I Love Tentara

"Hah apa lo bilang" Aku coba memastikan kalo aku salah dengar mana mungkin tentara Agung sedang putus cinta.

"Gue bilang gue lagi sedih karena di tinggal sama Sri" Aku membekap mulut Agung yang sangat lemes itu.

"Sini ikut gue" Aku menarik tangan Agung dan membawanya ke taman belakang yang dulu Sri membawaku ke sini.

"Kenapa lo malah ajak gue ke sini, atau jangan-jangan lo mau.. " Aku Merauke kasar wajah Agung yang sangat menyebalkan itu.

"Jangan berpikir yang negatif, gue ajak lo ke sini biar lo bisa keluarin isi hati lo di sini"

"Caranya gimana" Aku melihat pantai yang ada di bawah sanah dan memandang pantai itu sejenak.

"Caranya dengan lo teriak dan lepasin semua beban pikiran lo"

"Tapi.... gu... "

"udah gak usah tapi tapian tinggal teriak aja kok, tenang dan di sini gak ada orang" aku tau kalo Agung malu untuk melakukan hal konyol seperti itu.

Aku melihat Agung yang mulai berdiri dan menarik nafas lalu.

"AAAAAAAA... AAAAAA..... AAAAAA.... " aku memberi tepuk tangan ketika Agung sudah kembali duduk di sebelah ku.

"Gimana lega kan rasanya" Aku menepuk-nepuk punggung Agung.

"Iya terimakasih ya udah bikin gue lepasin semua unek-unek yang sedari tadi tertahan"

"Iya tenang aja kita kan temen" kataku sambil memuku lengan Agung.

"Jadi sejak kapan lo suka sama Sri?" Aku mulai membuka pembicaraan atau lebih tepatnya ingin menginterogasi Agung.

"Haa sebenarnya gue gak mau cerita sih tapi oke lah kan lo yang udah bikin hati sama pikiran gue jadi lega"

"Iya terus gimana hah" sungguh aku sudah mauk mendengar ocehan Agung.

"hehe iya maaf, jadi gue itu udah suka sama Sri dari pertama gue di sini"

"Apa lo serius terus lo gak nembak Sri gitu... "

"Tolong jangan di potong cerita gue" aku menunjukkan deretan gigiku dan menggaruk kepala ku yang tak gatal.

"Jadi awalnya gue cuma merhatiin dia dari jauh dan gak berani deketin dia, terus gue ketemu sama senior gue bang Abi sama bang Rio mereka cukup deket sama Sri bahkan mbok Iyem, lalu gue sering ngikutin bang Abi dan sering ketemu sama Sri dan karena tau gue suka sama Sri bang Abi ngenalin gue ke Sri. dan dari situ gue sering deketin Sri dari beliin dia bunga, boneka, bahkan makanan kesukaannya gue beliin tapi Sri cuma ngagep gue sebagai temen. saat hari ulang tahun nya gue nembak Sri tapi Sri nolak katanya dia masih kecil dan belum waktunya untuk pacaran oke gue terima dengan ikhlas. Dan saat tadi gue denger pembicaraan kalian gue bener-bener sakit hati hiks..... hiks...."

Aku panik ketika Agung mulai menangis tak ku sangka Agung sungguh mencintai Sri.

Plak...

Karena panik aku pun menampar Agung "udah jangan nangis lagi lo itu cowok jangan karena putus cinta lo jadi lemah kaya gini"

Agung memegang pipinya yang tadi aku tampar, apakah sekeras itu tamparan ku hingga membuat Agung diam.

Saat Agung mengangkat tangan nya aku langsung menutup mataku ku pikir Agung akan menampar ku ternyata tidak dia memeluk ku.

"Makasih ya udah sadarin gue kalo cinta itu gak segalanya" Agung melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya.

"Kalo emang Sri gak cinta sama gue, gue bakalan ikhlas sin dia sama orang yang dia cintai"

"Nah gitu dong, itu baru temen gue" kami pun bertos dan tertawa.

Aku kembali ke kamu ku dan merebahkan tubuhku di kasus yang sudah 1 bulan ini menemaniku.

"kapan gue bisa ketemu sama kalian" Aku memandang kalung yang berbandul perisai dan ada tulisan kecil "Kesya Road Renegades" ini adalah kalung yang hanya di miliki oleh anggota geng Road Renegades.

***

Aku terbangu dari tidur ku, kurasa hari masih sangat pagi bahkan matahari belum menampakkan cahayanya.

Aku keluar dan berkeliling asrama hingga aku melihat Kevin yang sedang membaca sesuatu di ruang tengah.

