Trio Kampret Next Gen
Giliran keturunan Trio Kampret plus Dewa n Romeo
- Alsaki Baskara dan Kaysa tidak pernah akur namun mereka akhirnya jatuh cinta dan akhirnya menikah.
- Kaivan Reeves bertemu dengan Anastasia Bulgakov, gadis Russia yang menjadi guru di sebuah biro pelajaran bahasa Russia ketika hendak dirampok saat pulang mengajar. Beda bahasa, membuat keduanya mengalami gagap budaya tapi malah membuat semakin dekat.
- Raiden Park bertemu dengan Dewi Mentari, seorang gadis indigo yang marah karena maketnya dihancurkan Raiden. Pasangan itu menjadi pasangan paling kacau dari trio kampret.
- Sagara Hadiyanto jatuh cinta pada Khadijah Al Kahfi sejak SMA. Pria itu jatuh bangun untuk meyakinkan gadis yang lebih tua darinya.
Generasi ketujuh klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hoshi Khawatir
"Pak Quinn..." panggil Septian, pengacara keluarga yang datang untuk mengurus keempat anggota keluarga Pratomo.
"Septian ..." senyum Hoshi yang sedang mengobrol dengan Kapolda.
"Pak Kapolda..." Septian bersalaman dengan Kapolda.
"Pak Septian."
"Tian, tolonglah segera diurus tuh cucu-cucu aku sama pengawalnya. Bukan apa-apa, semalam mereka bikin perkara..." ucap Hoshi sambil tertawa.
Septian menatap Hoshi dan Kaivan yang mendampingi opanya. "Apa yang terjadi ? Aku tahu waktu mas Lachlan di ruang interogasi, ada hantu anak kecil yang mengganggu ruang monitor..." kekeh Septian.
Hoshi dan Kaivan melongo. "Nonik sudah duluan ?" seru Kaivan yang tahu Lachlan dan Raiden selalu bersama dengan hantu anak kecil Belanda yang biasa dipanggil Nonik.
"Apa maksudnya pak Septian ?" tanya Pak Kapolda bingung.
"Dua cucu aku indigo, pak Kapolda jadi mereka jahilnya minta ampun ..." kekeh Hoshi. "Teman-teman mereka diluar Nurlela ..."
"Astaghfirullah... Lalu semalam apa yang terjadi?" tanya pak Kapolda.
"Raiden Park menyuruh mbak Kunti ke sel sebelah bikin para napi pingsan ..." jawab Kaivan.
Kapolda dan Ajudannya melongo. "Yang benar Kaivan ?"
"Monggo bapak tanya dengan polisi yang jaga atau para napi sendiri..." senyum Kaivan.
"Makanya aku minta mereka jangan lama-lama di sel ... Bisa bikin jantungan para napi ..." kekeh Hoshi. "Aku lebih mengkhawatirkan kondisi mental mereka."
Kaivan menatap opanya dengan tidak percaya. Tumben Opa lebih memikirkan orang lain daripada empat orang di sel.
"Kalau mereka koit, kan tidak lucu kita dituntut gara-gara kirim mbak Kunti bikin orang tewas ketakutan..." lanjut Hoshi cuek.
Septian terbahak sementara Kaivan menggelengkan kepalanya. Pak Kapolda dan Ajudannya hanya bisa tersenyum simpul karena tahu keluarga Sultan di hadapan mereka sering asal njeplak.
***
"Opa kok lebih mikir para tahanan di sebelah sel L ?" tanya Kaivan saat mereka pulang ke PRC Group di Kuningan.
"Kai, dengar, apa kamu tidak lihat kalau mereka semalam macam kena mental ?! Lagipula, kalau kelamaan tuh Dendeng dan Nonik, yang ada mereka semakin brutal ngerjainnya. Wong macam ketemu partner in crime tak kasat mata dan ini yang lebih susah karena tidak bisa dilawan kecuali dengan doa ..." jawab Hoshi cuek.
Kaivan menggelengkan kepalanya. "Ampun deh ... Susah punya saudara diluar Nurlela..."
Hoshi menoleh ke arah cucunya yang tampan. "Bagaimana si gadis Russia?"
Kaivan melongo. "Eh?! Gadis apaan?"
"Halah ! Kamu nggak usah sok imut deh ! Kalian sudah makan siang dan makan malam berapa kali coba !" balas Hoshi judes.
Kaivan cemberut karena susah punya Opa yang memiliki mata-mata dimana-mana.
"Baik-baik saja ..." jawab Kaivan pada akhirnya.
"Siapa namanya ?"
"Anastasia Bulgakova."
"Muslim?"
"Alhamdulillah Opa..."
"Cantik?"
"Doppelganger nya Oma Alexandra Giandra..."
Giliran Hoshi yang terkejut. "Mirip Oma Alexandra?"
"Mirip banget !" jawab Kaivan.
"Dia di Jakarta ngapain?"
"Kerja sebagai pengajar di biro bahasa Russia daerah Casablanca..."
"Lusa bawa ke PRC. Opa mau ketemu !"
Kaivan terkejut. "Lha aku dan Ana saja cuma berteman Opa ... Tidak ada yang lain."
"Belum saja. Pokoknya bawa anak itu bertemu dengan Opa sebab papa dan mama kamu kan masih di Spanyol ... Jadi Opa yang menggantikan mereka !" putus Hoshi tegas.
Kaivan hanya menghela nafas panjang. "Njih Opa ..."
***
Sel Tahanan Polda Metro Jaya
Khadijah dan Nareswari hanya tertegun melihat sel empat orang itu digembok dengan rantai sepeda.
"Ini kenapa ?" tanya Nareswari ke Lachlan.
"Dirusak Dendeng ..." jawab Lachlan lelah.
"Harusnya bisa kabur dong?" goda Nareswari.
"Bisa mbak tapi sayangnya depan sudah banyak polisi... " jawab Raiden. "Ini tho yang namanya Khadijah..."
Khadijah tersenyum. "Halo ..."
"Hai, aku Raiden Park ... Biasa dipanggil Dendeng... Masih SMA kelas satu tapi sekolah online soalnya di Tokyo aku tidak bisa jadi detektif hantu..." Raiden mengulurkan tangannya ke Khadijah dan keduanya saling bersalaman.
"Khadijah Al Khafi, pramugari Garuda..." senyum gadis berdarah Arab itu.
Raiden dan Lachlan langsung menoleh penuh arti ke Sagara. "Ooohhh pramugari Garuda... Pantas kamu demen banget naik Garuda kemana-mana... Ternyata ada udang dibalik perutnya pak Jampang..." cengir Raiden membuat Sagara menatap judes sementara pak Jampang pasrah saja jadi bahan Julid sel sebelah.
"Shut up Dendeng !" hardik Sagara dengan pipi memerah.
"Oh mbak Dijah, asal mbak Dijah tahu, aku bisa berkomunikasi dengan hantu lho..." kerling Raiden.
"Dendeeeeenngggg !" tegur Lachlan, Nareswari dan Sagara yang tentu saja membuat polisi yang berjaga dan napi disana semakin merinding.
"Lho serius. Tadi malam aku suruh tuh mbak Kunti ke sel sebelah gara-gara menghina keluarga aku..." jawab Raiden polos.
"Hah?" Khadijah menatap bingung ke Sagara.
"Jangan didengarkan. Bisakah kamu agak kemari... " Sagara berdiri dan berjalan menjauhi keluarganya.
"Nonik... Disini?" bisik Raiden.
"Apa kak Dendeng?" ucap Nonik bahagia. "Nonik suruh nguping?"
"Kamu kok cerdas sih ... Tahu aja..." seringai Raiden.
"Nonik, kalau kamu nguping Sagara dan Khadijah, kak L kirim kamu pulang !" ancam Lachlan membuat Raiden dan Nonik menatap Lachlan sebal.
"Mas L nggak asyik !" gerutu Raiden sambil bersedekap.
"Iya, Kak L nggak asyik !" timpal Nonik.
Nareswari cekikikan mendengar percakapan ketiga... Eh dua orang dan satu hantu itu. Shohei memilih tidak mendengar apapun dan memilih ngemil potato chips.
***
"Kamu ngapain kemari?" tanya Sagara ke Khadijah.
"Aku dengar saat tadi malam hendak ke Jakarta kalau kamu dipenjara karena mas L menembak orang... Apakah benar itu Danar, Gara?" tanya Khadijah yang tahu adik kelasnya sangat nakal. "Memang Danar berbuat apa, Gara?"
"Kamu ingat kan dua tahun lalu orang tua Danar meninggal di kebakaran pondok mereka? Danar lah pelakunya" jawab Sagara. "Jangan ditanya aku tahu dari siapa tapi itu kenyataannya."
"Lalu, bagaimana kamu bisa masuk sel?" tanya Khadijah.
"Aku mengkonfrontir Danar dengan memancing bahwa ada uang milik orang tuanya di bank keluarga aku. Kan pak Parman almarhum pegawai bank Arta Jaya. Danar datang tapi aku memintanya untuk menyerahkan diri, dia menolak dan menempelkan pisau di leherku hingga terluka terus mas L menembak dengan Glocknya peluru bius di sisi sini ..." Sagara menunjuk pinggangnya. "Dan setelahnya, kami ditahan deh..."
Khadijah melihat leher Sagara yang ditutup perban. "Siapa yang mengobati?"
"Mbak Kay, pacarnya Mas Alsaki. Dia dokter" jawab Sagara. "Kamu kok tahu aku disini?"
"Kamu kan terkenal Gara. Karena kamu anak Dewa Hadiyanto... Jadi ramai berita soal kamu dan saudara-saudara kamu dan aku tahu kamu disini juga dari berita. Aku hanya ingin tahu, kamu baik-baik saja." Khadijah tersenyum manis ke Sagara.
"Terimakasih Dijah. Kedatangan kamu membuat aku se... Tunggu ... Kenapa aku merinding?" Sagara langsung menoleh ke belakang dan melihat keempat orang di sana langsung pura-pura sedang main kartu. "Brengseeekkk kalian ! Aku tendang kalian semua ke Timbuktu! Kecuali mbak Nyes !"
Khadijah menatap Sagara bingung. "Ada apa Gara?"
"Dasar keluarga minus akhlak !" umpat Sagara. "Nonik ! Mbak Ningsih ! Jangan mau disuruh nguping sama dua durjana itu !"
Terdengar suara cekikikan membuat Khadijah reflek memegang tangan Sagara karena kaget sedangkan para napi disana hanya bisa pasrah mendapatkan teman satu ruangan di luar prediksi BMKG.
"Apa maksudmu Gara?" tanya Khadijah yang baru merasakan merinding.
"Kamu tahu film seri Ghost Whisperer? Nah, tuh berdua macam gitu !" ucap Sagara galak ke arah Raiden dan Lachlan yang hanya memasang wajah polos.
"Hah ? Masa sih?" tanya Khadijah. "Jadi tadi yang Raiden bilang itu beneran kejadian?"
"Benar kak ! Tadi malam ada mbak Kunti disini..." seru para Napi di sel sebelah.
Khadijah melongo. "Gara, saudramu ajaib..."
"Memang !" balas Sagara yang kemudian baru sadar kalau Khadijah menggenggam tangannya. Khadijah yang menyadari dia memegang tangan Sagara, buru-buru melepaskan genggamannya namun Sagara menggenggamnya kembali. "Aku senang kamu kemari..."
Pipi Khadijah memerah.
"Woi ! Di sel kok malah sok mesra ! Bikin para jomblowan nelangsa cumiii !" celetuk Raiden.
"Iya tuh bocah !" timpal Jampang.
"Eh pak Kingkong... Udah nggak nantangin pak ?" seringai Raiden.
"Ini lagi golek molo ( cari penyakit )" keluh Lachlan sambil menepuk jidatnya.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
Mndingn sel'ny ga ush d gmbok,toh mreka jg ga bkln kbur....drpd tar rsak lg.....🤣🤣🤣
ajari ya dendeng mushi... kamu kan anak baik hati dan tidak sombong 🤭🤭
pantes g pernah diajak juga.
mksdnya apa?