NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:87.5k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

Terikat oleh kisah masa lalu yang saling bertalian, takdir pun menuntun langkah tiga pemuda pengembara untuk dipertemukan. Mereka harus melakukan perjalanan bersama untuk menggenapi takdir karmaphala.

Ada kutukan bawaan lahir yang harus dimusnahkan, ada juga kutukan takhta berdarah yang harus mereka hancurkan. Di samping itu, ada nama baik seseorang yang telah difitnah selama bertahun-tahun harus dibersihkan untuk mengembalikan kehormatannya.

Dibimbing takdir lewat jiwa-jiwa masa lalu yang masih tercecer di buana, ketiganya menghadapi berbagai macam rintangan dan goda tanpa gentar. Tujuan perjalanan mereka adalah Istana Kerajaan Jagat Kawiwitan karena dari sanalah segalanya berawal.

Namun, sebelum itu mereka harus singgah ke sebuah gunung untuk bertemu dengan ratu siluman ular. Perjalanan menuju ke sana pun tidak mudah, karena selama berada di wilayah hutan dan gunung ilmu kanuragan mereka tidak bisa digunakan, padahal ada begitu banyak bahaya mengancam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ARC 1.18 PERTEMUAN: BERBENTURAN

Suara itu sempat mempengaruhi jiwa Bumirang. Seolah ada bagian dari dirinya yang merasa sangat familier terhadap suara tersebut, sehingga jiwa menjadi begitu gelisah saat mendengarnya. Namun, seruan-seruan Kamandaka yang sedang mengagumi rumah berhasil menariknya kembali ke kesadaran penuh.

Bumirang pun segera melanjutkan langkah. Setelah berada di dalam dan menutup pintu, dia kembali tertegun. Hawa siluman yang tadinya hanya samar-samar, semakin ke sini terasa kian kuat.

Sesaat dia mengkhawatirkan Kamandaka, tetapi mengingat bahwa jiwa pemuda itu tidak selemah yang ditunjukkan, Bumirang pun bisa merasa sedikit lega. Hanya sedikit karena sesungguhnya anggapan barusan hanyalah asumsinya saja. Benar atau tidak, belum ada bukti yang lebih akurat. Jadi, supaya lebih aman, dia tidak akan membiarkan Kamanda memilih satu kamar untuknya sendiri. Namun dia kalah cepat dari pemuda itu untuk menyampaikan keputusan.

"Bumirang, aku pilih kamar yang ini." Sembari berbicara Kamandaka sudah membuka pintu.

"Tunggu dulu." Bumirang bergegas menghampiri.

"Aku ngantuk," rengek Kamandaka seperti anak kecil. Setelah itu, dia langsung menutup pintu dan dari suara berisik seperti benda bergeser, Bumirang tahu pemuda itu sedang menggeser palang pintu masuk ke lubang penahannya. Bumirang menghela napas resah.

Berdiri di depan pintu, dia berusaha membujuk Kamandaka, "Kita gunakan satu kamar saja, jangan mengotori banyak tempat. Buka pintu, aku juga ingin masuk."

Kamandaka menatap ke arah pintu. Perangainya telah berubah serius, tidak lagi bodoh dan konyol. Namun, ketika membalas Bumirang cara bicaranya masih sama seperti Kamandaka yang tidak waras dan suka merengek.

"Aku tidak mau. Malam ini aku mau menikmati tempat tidur empuk ini untukku sendiri. Kamu cari yang lain saja. Bukannya pelayan itu sudah bilang kalau kita boleh menggunakan kamar yang mana pun ...."

"Kamandaka, dengarkan---"

"Tidak mau dengar. Aku mau tidur, jangan ganggu!"

Setelah itu, Kamandaka melompat ke atas pembaringan dan menimbulkan suara seperti benda jatuh dibanting supaya Bumirang mengira dirinya langsung tidur. Bumirang mengembuskan napas lelah dan menggeleng lemah. Kamandaka sebenarnya memang tipe orang yang keras kepala, keras hati. Namun, selama ini dia belum pernah membangkang pada Bumirang.

Merasa hanya akan sia-sia, Bumirang pun tidak membujuk lagi. "Baiklah kalau begitu. Aku ada di kamar sebelah kalau ada apa-apa berteriak saja."

"Iya, aku tahu. Sudah tidur sana."

Sesaat Bumirang terlihat ragu, tetapi kemudian bergegas masuk ke kamar yang berada tepat di sebelah kamar Kamandaka. Mengetahui bahwa Bumirang telah pergi, Kamandaka segara turun dari pembaringan. Mendekati dinding yang berbahan kayu papan cukup tebal, kemudian meraba-raba permukaanya.

Sesekali dia juga menempelkan telinganya ke permukaan dinding, lalu mencoba mengintip dari sela-sela dinding papan yang sempit. Sesaat kemudian dia menghentikan aksinya, lalu berdiri mematung dengan tatapan serius dan tajam. Sekarang ini sosoknya tampak lebih mirip Kamandaka si pendekar sakti, pemilik senjata yang diberi nama Oyot Ngulo.

Dalam posisi berdiri, dia menempelkan telapak tangan kanan ke dinding, sedangkan telapak tangan kirinya menempel pada dada. Perlahan memejamkan mata, kemudian memusatkan pikiran ke satu titik. Layaknya teropong, mata batin yang telah dibuka, dengan mudah meluaskan area pandang. Menembus padat menjangkau jarak, demikian pula pendengarannya, mampu mendengar suara sangat halus ataupun suara dari jarak yang sangat jauh.

Di pendopo, pesta masih berlangsung. Tidak hanya menari, perempuan-perempuan itu pun menghibur para bangsawan dengan cara membiarkan mereka menjamah tubuh sesuka hati. Dari pendopo, Kamandaka mengeser pandangan ke pondok kecil tempat mereka tadi makan.

Di salah satu ruangan yang terletak di area belakang, ada seorang perempuan sedang duduk di sudut sambil memeluk kedua kaki. Wajahnya menunduk di atas lutut, bahu dan punggung berguncang-guncang halus diiringi suara isak. Kamandaka memang sempat menghentikan pandangan cukup lama pada si perempuan, tetapi sebenarnya yang sedang dia cari-cari bukan itu.

Akhirnya dia pun kembali mengedar pandangan. Kediaman Raden Sono Baur ini terdiri dari beberapa rumah besar dan kecil, di mana-mana ada penjaga, para pelayan pun mondar-mandir. Api-api obor sebagai sumber penerangan bergoyang-goyang tertiup angin. Selagi menjelajah, alih-alih menemukan apa yang dicari, Kamandaka justru mendapati hal lain.

Suara menggelesar disertai desisan terdengar merambat lembut di bumi. Hawa siluman menguar dan meningkat lebih tajam berkali-kali lipat, tetapi sosok makhluknya tidak juga terlihat. Mata batin Kamandaka bergerak liar, ke sana-kemari mencari arah dari mana suara menggelesar itu berasal.

Akan tetapi, sebelum berhasil menemukan sosok si siluman, tiba-tiba saja tatapannya berbenturan dengan pandangan orang lain. Keduanya sama-sama terkejut dan sama-sama refleks menarik diri. Di waktu yang bersamaan, Bumirang tersadar dari semadi dan langsung membuka mata.

Sang Hyang Acintya .... Siapa itu? Gumamnya dalam hati sambil menatap dinding tanpa berkedip.

Sementara itu, Kamandaka tubuhnya langsung terdorong mundur dan berhenti ketika membentur tepian tempat tidur. Mata pun menatap nanar dan jantungnya berdegup tidak beraturan.

Bumirang. Apa dia tau itu aku? Tidak. Aku rasa tidak.

Kamandaka duduk termenung di tepi pembaringan, memikirkan kejadian barusan. Ya, dia tahu pasti mata batin yang berbenturan dengannya barusan adalah milik Bumirang.

Siluman ular. Bagaimana mungkin ada siluman ular yang meninggalkan Gunung Ndapan. Aku sudah terlalu lama tertidur, ada banyak hal yang tidak aku tau. Dan Nyai Basingah, di mana dia? Jelas-jelas orang itu mengatakan kalau dia ada di sini. Tapi ....

Mata pemuda itu memyipit. Apa maksudnya Nyai Basingah menyukai wajah tampan dan kulit bersih?

1
Bayu Lucifer
the end
Dragon🐉 gate🐉
Bumiraaang... jangan lama-lama di dlm Kawah... nanti gosong terbakar
Dragon🐉 gate🐉: wah kl itu sih emang Penyakit paling berbahaya.. soalnya Dokter aja gak sanggup buat nyembuhin 😅🤣🤣
ALTAIRAEL: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aku lagi kena penyakit ingin rebahan total. Pasti lanjut kok, sebenarnya tinggal kisaran 10 bab lebih. Tapi rasa malas ini gak bisa diajak kompromi.
total 2 replies
Nusa thotz
siiiip thor...semangat lah!!!
Mesin Waktu
Deskripsinya yang puitis mengingatkan saya pada film-film kolosal zaman dulu. Pendekar Penyair Berdarah!
Dan saya salut Author bisa kepikiran menciptakan bahasa sendiri. Ini jadi nilai plus dan menambah kesan mistis. Terima kasih sudah membuat karya yang baik 👍
Windy Veriyanti
kalian ada di mana, Bumirang dkk? 😢
GembeL
Luar biasa
Bayu Lucifer
THE END......🦆
4wied
bukankah dalam ilusinya ibundanya Restu di pancung, bukankah kalo dipancung gak perlu digantung??
mungkinkah author punya jalannya sendiri /Hey//Hey/
4wied: karena dlm bayangansaya kalo digantung dgn penyangga leher sebagai kuncian, sedangkan kalo terpancung dgn kepala terputus berarti dipancak atau dipasak atau juga disalib
4wied: nah itu paham
total 3 replies
rajes salam lubis
ok
4wied
baca novel ini ada banyak pelajaran penting dalam kehidupan,rasanya ada bagian dlm diri tertobok suatu kebenaran yang tak kasat mata, mantab Thor, cerita ini bagus banget
Dragon🐉 gate🐉
wah gawat !! apa Bumirang benar" tenggelam di danau Lava & tak bisa berenang kepermukaan smpe sekarang ??
Dragon🐉 gate🐉: gak masalah Thor, RL lbh penting.. selalu di tunggu Up nya,Semangat Thor 💪/Watermalon//Watermalon//Watermalon/
ALTAIRAEL: Sorry 🙏🙏🙏 RL lagi gak bisa dibagi waktunya. Aku usahakan minggu depan update. Sabar ya Kak🥲🥲🥲🥲
total 2 replies
Abdulah Albanjalani
Luar biasa
4wied
ini setuju banget, gak ada yang serba instan semua butuh proses
4wied
mantab banget Thor, ini beneran keren. soalnya cerita seperti ini sangat jarang ada.....
cerita ini penuh dengan perjuangan, cinta kasih, juga tantangan
pokoknya berasa ugh.....banget
Abdulah Albanjalani: setuju bgt Bosss
total 1 replies
4wied
Thor,boleh tanya...
pada dasarnya Oyot Ngulo itu Ular yang seperti akar atau akar yang seperti ular...???
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
4wied: palingan yang agak keren sensiviera atau lidah mertua
ALTAIRAEL: Kerenan dikit napa🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
4wied
wah bakalan ada yang lebih seru lagi ni
Dragon🐉 gate🐉
Spadaaa~ ... Dragon kepada Bumirang .. Dragon kepada Bumirang..! apakah sedang di luar jangkauan Ganti!
Dragon🐉 gate🐉: 🤦alahaaayy...
ALTAIRAEL: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 sorry🙏🙏🙏🙏🙏 Bumirang dkk masih blm siap syuting lagi. Rencana hari ini batal total
total 2 replies
4wied
ah... siapa lagi ini bocah
4wied
maksudnya melolong kali
4wied
lho kok ?????
bukannya lagi bertarung di luar y
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!