"Hay bro lagi apa lo" Aku menyapanya seperti sudah akrab.

Sebenarnya aku masih marah dengan Kevin tempo lalu tapi aku coba untuk memperbaiki hubungan ku dan Kevin, karena aku tidak suka memiliki musuh.

"sok akrab lo" aku seperti ingin mencakar wajah tampan nya itu tapi aku urungkan ketika melihat kertas yang seperti sepucuk surat.

"Gue liat ya" aku langsung mengambil surat itu dan lari sejauh mungkin agar Kevin tidak mengambil surat nya kembali.

Aku membacanya surat itu hingga selesai betapa terkejut nya aku.

Aku yang masih syok dengan isi surat itu pun tidak sadar Kevin sudah mengambil surat itu dari tangan ku.

"Gak sopan ya lo baca surat orang lain" Aku masih terdiam hingga.

"Aaaaaa..... jadi lu udah nikah dan sekarang lo bakalan jadi ayah, Aaaaa.. selamat ya gue ikutan seneng" Aku menyalami Kevin sebagai ucapan selamat.

"APA" mendengar teriakan Kevin kurasa dia belum membaca surat itu.

Aku melihat Kevin yang terdiam hingga air mata jatuh dari pelupuk matanya.

"Gue bakalan jadi seorang ayah" aku mengaguk dengan semangat.

"Terus kenapa lo ngambil surat gue dan kabur hah" Aku berhenti meloncat bahkan ekspresi ku seketika berubah menjadi takut.

"hehe sorry ambil surat lo tanpa izin, sebenernya gue itu cuma mau memperbaiki hubungan kita yang buruk"

"maksud lo?"

"Ya lo tau sendiri kan kalo sejak awal kita itu musuhan dan gue mau kita temenan giman"

"Okelah lagian ngapain juga berantem sama cewek aneh kaya lo" Aku tersentak apa dia bilang cewek aneh.

"tunggu lo bilang gue apa?" tanyaku untuk memastikan.

"Gue bilang cewek aneh" aku mengepalkan tangan ku.

Buk....

Aku mengibaskan tangan ku setelah berhasil menonjok wajah Kevin.

"sihhh... kenapa lo nonjok gue hah" Kevin menyeka darah yang ada di sudut bibirnya.

" jangan bilang akh cewek anah paman, namaku keysa" aku menirukan perkataan yang selalu di ucakan oleh kartun sifa.

"Ada apa ini?" Aku terkejut ketika Abi tiba-tiba datang dari arah belakang, hingga tanpa sengaja aku menendang tulang kering Kevin.

"AAA.. Sebenernya lo ikhlas nggak sih baikan sama gue hah"

"eh sorry gue gak sengaja, sorry ya tapi serius gue minta baikan sama lo itu dari pupuk hati yang paling dalam"

"mumpung gue belum emosi lebih baik lo pergi dari hadapa gue" mendengar nada amarah Kevin aku pun langsung menciut.

"Ayo jangan buat dia marah" Abi membawa ku pergi.

Abi membawaku ke taman belakang "kenapa Kevin semarah itu sama kamu?"

"hehe tadi gue baca surat dari istrinya kevin terus gue di kejar terus gue minta baikan sama dia" ujar ku.

"Tumben kamu mau baikan sama seseorang" Dia pikir aku ini gak bisa apa baikan sama seseorang.

"Gue gak suka punya musuh" jawab seadaku.

"Yakin bukannya kamu itu anak geng motor dan kamu berakhir di sini karena mukulin musuh kamu kan" mendengar penuturan Abi barusan membuat hati ku sakit.

"Kenapa lo bisa tau semuanya, pasti ayah kan yang udah bilang sama lo" Aku berjalan ke pagar pembatas dan melihat pemandangan yang indah.

Menghirup udara segar, saat memejamkan mata aku teringat dengan kehidupan ku yang dulu, indah itu yang aku rasakan.

"Lo tau gue jadi bandel kaya gini itu juga karena trauma itu dan ayah yang gak pernah pulang bahkan saat ulang tahun gue"

"Maaf kan saya saya gak bermaksud menyinggung masa lalu kamu"

"Iya gak pap, Em terimakasih ya udah bikin gue berubah menjadi baik" ucap ku dengan menampilkan senyum termanis ku.

"Iya kita berjuang bareng-bareng ya" aku menggangu ketika Abi terus menyemangati ku.

Abi menyentuh Kepala ku dan mengurung pergerakan ku wajah kami hanya berjarak satu jengkel saja.

Semakin lama semakin wajah Abi mendekat, sungguh jantung ku sudah berdebar tak karuan.

Aku memejamkan mata dan......

***