NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8.

Acara pun di mulai. Untuk pembawa acara, aku meminta tetangga kontrakan yang kebetulan bekerja di salah satu gerai ayam yang menyediakan paket ulang tahun.

Melihat mereka yang sangat antusias dengan kue milik nayla membuatku tersenyum senang, begitu juga nayla yang tampak senang dengan acaranya kali ini.

"bagus ya kue nya?? Siapa yang mau???" kata mc itu, mbak dina.

"saya"

"saya"

"saya"

Dan masih banyak lagi yang berteriak menunjuk dirinya sendiri.

"yang mau, duduk dulu ya. Duduknya yang rapih, kita doa kan dan kita nyanyikan lagu ulang tahun dulu buat nayla nya. Ayok temen-temen, berdoa dimulai" kata mbak dina memimpin doa para anak-anak itu.

"berdoa selesai"

"sebelum kita nyanyi buat nayla bareng-bareng, mbak dina mau nanya nih. Ada gak sih yang mau maju kedepan nyanyi, nanti dapet hadiah loh dari mbak ana" kata mbak dina membuatku terkejut.

"waduuhh, hadiah apa. Aku kok gak kepikiran hadiahnya apa ya??" gumamku melirik mama.

"hadiahnya apa?" bisikku pada mama.

"uang aja, masih ada uang pecahan kecik sisa lebaran kemaren yang kamu tukerin itu mama simpen" kata mama. Aku pun bernafas lega.

"yaudah boleh, bawa sini ma" kataku. Mama pun segera mengambilkan uang pecahan kecil itu kedalam rumah, yang aku sendiri tak tau mama menyimpannya dimana.

Tak lama, mama pun datang membawa satu gepok uang pecahan lima ribuan ditangannya.

"masih banyak juga sisanya ma" kataku pada mama.

"yaa iyaaa, kan kemaren kamu kasih pecahan sepuluh ribu sama lima ribu. Ya mama kasih yang sepuluh ribu, yang lima ribu nya mama simpen. Niatnya buat lebaran depan lagi, malah kepake" kata mama.

"yaa lagian lebaran depan masih lama lah ma, ntar keburu abis" kataku sambil terkekeh kecil.

"iyaa udah sana keluar lagi" kata mama.

Aku pun keluar dari rumah menuju halaman acara.

"nah, itu dia mbak ana. Mbak ana, apa nih hadiahnya kalau ada yang berani nyanyi kedepan?" tanya mbak dina.

Aku pun tersenyum dan menunjukan gepokan uang lima ribuan di tanganku kepada mbak dina.

"waaaahh uang adik-adik, ayoo siapa yang mau maju. Lumayan loh buat jajan" kata mbak dina.

"aku, aku. Aku mau"

"aku juga mau"

"aku mau"

"akuuuuuuu"

Teriak seseorang di paling belakang, ternyata billy datang dengan menenteng sesuatu dan sebuah boneka di tangannya.

"walaaahh masa pacar mbak nya yang mau nyanyi, ngga ngga. Gak berlaku!" seru mbak dina membuat ku terkekeh.

Billy pun memilih masuk kedalam rumah setelah menyalami mama dan juga bapak yang berada didepan pintu, tak lupa ia memanggilku lebih dulu.

"ini buat nayla ya, bukan buat kamu" katanya sambil menyerahkan boneka dan juga bingkisan di tangannya.

aku pun menerima nya dengan wajah cemberut, ia pun terkekeh dan mencubit hidungku. Aku pun membawa bingkisan dan boneka itu kebagian kado yang sudah bertumpuk di depan rumah.

Tiga anak sedang bernyanyi didepan, setelah selesai aku pun memberikan masing-masing dua lembar pecahan lima ribuan.

Mereka kembali duduk dengan senyum senang.

Kemudian dua orang kembali bernyanyi dan setelah selesai kembali menghampiriku untuk meminta bagiannya.

"udah yaaa. Sekarang, siapa yang bisa baca doa makan???" tanya mbak dina.

"akuuu bisaaa" teriak salah satu anak perempuan seumuran nayla, sepertinya teman satu kelas nayla.

"ayoo sini maju, siapa namanya?" tanya mbak dina pada anak itu.

"nama saya helen mbak" jawabnya.

"oohh helen, temennya nayla ya?" tanya mbak dina.

"iyaaa teman sekolah" jawabnya sambil menganggukan kepala.

"ooohh temen sekolah, di MI juga ya? pantesan maju baca doa makan, ini mah pasti udah jago. Ayo coba gimana baca doa makan?" tanya mbak dina.

"bismillahhirrohmannirrohim, allahuma barik lana fimma rozak tana wakina adza banar" kata helen membaca doa mau makan dengan lafaz yang benar.

"iyaaa benerrr, ayoo mbak anaa kasihnya lebih yaaa ini doa loh" kata mbak dina membuatku terkekeh kecil.

Aku pun segera memberikan tiga lembar pecahan lima ribuan itu pada helen, begitu juga seterusnya hingga semua anak-anak itu kebagian. Meskipun tidak semua maju kedepan, tetapi aku tetap memberikannya masing-masing satu lembar.

"sekarang kita nyanyiin lagu ulang tahun yuk buat nayla, satu dua tigaaaaaa ...

Selamat ulang tahun kami ucapkan

Selamat panjang umur kita kan doa kan

Semoga sejahtera sehat sentosa

Selamat panjang umur dan bahagia.

Tiup lilinnya tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga sekarang juga"

Nayla pun meniup lilin yang ada diatas kue besar itu dengan angka sepuluh, ku lihat mata mama dan juga bapak sudah berkaca-kaca melihat pemandangan didepannya.

"potong kue nya, potong kue nya, potong kue nya sekarang juga sekarang juga sekarang jugaa" suara mbak dina kembali berdendang.

Nayla pun mulai memotong kue nya sekali potong, dibantu oleh mbak dina yang memotongkan kue pertama.

"nah ini kue pertama, nayla mau kasih ke siap nih?" kata mbak dina. Nayla pun jalan menghampiri ku, aku sudah tau pasti ia akan memberikannya padaku. Tapi, aku membimbingnya jalan menuju mama dan juga bapak untuk memberikan potongan kue pertama itu untuk keduanya.

Nayla pun menyuapi mama dan juga bapak kue yang ada di tangannya, kemudian menyuapiku. Aku menerima nya dengan mata berkaca-kaca.

"aku harap bisa membuat mereka bahagia selalu suatu hari nanti" gumamku dalam hati.

"nah, nay sekarang temannya dong dikasih kue nya. Ayok mbak ana, bantu nayla ya potongin kue nya" kata mbak dina. Aku pun segera bangkit dan menghampiri keduanya setelah menitipkan sisa uang tadi.

Aku memotongkan dengan ukuran yang lumayan tebal, agar cepat habis yang tidak terbuang sia-sia. Untuk para ibu-ibu yang mengantarkan anaknya, mama sudah menyedia kan makanan sendiri yang sudah tersedia di piring begitu juga dengan minuman nya.

Layaknya parasmanan, mereka bebas mengambil apa saja yang sudah di sedia kan di meja depan rumah kontarakan yang tidak ada orangnya itu.

"nah alhamdulillah ya kue sudah di bagi rata semua ya? Berarti acara nya udah selesai, makasih nayla acara nya bagus banget. Semoga suatu saat temen-temen yang lain bisa gantian undang nayla ke acara temen-temen, iya gak temen-temen" kata mbak dina.

"iyaaaaaaa" jawab mereka serempak.

"sama-sama semua, nayla juga ucapin makasih buat temen-temen semua karna udah dateng ke acara nayla ya. Maafin kalau ada yang kurang berkenan baik segi apapun ya ibu-ibu, maafin kalau ada salah-salah yang kurang berkenan di hati ibu-ibu sekalian" kataku mewakili nayla dan kedua orangtuaku.

"iyaaa mbak tenang aja gak ada mbak, mala kita kenyang"

"iyaaa bener tuh, kenyang banget"

"iyaaa bener"

Jawab mereka berebut membuatku dan mbak dina terkekeh bersama.

"adek-adek, nanti yang namanya di panggil sama mbak dina jalan pamitan ke depan pintu rumah nayla ya?" kata mbak dina.

"ayok mulai dari fajrin, mana fajrin" lanjut mbak dina. Ia pun mulai memanggilkan satu persatu anak-anak yang di undang oleh nayla hingga semuanya habis dan acara selesai.

"alhamdulillah selesai juga" kata mbak dina sambil duduk berselonjor dihalaman rumah.

"ini minum dulu mbak, gak aus tuh dari tadi ngoceh bae" kataku membuatnya terkekeh.

"yaa aus, tuan rumah gak peka nih gak disediain air minum hahaha" jawabnya.

"haha iyaa iyaa nih minum dulu, kasian. Makan mau makan?" tanyaku meledek nya.

Ia pun hanya terkekeh mendengar perkataanku.

"nay, masukin dulu gih itu kado nya. Minta tolong sama mas billy ya bantuin" kataku pada nayla. Ia pun menganggukan kepala.

"mas billy, bantuin aku dong ambilin kado didepan" kata nayla pada billy.

"okeee, ayoookk. Tapi nanti mas billy di bagi ya?" kata billy menjawab perkataan nayla.

"jangan lah, itu kan punya nay. Masa mas billy mau, kan mas billy bisa beli sendiri" jawab nayla dengan bibir mengerucut.

"iyaa lah iyalah, yuk ah" kata billy menggandeng nayla kehalaman rumah.

"kamu udah makan bil?" tanyaku sebelum billy menuju ke tempat dimana para kado itu diletakkan.

"belum, nanti aja bareng sama kamu" jawabnya mengedipkan satu matanya.

"dih" gumamku melihat tingkah genitnya.

"cieeeee" Ledek mbak dina sambil tertawa.

bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!