
Di sana sudah ada Viola yang masih sedikit terisak.
"Kenapa kau tidak mengawasi Velyn dengan benar? Kemana saja kau ini."
"Aku benar-benar tidak tahu, maafkan aku."
"Lalu apa yang kau kerjakan hingga Velyn lepas dari pengawasan mu? Kau ini kenapa ceroboh sekali Viola!"
Deg!
Viola membatu mendengar lelaki yang ada di hadapannya menyebutkan namanya. Bukan panggilan sayang seperti biasa.
"Maafkan aku, tolong jangan marah padaku." kembali wanita itu terisak. Alex akan selalu luluh dengan air matanya. Dan ia yakin Alex tidak akan marah lagi.
"Tolong jangan menguji kesabaran ku, aku sedang banyak pikiran saat ini. Mengertilah kondisi ini, kau tahu ‘kan bagaimana posisi kita?"
"Aku mengerti, jangan marah lagi. Aku sedih ketika kau marah padaku." Viola memasang wajah penuh penyesalan.
"Sudah hapus air matamu, jagalah Velyn. Aku akan ke Rumah sakit menemani Kim."
"Hati-hati."
"Jaga diri kalian."
Alex berlalu keluar di ikuti Viola. Sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil Alex memeluk dan mencium bibir Viola.
"Aku mencintaimu, Vio!"
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE!